85:AYRA-TUJUAN UTAMA

1682 Words

Kami makan siang dengan agak canggung. Abang pun mematikan mode nyolotnya, meski tak berarti membuatnya ramah. Bang Eren hanya bersuara saat ditanya. Sementara Mama Faina dan Pak Prasid berulang kali curi-curi pandang. Sungguh dunia ini penuh dengan plot twist! Aku teramat yakin, di kepala kami semua pasti menerka-nerka gerangan kisah yang tertulis di antara keduanya. Teteh Reina: Ay, kita udah mau keluar tol nih. Tadi Razka dan Razky jajan falafel dulu. Kita bawa kebab nih, udah pada makan belum? Kalau belum, biar gue mampir beli makan siang sebelum ke guesthouse. Aku tersenyum membaca pesan itu. Apalagi foto bayi kembar berumur tujuh bulan yang begitu menggemaskan berada di bawah pesan tertulis tadi. “Siapa, jagiya?” “Teteh, Bang.” “Reina?” “Iya.” “Sudah di mana?” “Baru mau kelua

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD