"Ah... akhirnya aku bisa istirahat."
Aaron melirik ke sana kemari mencari kasur untuk tidur. Dia pun bertanya kepada pengungsi markas Barat yang sedang menatap kearahnya dengan tatapan mata aneh bercampur takjub. Terutama Thomas, dia tidak menyangka jika pemuda yang usianya jauh lebih muda darinya sanggup membereskan ratusan zombie yang menyerang. Sesuatu yang tidak mungkin ia lakukan sendirian tanpa bantuan anak buahnya.
"Apa bisa mendapatkan kasur untuk beristirahat sejenak?" Tanya Aaron. Dia bertanya dengan wajah cengengesan sekolah tidak berbahaya sama sekali. Sangat berlawanan dengan kemampuannya yang sangat mengerikan.
"Shila, tunjukkan kamar untuk tuan Aaron..." perintah Thomas pada wanita yang paling dewasa di antara semua wanita di sini. Usianya kira- kira tiga puluhan. Dia terlihat dewasa dan sangat cantik.
"Baik."
"Maaf merepotkan hehe..."
Dibalik wajah cengengesan yang diperlihatkan oleh Aaron, Thomas tahu jika pisau es yang muncul tiba- tiba dari atas langit itu merupakan salah satu kemampuan istimewa yang dimiliki Aaron. Dulu ia pernah mendengar jika manusia akan mampu membangkitkan kemampuan indra keenamnya ketika kondisi sedang terdesak. Contohnya adalah Aaron.
Dug.
Jitakan sayang mendarat di kepala Aaron sesaat setelah ia melangkahkan satu kakinya.
"Hei! Kenapa menjitakku!" Seru Aaron sebal. Sebab tidak hanya satu orang yang menjitak kepalanya akan tetapi keempat pria yang merupakan pasukan dari markas Selatan melakukan hal tersebut secara serentak.
"Itu karena kau tidak membiarkan kami beraksi... " jawab Sean sebal.
"Apalagi aku, aku bahkan belum pernah menggunakan kemampuanku sama sekali. Dan kamu membuat kesempatan untuk mencoba kemampuan ku yang baru menjadi sia-sia." Kali ini Saga yang memprotes tindakan Aaron yang langsung membereskan semua zombie yang menyerang.
"Ah benar juga. Maafkan aku..."
Para penghuni markas barat melongo tak percaya akan percakapan yang mereka berlima lakukan. Mereka menganggap seolah zombie - zombie itu bukanlah masalah besar dan hanya sebuah mainan yang menjadi ajang percobaan kemampuan mereka.
"Lain kali jangan terlambat beraksi atau aku yang akan membereskan semuanya sekaligus ahaha... " Aaron tetap saja tidak mau mengalah pada keempat orang itu.
Di saat mereka semua sedang asyik mengobrol, Thomas mendekat ke arah mereka dan bertanya.
"Apa kalian semua mampu membangkitkan kemampuan yang terpendam dalam tubuh kalian?" Tanya Thomas.
Mereka semua menggeleng sebab tidak ada satupun dari mereka yang membangkitkan kemampuannya secara alami. Semua ini berkat Saara yang memberikan kristal zombie pada mereka berlima. Sampai kita zombie itu mereka pasti sudah tewas dari kemarin.
"Tidak, kami tidak mampu membangkitkan kemampuan itu dengan cara alami. Gadis yang bernama Saara tadi yang membuat kami bisa membangkitkan kemampuan istimewa yang terpendam dalam tubuh kami. "
Thomas tidak menyangka jika gadis tadi memiliki kemampuan sahabat itu. Dan dia baru sadar jika gadis tadi menghilang entah kemana, padahal pada saat meluncurkan Pisau es -nya ke arah para zombie--- gadis itu masih berada di belakangnya.
"Di mana dia sekarang?" Tanya Thomas yang mencari Saara dan mendapati gadis itu tidak berada di dimanapun.
"Dia adalah gadis yang paling tidak bisa ditebak. Saara akan muncul dan pergi sesuai dengan yang ia inginkan tanpa ada yang bisa mencegahnya. "
Mereka berlima langsung nelangsa membayangkan saat- saat di mana Saara meninggalkan mereka berlima di mobil. Padahal saat itu para zombie mutasi ketiga sedang mengejar mereka. Akhirnya mereka berlima mati-matian melawan zombie mutasi ketiga yang sangat kuat. Beruntung mereka semua mampu mengalahkan zombie mutasi ketiga itu sebelum Saara kembali. Alhasil mereka semua tertidur di mobil karena kelelahan, sementara Saara yang melajukan mobilnya.
"Oh, begitu..."
Bletak.
Lagi- lagi Aaron mendapatkan jitakan sayang dari Saara. Partikel Nano yang terbentuk Menyusun struktur tubuh saraf tiba -tiba muncul di belakang Aaron. Meski wajahnya tetap dingin akan tetapi kelima orang itu bisa merasakan jika Saara sedang dalam mood yang buruk.
"Saara, kenapa kau menjitak kepalaku?" Gerutu Aaron.
Saara ingin sekali menjitak kepala Aaron lagi saat membayangkan lebih dari seratus kristal zombie yang terbelah. "Itu karena kau menghancurkan seluruh kristal zombie tadi..." jawab Saara.
"Ah, benarkah? Aku sungguh menyesal," ucap Aaron. "Dan nona Shila, bisakah kau mengantarkanku sekarang? Aku takut jika kepalaku yang malang akan mendapatkan kekerasan dari mereka."
Shila sebenarnya juga merasa takjub akan kemampuan yang mereka tunjukkan di depan matanya. Seumur hidup baru kali ini dia melihat berbagai macam kemampuan yang dimiliki manusia seolah mereka memiliki indra keenam yang legendaris.
"Te- tentu saja. Lewat sini..." jawab wanita itu.
Tomat juga terkejut akan kemunculan Sara yang begitu fenomenal. Tidak hanya Thomas seluruh penghuni markas Barat juga terkesima dengan kemunculan Saara, yang seolah muncul dari udara kosong.
" Bagaimanakah bisa kau melakukannya nona Saara?" Tanya Thomas yang penasaran.
Sayangnya Thomas sekali tidak tahu jika Saara bukanlah gadis yang ramah dan juga lembut. Dia adalah zombie dengan hati yang dingin dan suka ekspresi yang dataran. Saara bahkan tidak peduli dengan perasaan orang yang diajak bicara.
"Rahasia," jawabnya singkat.
Tentu saja jawaban Saara membuat hati Thomas retak. Belum pernah ia melihat gadis dingin ini sebelumnya, dia bahkan tidak repot -repot menunjukkan wajah penyesalan setelah menjawab pertanyaan Thomas dengan cara yang kejam.
" Apa kamu tidak bisa membantuku mendapatkan kemampuan seperti mereka berlima? " Mau tidak mau Thomas menebalkan wajahnya demi mendapatkan kemampuan seperti kelima pria ini. Hal itu ia lakukan untuk melindungi pengungsi markas barat yang tersisa.
"Sebaiknya kamu tetap berjuang dengan senjata mu itu. Aku tahu jika kalian memiliki gudang amunisi yang cukup banyak bahkan untuk melawan ratusan zombie yang datang lagi. "
Glek.
Thomas tidak menyangka jika Saara juga menemukan rahasia yang selama ini ia rahasiakan. Dia memang menyembunyikan amunisi yang cukup banyak dan juga bahan peledak untuk digunakan pada saat- saat yang genting.
"Tapi..."
"Percayalah padaku, kau akan bersyukur jika tidak memiliki kemampuan seperti kelima rekanku. Sebab ada hal mengerikan yang akan terjadi pada markas kalian. Pesanku, jangan melawan mereka, tetaplah fokus melawan zombie karena musuh kalian bukanlah manusia."
Melihat tatapan tajam dari Saara akhirnya Thomas mengalah. Mungkin saja memang ada hal mengerikan yang akan terjadi dan tidak bisa dihindari.
"Kenapa jika sudah tidak ada pertanyaan lagi maka kami izin untuk beristirahat. Jadi bisakah kau meminjamkan kami kasur?" Tanya Saara.
Thomas mengangguk, dia pun menyuruh anak buahnya yang lain mengantarkan kelima orang itu menuju ke kamar yang Shila tunjukkan pada Aaron tadi.
Sebenarnya sesuatu yang mengerikan, yang dimaksudkan oleh Saara tadi adalah gerakan Jenderal Mayer yang semakin membabi buta. Dari sini Saara dapat mengetahui jika Jenderal Mayer membantai setiap zombie yang ia temui untuk mengambil kristalnya. Jika hal itu tetap berlangsung maka suatu saat nanti dia akan berhadapan dengan Devos. Dan mau tak mau Saara juga harus membinasakan Jenderal itu jika memiliki ambisi yang tidak terkendali.
****
Di sisi lain, sesuai dengan ucapan dari sara. Jenderal Mayor memang sedang mengambil kristal dari kepala zombie. Setelah itu dia membagikannya kepada anak buahnya dan juga dirinya sendiri. Hal ini semakin menyenangkan karena mereka tidak lagi bertarung dengan menggunakan senjata tradisional. Akan tetapi mereka bertarung menggunakan kemampuan yang tumbuh akibat memakan kristal Zombie.
"Hahaha dengan begini kita tidak akan terhentikan!" Tawa jenderal Mayer membahana. Saat ini rombongannya sedang berada di gurun Arizona di mana banyak sekali zombie yang bermunculan.
"Sekarang, apa kalian siap menaklukan markas pusat anak- anak!?" Teriak Jenderal Mayer.
"Yeah!"
"Kalian siap!"
"Siap Jenderal!"
Suara teriakan dari Jenderal Mayer dan juga anak buahnya menarik perhatian zombie yang belum mereka basmi. Seperti orang kelaparan dan melihat makanan, para zombie itu tergopoh- gopoh menyeret tubuhnya ke arah Jenderal mayor dan juga pasukannya.
"Lihatlah. Ada pasokan energi lagi untuk kita..." ucap Jenderal Mayer begitu melihat puluhan zombie yang datang.
"Ambil kristal mereka!" Perintah Jendral Mayer.
Dan seperti singa yang kelaparan pasukan Jenderal Mayer langsung menyerbu ke arah zombie, membantai mereka tanpa ampun. Di sini pasukan dari Jenderal Mayer justru terlihat lebih brutal daripada zombie itu sendiri. Mereka memang sudah terinfeksi keserakahan dari Jenderal Mayer yang ingin menjadi penguasa bumi. Mereka sama sekali melupakan jika ada Saara dan juga rekan- rekannya yang sedang berjuang untuk memulihkan bumi menjadi sediakanlah.
Tanpa merasa bersalah sedikitpun mereka menelan kristal zombie dan langsung tertawa terbahak-bahak. Bagaimanakah semua ini sangat menyenangkan seperti sedang bermain-main. Mereka sama sekali tidak tahu jika Saara pernah bersumpah akan menghabisi setiap orang yang memiliki keserakahan dan membuat bumi menjadi sakit seperti ini lagi. Kini mereka menjadi incaran Saara yang menyelesaikan misinya dan kembali untuk menghukum mereka. Itu jika mereka masih memiliki keserakahan seperti Devos.
Tbc.