Saara segera mengubah diri menjadi partikel udara untuk mencari keberadaan sumber air, ember dan juga sapu. Partikel tubuh Saara berupa titik - titik bercahaya yang terus menyebar ke seluruh ruangan hingga di balik pintu yang berada di laboratorium inti profesor Philips.
Tak lama kemudian partikel bercahaya tadi kembali membentuk wujud tubuh Saara sambil membawa alat - alat kebersihan.
"Waktunya bersih - bersih."
Ken dan Sean langsung mengambil alat tersebut. Ken mengeluarkan air dan mengepel lantai yang disapu Sean. Sedangkan Saara kembali membentuk patikel nano yang beresonasi dengan udara untuk membersihkan debu yang melekat di meja maupun peralatan yang berada di lemari.
Tidak butuh waktu yang lama untuk membersihkan laboratorium Profesor Philips karena memang tidak terlalu luas.
Bruk.
Bruk.
Begitu mereka selesai membersihkan laboratorium, Aaron James dan juga Saga datang. Mereka langsung terkapar di depan mereka yang selesai membersihkan ruangan. Ketiganya terlentang di lantai dan tengah - tengah. Reaksi mereka membuat Saara dan dan juga Sean bertanya - tanya apa yang terjadi pada mereka sehingga mereka nampak begitu kelelahan.
"Apa yang terjadi pada kalian? " tanya Ken.
Kondisi mereka bertiga yang mandi keringat dengan nafas yang memburu bukanlah yang biasa. Itu menandakan jika mereka telah menggunakan kemampuan dengan jumlah yang cukup besar.
Tidak hanya Ken yang penasaran, ternyata Saara dan Sean juga ikut penasaran.
"Lorong yang kami lewati ternyata berisi perangkap panah tanpa henti. Kami dihujani panah terus menerus sampai membuat kami kelelahan. "
"Beruntung Aaron memiliki kemampuan es. Jadi kami berlindung di dinding es yang diciptakan Aaron," jelas James. Tangannya masih belum membaik. Dia menunjukkan warna merah yang mulai menghitam. Mungkin saja sel - sel telapak tangan James mati karena memegang es dalam waktu yang lama.
"Lihat, tanganku seperti mati rasa," keluh James.
Kan yang melihat kondisi telapak tangan James segera mengeluarkan air dan membasuh telapak tangan James. Aaron mendudukkan tubuhnya di lantai, begitu pula Saga. Mereka berdua mendesah lega begitu melihat luka pada telapak tangan James membaik.
"Syukurlah..." desah Aaron dan Saga.
Ken mengambil botol kaca dan mengisi air. Dia menyerahkan pada Aaron dan Saga yang nampak kelelahan.
"Minumlah agar stamina kalian pulih," perintah Ken.
"Terima kasih." Aaron mengambil botol kaca dari Ken lalu meminumnya. Setelah itu dia membagi pada Saga.
"Syukurlah kalian selamat, " desah Sean.
Sean ikut duduk bersama mereka berempat. Dia mengawasi Aaron dan Saga yang kembali terlentang setelah minum air dari Ken. James juga melakukan hal yang serupa dengan Aaron.
Saara tahu jika tidak bisa memulai pembuatan serum karena kondisi Aaron yang kelelahan. Jadi dia memutuskan untuk membiarkan Aaron dan yang lain beristirahat. Akan tetapi Saara juga meminta Aaron untuk memusatkan pikiran karena besok dia harus memulai pembuatan serum.
" Kalian beristirahatlah, dan Aaron... aku harap kau juga berkonsentrasi untuk mengingat bagaimana pembuatan serum untuk besok."
Aaron tahu jika dia tidak memiliki keistimewaan untuk beristirahat saat ini. Ada tugas penting yang ia emban yaitu mengingat bagaimana pembuatan serum berdasarkan ingatan Profesor Philips yang diberikan padanya. Jadi Setelah dia beristirahat sejenak, Aaron berusaha mengingat metode pembuatan serum.
Ternyata cara yang digunakan oleh Profesor Philips adalah cara yang tercanggih dan tidak membutuhkan sebuah inang virus. Kemungkinan besar Profesor tahu jika tidak akan ada media sebagai inang virus Em0 di masa depan. Jadi dia memilih metode pengembangbiakan vaksin dari anti-virus Em0 dengan pembuatan vaksin DNA dari kristal Zombie. Pada Teknik ini gen penyandi protein HA dan NA dari virus Em0 dimasukkan ke dalam faktor atau DNA yang berfungsi seperti kargo yang membawa ke tempat lain. Vektor ini bisa membentuk cincin atau linier yang berasal dari kristal Zombie untuk dimodifikasi pada alat yang sudah disediakan oleh professor Philips agar tidak menjadi patogen. Dengan kata lain turunan protein HA dan NA tadi sudah menjadi lemah dan tidak akan membahayakan atau membuat manusia menjadi zombie.
Dan sandi protein HA dan NA dalam faktor itu dimasukkan ke dalam kulit atau otot sehingga sel yang disuntikkan tersebut memproduksi protein HA atau NA sebagai reaksi dari virus yang disuntikkan. Dengan munculnya protein asing maka sistem kekebalan tubuh manusia akan diaktifkan dengan memproduksi protein antibodi dan sel T limfosit. Dan siap melawan jika ditemukan protein asing yang serupa. Proses itu pun selesai dan tinggal diuji pada hewan. Sayangnya tidak ada hewan yang sehat saat ini.
Aaron membuka matanya dengan terengah - engah setelah mendapatkan ingatan yang luar biasa rumit. Namun bibirnya tersenyum karena tahu jika ingatan yang ia dapatkan merupakan jalan keluar dari semua masalah ini. Jika dia berhasil maka bumi akan kembali seperti sedia kala dan bisa mencegah kepunahan manusia.
Ketika Aaron menoleh ke arah sekitar, ternyata rekan - rekannya yang sedang tidur di kanan kirinya. Hanya Saara yang duduk bersila dan menatap dirinya tajam. Aaron hanya bisa menghela nafas karena tidak terbiasa meskipun sudah berkali - kali dipelopori oleh Saara.
"Apa kau mendapatkan ingatan ayah?" Tanya Saara.
"Ya, akhirnya aku tahu alasanmu mengumpulkan kristal zombie."
Saara bangkit dari tempat duduknya. Dia berniat mengelilingi semua laboratorium setelah memastikan Aaron mendapatkan ingatannya.
"Kembalilah beristirahat. Kau akan membutuhkan energi untuk besok. "
Aaron menyetujui saran Saara karena dia memang kelelahan akibat gelombang ingatan yang ia dapatkan. Tak membutuhkan waktu lama untuknya tertidur menyusul rekan - rekannya yang berada di alam mimpi terlebih dahulu.
***
Sementara itu di markas pusat telah terjadi khawatiran yang bisa bisa diucapkan secara terang - terangan. Hal tersebut berkaitan dengan banyaknya anggota pengungsi dari markas lain yang menghilang tiba - tiba. Yang paling aneh sebelum menghilang pengungsi itu itu lebih dahulu bertemu dengan pasukan yang khusus dibentuk oleh Jenderal Mayer.
"Hai apa kalian tahu apa yang menimpa Kherman? " tanya Jonny, teman main catur Kherman.
"Memangnya kenapa?" Tanya salah satu orang yang ditanyai teman Kherman.
"Sampai sekarang dia masih belum kelihatan setelah dipanggil oleh salah satu pasukan yang bertugas di markas Pusat. "
Semua orang di situ terdiam sebab mereka tahu jika akhir - akhir ini banyak sekali orang yang menghilang dari markas Selatan. Tidak ada seorangpun yang berani bersuara karena tidak ini diusir dari markas Selatan. Sebab Meskipun mereka saat ini curiga jika orang yang dipanggil oleh pasukan markas pusat, sudah tidak ada lagi atau meninggal--- tapi hal tersebut juga tidak ada bedanya jika mereka diusir dari markas Selatan.
"Lebih baik kita diam dan menghindari bertemu langsung dengan pasukan markas pusat. "
Mereka semua setuju dan masing - masing dari mereka memperingatkan pada keluarganya agar tidak muncul di depan pasukan markas Pusat. Akhirnya teror pun menguasai markas Selatan. Semua pengungsi di markas Selatan percaya jika pasukan pusat akan menculik mereka dan menghabisinya. Kini mereka bertanya - tanya siapa berikutnya yang akan menghilang dari markas Selatan.
Sementara itu di markas pusat, Jenderal Mayer memang mengurung orang - orang yang diculik oleh pasukan yang ia bentuk di bawah tanah. Mereka semua dijadikan zombie agar bisa mengambil kristal di kepala mereka.
Di ruang tertutup empat berlangsungnya pertemuan Jenderal mayor dan pasukan khususnya, telah terjadi sebuah perdebatan akibat masalah yang muncul karena seringnya pengungsi si di markas Selatan yang hilang.
"Jenderal, saat ini gosip sudah berkembang dikalangan para pengungsi di markas Selatan. Mereka semua ini menghindari pasukan markas Pusat. "
Jason merupakan tangan kanan dari Jenderal Mayor yang akhir-akhir ini menangani seluruh urusan yang berkaitan dengan markas. Dia adalah pasukan yang cekatan dan menjalankan perintah Jenderal Mayer tanpa banyak bertanya. Namun kali ini Jason menyatakan pendapatnya demi kebaikan Jenderal Mayer. Dia takut jika markas yang lain mendengar hal tersebut maka mereka akan melancarkan pemberontakan. Sebab kondisi peralihan kekuasaan masih berjalan tiga bulan dan itu waktu belum cukup untuk membuat markas yang lain setia.
"Tapi jika kita tidak memproduksi kristal zombie maka kita tidak akan bisa bertambah kuat." Yang mengatakan pendapatnya adalah Ben. Rupanya dia berhasil selamat saat misi pencarian Draco dan yang lain. Saat itu Ben hampir menggila karena melihat rekannya sudah tidak menjadi manusia lagi. Melihat rekan seperjuangan yang menjadi zombie membuat Ben menjadi pria yang kejam. Dia kini berambisi untuk menjadi lebih kuat agar tidak menjadi zombie seperti Draco. Ben bahkan tidak perduli jika harus mengorbankan manusia yang lain.
"Kita bisa menundanya, Ben. Untuk saat ini kita hentikan menculik pengungsi untuk meredam gosip."
"Baik."
Melihat kekecewaan di wajah Ben, Jenderal Mayer pun memerintahkan kepada seluruh anggotanya untuk mendapatkan kristal dengan cara mereka sendiri. Namun tidak dengan menculik para pengungsi dan menjadikan mereka zombie.
"Meski demikian aku tidak melarang kalian keluar dari markas dan mencari kristal zombie dengan cara kalian sendiri. Hanya saja jangan menculik para pengungsi dan mengurung di bawah tanah seperti dulu. Biarkan masalah ini redam terlebih dahulu. Apa kalian mengerti?! "
"Yes, Jenderal."
Mereka pun membubarkan diri dan kembali ke barak secara diam-diam. Sebab mereka sama sekali tidak mengatakan hal ini pada komandan Kendal. Itu karena mereka tidak ingin ada orang yang mengetahui cara mendapatkan kemampuan istimewa dan tidak ingin ada orang yang lebih hebat dari mereka.
Begitu pertemuan itu berakhir jenderal Mayer ingin ke balkon menara pusat dan melihat ke arah markas Selatan. Dalam hatinya dia tidak merasa bersalah sama sekali terhadap pengungsi yang telah lama ia lindungi.
"Oh rupanya kau di sini, " sapa Komandan Kendal.
Jenderal Mayer menoleh kepada pria yang memiliki tubuh tegap dan berotot tersebut. Diam - diam ia merasa iri kepada Kendal yang masih muda, tidak seperti dirinya yang menggantungkan diri pada kristal zombie agar tetap awet.
"Ada apa Kendal. Kau terlihat gelisah."
Komandan Kendal menggelengkan kepalanya menyesal.
"Aku mendengar banyak sekali pengungsi markas Selatan yang hilang. Ini tidak baik untuk kekuasaanmu, Mayer."
Jenderal Mayer tahu jika hal tersebut memang benar adanya. Oleh karena itu dia akan mengawasi secara langsung agar pasukannya tidak melanggar perintahnya.
"Aku juga baru mendengar hal itu. Jadi aku memutuskan untuk menyuruh pasukanku berpatroli."
Komandan Kendal yang sama sekali tidak tahu rencana jahat dari Jenderal Mayer dan pasukannya hanya bisa setuju. Dia pun menepuk pundak Jenderal Mayer dan pamit untuk kembali.
"Aku serahkan masalah ini padamu, Mayer, " ucap Kendal dan pergi. Dia tidak ingin ikut campur dalam urusan markas agar tidak terjadi dwi kepemimpinan.
"Ya, serahkan padaku, " ucap Jenderal Mayer yang menyeringai.
Tbc.