Pemberontakan

1441 Words
Sementara rombongan Aaron bergelut dengan zombie mutasi ketiga, maka lain halnya dengan markas selatan. Markas selatan tiba-tiba menghadapi sebuah bencana yang tidak terduga. Hal itu disebabkan karena serangan zombie mutasi kedua yang sebelumnya terjadi sebelum pohon yang berotot itu ditumbuhkan. Ternyata salah satu dari warga sipil tergores oleh oleh zombie mutasi kedua pada saat dia diam- diam ingin mengambil buah dari pohon yang ditumbuhkan oleh Ken. Pada saat itu tidak ada yang mengira jika pria berusia 40 an itu masih berada di halaman markas Selatan. Sebab saat itu Saga sudah menyuruh semua orang untuk kembali ke barak masing-masing. Hal itu membuatnya berada dalam bahaya karena zombie mutasi kedua tiba- tiba melompat tembok markas Selatan. Alhasil dia tergores oleh salah satu dari zombie mutasi kedua. Sayangnya tidak ada yang mengetahui jika dia sudah tergores. Sebab pada saat itu semuanya terfokus pada Aaron dan juga Sean yang segera membereskan zombie mutasi kedua. Pada kesempatan itu, pria yang tergores zombie mutasi kedua segera melarikan diri ke barak, tempat ia selama ini tinggal. Akhirnya gejala untuk berubah menjadi zombie mulai terlihat. Pada saat itu terjadi kepanikan luar biasa di markas Selatan. "Tolong! Ada yang menjadi zombie!" Teriak salah satu warga yang kebetulan berkumpul di halaman markas selatan. Pria yang tergores tadi juga ikut berkumpul, dan ternyata dia mulai menunjukkan gejala perubahan menjadi zombie. Matanya memulai tenggelam. Kulinya memutih dan muncul tonjolan- tonjolan urat seperti pohon di kulitnya. Dan yang terakhir, dia mengerang. Jenderal Mayer yang mendengarnya segera mendatangi lokasi kejadian. Dia segera menyuruh pasukannya untuk melumpuhkan pria yang menjadi zombie tadi dan menyuruh kepada seluruh pasukan untuk memeriksa semua orang. Dia menyuruh prajurit untuk memeriksa tubuh warga pengungsi untuk memastikan jika mereka tidak memiliki luka seperti pria itu. Sementara bagi wanita, mereka akan diperiksa oleh wanita yang dipercaya oleh Jenderal Mayer. "Segera amankan seluruh pengungsi di sini titik pisahkan laki-laki dengan perempuan, Tugas kalian memeriksa tanggung si laki-laki dan memastikan jika tidak ada luka di tubuh mereka. Sementara yang perempuan, Nona Desi aku mengandalkanmu untuk memeriksa mereka. Tolong jangan pernah menyepelekan perintah ini, karena pemeriksaan ini berkaitan dengan kelangsungan hidup seluruh penghuni mereka Selatan. " "Siap." Mau tidak mau semua penghuni markas Selatan yang berstatus warga sipil harus menuruti perintah Jenderal Mayer. Mereka memisahkan diri berdasarkan jenis kelamin. Kemudian menuju ke ruangan terpisah untuk dilakukan pemeriksaan fisik. Nyatanya, tidak ada yang tahu jika Jenderal Mayer sangat senang melihat ada manusia yang menjadi zombie--- yang muncul di antara ratusan penghuni markas Selatan. Dengan demikian dia tidak perlu berburu zombie di luar benteng yang kemungkinan besar membahayakan pasukannya dan juga dirinya sendiri. 'Takdir berpihak padaku fufufu...' batin Jenderal Mayer. Beruntung laki-laki itu hanya menjadi zombie biasa pada umumnya. Oleh karena itu dia sangat mudah dilumpuhkan karena memiliki kecepatan yang lambat dan juga tidak memiliki kecerdasan seperti zombie mutasi kedua. Draco yang berhasil membereskan laki- laki yang menjadi zombie tadi meminta petunjuk dari Jenderal Mayer mengenai mayat zombie yang baru saja ia lumpuhkan. "Lapor, apa yang harus kami lakukan pada mayat ini, Jenderal?" Tanya Draco. Jenderal Mayer secara otomatis tidak ingin menyia- nyiakan kesempatan untuk memiliki kemampuan seperti ketiga anak buahnya yang pergi meninggalkan markas. Dia pun menyuruh Draco untuk mengirim mayat zombie itu ke sudut markas untuk dibakar. "Bawa undead itu ke sudut markas dan bakar." "Baik." Akan tetapi yang tidak diduga oleh pelaku dan juga rekan-rekannya adalah Jenderal Mayor juga ikut mengawasi jalannya pembakaran mayat Zombie. Dia bahkan terlihat lebih antusias daripada rekan-rekannya yang lain yang sudah membereskan zombie tadi. Ketika mayat itu dibakar, Jenderal Mayer segera menyuruh anak buahnya segera pergi dari mayat zombie yang dibakar. Hal itu semakin membuat pasukannya semakin bingung. "Sekarang tinggalkan tempat ini. Jangan ada seorangpun yang datang kecuali dengan perintahku. " "Siap." Tentu saja mereka semua tidak bisa membantah perintah Jenderal Mayer. Mereka pun melaksanakan perintahnya dan menjaga area pembakaran zombie sehingga tidak ada seorangpun yang bisa masuk. Jenderal Mayer dengan mata penuh keserakahan menatap mayat zombie yang sedang masih dilahap api. Dia tidak sabar menantikan munculnya Crystal zombie yang berada di kepala zombie yang sedang dibakar itu. Semua ini ia ketahui dari monitor pada saat memperhatikan makhluk yang pertama Devos. Tak terasa waktu satu jam berlalu. Akan tetapi Jenderal Mayer masih tidak bergeming dari tempatnya berdiri. Dia terlalu antusias untuk mendapatkan Crystal Zombie sehingga tidak merasakan rasa lelah. Keinginan untuk mendapatkan kekuatan melalui kristal zombie nembuatnya mati rasa terhadap rasa lelah. Draco yang melihat hal tersebut merasa khawatir pada Jenderal Mayer. Dia pun mendekati dan membujuk agar Jenderal Mayer beristirahat. Akan tetapi dia justru mendapatkan kemarahan dari sang Jendral. " Sudah kubilang jika tidak boleh ada seorangpun yang kemari! Apakah kau sudah tidak lagi mendengarkan perintahku Sersan Draco?! " teriak Jenderal Mayer marah. Sebelum yang menaklukan markas pusat maka tidak boleh ada seorang pun yang tahu rahasia kristal Zombie. Setelah dia menaklukkan markas pusat maka dia bisa merekrut pasukan terpercaya untuk ia beri kristal zombie dan menjadi pasukan elitnya. Hal tersebut akan memudahkan dirinya untuk menguasai seluruh markas di bumi dan menjadi raja para manusia yang baru. Dan ketika Aaron berhasil membuat serum itu maka seluruh manusia di bumi sudah berada di bawah ke perintahnya. Jadi tidak akan ada lagi pemerintahan demokrasi seperti dahulu, yang ada adalah pemerintahannya yang absolut. Dan Saara tidak bisa berbuat apapun saat makanan untuk manusia yang tersisa dibawa kendalinya. "Siap, maafkan saya Jenderal." "Segera kembali ke posisimu, Prajurit!" "Baik!" Tak lama kemudian kristal zombie itu mulai terlihat setelah seluruh tubuh zombie yang terbakar itu menjadi abu. Senyum Jenderal Mayer melebar setelah melihat kristal zombie berkilau di antara abu yang masih belum padam sepenuhnya. Dia ingin sekali tertawa keras karena merasa senang dengan hasil yang berada di depannya. "Bagus, akhirnya aku berhasil..." Seperti orang gila, Jenderal Mayer mengambil kristal Zombie tanpa perduli jika kristal itu masih panas. Dia lebih takut kehilangan kristal Zombie daripada tangannya yang merasa kepanasan. Dia pun segera kembali ke ruangannya tanpa memperdulikan tatapan dari para pasukan yang tadi berjaga di sekelilingnya. "Kalian boleh beristirahat dan kembali ke jadwal patroli seperti sebelumnya." "Baik!" Jenderal Mayor buru-buru menuju ke ruangannya. Dia berjalan dengan cepat melewati lorong-lorong yang di kanan kirinya berdiri tembok yang terbuat dari besi dan memiliki pipa-pipa penghubung di mana kabel untuk penerangan berada. Dia pun segera menutup pintu lalu mengeluarkan kristal Zombie dari dalam jasnya. Tangannya bergetar karena rasa senang yang luar biasa. Dia pun mengamati kristal zombie lamat- lamat sebelum akhirnya menelan kristal itu. "Sungguh sangat indah ahahaha..." Glek. Jenderal Mayer sekarang sudah menelannya, kini ia tinggal menunggu reaksi apa yang terjadi pada tubuhnya. Deg. Deg. Bagaikan di siram air dingin, secara tidak terduga tubuhnya merasa segar dan dipenuhi dengan energi yang luar biasa. Tubuhnya juga lebih ringan dan seolah menjadi lebih mudah. Jenderal Mayer tahu jika ini adalah reaksi dari kristal yang ia telan. "Bagus ahaha bagus sekali..." Jenderal Mayer memperhatikan perubahan yang terjadi pada kulitnya. Kulitnya kini jauh lebih kencang daripada terakhir kali sebelum dia menelan kristal Zombie. Jenderal Mayer sekarang terlihat lebih muda 10 tahun daripada usianya yang tadi. "Coba aku lihat apa yang bisa aku lakukan... " Sesuai dugaan, dia mampu mengeluarkan kemampuan seperti anak buahnya. Kemampuannya adalah api seperti yang James miliki. "Bagus sekali, Ahahaha bagus sekali. Kini saatnya rencanaku dimulai." "Tunggu, sekarang aku aku merubah rencanaku. Kali ini aku akan menawarkan pada mereka untuk mengikuti rencanaku dan menguasai dunia. Jika ada yang tidak mau, maka mereka akan aku binasakan." Jenderal Mayer pun meninggalkan ruangannya menuju ke ruangan di mana prajuritnya duduk dan bersantai. Dia menatap nyalang kepada seluruh prajurit yang sedang berkumpul. "Pilihan kalian sekarang hanya ada dua yaitu mengikuti jalanku dan tetap hidup, atau melawan perintahku dan akan aku habisi sekarang juga." Semua pasukan yang sedang berkumpul merasa bingung dengan apa yang general mereka katakan. Oleh karena itu general mayat menunjukkan kemampuannya kepada seluruh pasukan agar mereka tidak ragu padanya. "Selama ini kita hanya menjadi tameng di depan dan sama sekali tidak ada yang menghargai. Sedangkan orang pengecut yang memiliki uang hanya bisa bersenang-senang dengan wanita, minum minuman keras dan juga menari. " Jenderal Meyer mengatakan pendapatnya sambil membuat api yang sangat besar di tangannya. "Lantas apa yang terjadi pada kita? kita berjuang mati- matian di sini dan tidak mendapatkan apa yang seharusnya kita dapatkan. Jadi aku ingin merubah sistem ini, seharusnya kita lah yang menguasai dunia! Bukannya orang yang memiliki uang dan pengecut itu. Darah kita tidak ada artinya untuk mereka. Apa kalian tidak marah! Apakah kalian setuju pada denganku!" "Ya!" Tanpa disangka semua prajurit ternyata setuju dengan pendapat Jenderal Mayer. Mereka memang merasa lelah karena selama ini terus berjuang siang dan malam akan tetapi bantuan makanan dari markas pusat justru semakin berkurang. Oleh karena itu mereka tidak keberatan jika Jenderal Mayer ingin memberontak. Sudah saatnya mereka mengubah sistem ini. Tbc
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD