When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Degh "Ka-kamu… Cece terkejut mendapati seorang pria yang ia kenal ada di kamar yang menjadi tempat janjian dengan orang yang akan memberi Cece kesenangan. Sebelum pria itu kehilangan Cece, dengan cepat pria itu menarik tangan Cece hingga Cece masuk ke dalam kamarnya. Ce cukup terkejut dengan gerak cepat dirinya yang sudah masuk ke dalam kamar, ditambah pria itu mengunci pintu kamarnya. "Kenapa Mas Gibran yang ada disini?" tanya Cece terkejut melihat keberadaan Gibran di kamar hotel yang seharusnya ada pria yang membuat janji dengan dirinya. Masak ia Mila sengaja melempar dirinya pada kakak iparnya sendiri, bukannya Mila tahu kalau Gibran adalah Kakak iparnya, masih mending kalau Mila tidak tahu, pikir Cece. "Kenapa? Apa kamu menghayal pria yang membeli mu itu adalah pria kaya, tampan