Aku pernah menjadi yang paling keras jatuh hati. [Keras Kepala, Meiska]
.
.
"Maaf, ya, rumah gue berantakan. Betewe, silakan duduk. Gue ambil laptop dulu."
"Oh, ini teman-teman kampusnya Zinia, ya?"
"Eh, iya, Tante."
"Kami mau kerja kelompok."
Masing-masing mereka mencium takzim tangan nyonya rumah tersebut. I mean, mama Zinia.
Di perjalanan menuju kamar, Zinia berpapasan dengan Tania yang masih SMA kelas satu. Waktu itu.
"Pas banget. Beliin kue-kue atau camilan apa gitu di minimarket depan. Lupa Kakak nggak mampir dulu tadi. Tolong, ya, Tan?" Seraya menyerahkan lembaran uang.
Tania mendengkus. Namun, tidak membantah.
"Mau ke mana, Sayang?" cegat mama.
"Ke minimarket depan beli camilan."
Mama membawa lima gelas es teh ke depan, Tania tahu ada teman-teman kakaknya di sana. But, baru tahu ketika melintasi ruang tamu, usut punya usut salah satu dari mereka adalah sosok yang dirinya kagumi.
Tampan.
Aslinya lebih rupawan.
Tania sempat mencuri-curi pandang, begitu berbalas tatapannya, gegas Tania melengos. Deg-degan.
Dia pun melenggang beli camilan. Lepas itu, kembali pulang dan sempat dikenalkan oleh Kak Zinia kepada teman-teman gerangan bahwasanya, "Nah, ini adik gue. Tania."
Sekadar basa-basi.
Mereka para mahasiswa yang kedapatan tugas kelompok, bersama-sama mengerjakannya di rumah ini.
Karena Tania tidak ada kepentingan dengan mereka, dia pun kembali ke kamar. Meresapi debar di dadanya. Mengambil ponsel dan tengkurap di kasur.
Mars: [Udah dulu, ya? Hari ini aku ada jadwal kerkom. Nanti kalo udah beres, aku hubungi lagi.]
Tania menggigit bibir. Itu pesan terbaru, tetapi sudah lewat satu jam yang lalu dan baru dia baca sekarang. Saat Mars bahkan sedang kerja kelompok, kerkom.
Benar, ini Mars yang itu. Tania tahu. Yang selama ini bertukar pesan dengannya adalah sosok asli dari akun penyanyi channel You-Tube, dari sebelum terkenal hingga sesukses sekarang.
Tania menyebutnya sukses karena Mars memberi kabar bahwa dia sudah taken kontrak dengan salah satu dapur rekaman yang resmi.
Betul-betul sebuah hubungan ala penggemar rahasia dari semenjak akun You-tube Mars masih seumur jagung dan sedikit pengikut, Tania menjadi salah satu followers setia, yang rupanya sampai ke jenjang chatting begini di medsos, tetapi tidak pernah saling tunjuk muka.
Bukannya apa, Tania yang menolak ketemu atau saat Mars meminta foto wajahnya. Meski konon Mars cuma ingin tahu siapa sosok di balik akun 'penyemangatnya', Tania tetap tidak mau. Karena sayangnya, Tania tidak cukup percaya diri dan takutnya setelah ketemu malah jadi berubah hubungan ini.
Tania menikmati perannya di belakang layar, yang kata Mars adalah teman online paling menyenangkan. Hanya Tania.
Suatu kehormatan bagi Tania dianggap begitu, dia senang. Karena sejatinya, Tania memang penggemar gerangan.
Jangan tanya awalnya bagaimana karena Mars sendiri sempat waswas, tetapi ke sini-sini Tania berhasil mendapatkan kepercayaan gerangan sehingga kabar-kabarinya sudah sejauh 'memberi kabar tentang kegiatan sehari-hari'.
Contoh, yakni tentang jadwal kerja kelompok Mars ini.
Jujur, Tania agak kaget bila ternyata Mars selain satu kampus dengan kakaknya, tetapi juga teman akrab.
Semenjak saat itulah Tania jadi sering bertanya soal Mars kepada sang kakak hingga Kak Zinia curiga.
"Kenapa? Suka, ya, sama Mars?"
Tania mesem-mesem. "Emangnya ada yang nggak suka sama dia? Kakak pasti lebih tau bahwa dia ini seorang penyanyi yang cukup terkenal di You-tube, kan? Dari suaranya aja udah bikin para pendengarnya jatuh cinta. Eh, ternyata ganteng juga manusianya. Sukalah aku!"
Kak Zinia tertawa. "Sayangnya, dia makhluk gagal move on, lho."
Eh?
"Cewek yang dia suka nikah sama kembarannya. Mampus gak, tuh?"
Wow!
Tania baru tahu kalau soal itu.
"Serius?" Dan dia kepo. "Terus?"
"Ya, nggak terus-terus."
"Ih, kasian banget. Ternyata orang se-happy virus itu aslinya mendem luka tragis, ya?"
Kak Zinia tertawa.
Sejauh percakapan Tania dengan Mars di media sosial, sesungguhnya hanya sebatas tentang saling memberi semangat. Jika tidak, ya, Mars akan datang kala bersedih, tetapi tidak memberi tahu detailnya. Lantas, Tania menghibur dengan kata-kata bijak yang dia parafrase dari Google.
Seperti ....
[Jangan khawatir, kesedihan kita saat ini adalah bekal bahagia kita di masa depan. Kalau nggak ada sedih, kita nggak akan pernah tau yang namanya senang. Iya, kan?
Jadi, nikmati dan jalani. Nanti juga berlalu, nanti juga berganti. Yang penting tetap semangat jalani hari.]
Dari Tania, untuk Mars yang bilang bahwa dia sedang tidak baik-baik saja. Namun, tidak diberi tahu jelasnya mengapa.
[Rasa sakit itu anggap aja tahap naik derajat. Di dalam permainan juga kita nggak langsung naik level, kan? Ada rintangannya dulu. Ya, kira-kira seperti itulah hidup. Haha!
Betewe, tetap semangat, ya! Aku nggak sabar banget mau tahu lagu barunya.]
Dengan nama akun 'Ni_aaa', Tania menyamarkan dirinya. Dengan begitu, akun penggemarnya ini tak akan ada yang tahu siapa pemilik aslinya.
Oh, Tania selalu bahagia kalau-kalau bisa membuat sang idola semangat setelah membaca kiriman chat darinya.
Jujur, Tania tidak patah hati kala ternyata di hati Mars sudah ada nama wanita. Yang Kak Zinia sebut Alisya. Dan katanya, Tania tidak akan tahu. Sama sekali biasa saja. Khas penggemar positif.
Toh, wanita kecintaan Mars sudah bersuami. Dan lagi, tahun demi tahun berganti. Dari Kak Zinia, Tania dengar Mars sudah berhasil lepas dari cinta pertama. Namun, konon ada cinta yang baru.
Entah siapa.
Dulu.
Mars: [Terus kapan kita bisa ketemu?]
Mars: [Aku mau tahu penyemangatku.]
Ni_aaa: [Kalau udah tau, mau apa?]
Mars: [Mau ....]
Mars: [Kalo laki-laki, mau kujadikan bestie. Kalo perempuan, aku jadiin istri. Wkwk.]
Di sini, Tania tersipu.
Tak tahu saja Mars itu, Tania deg-deg ser membacanya.
Tuhan ....
Ni_aaa: [Jangan gitu. Nanti nyesel pas ternyata aku cewek jelek dan jauh dari kriteria idealmu. Hehe.]
Kelas 3 SMA, Tania masih aktif bertukar pesan dengan idolanya. Terasa mustahil, tetapi ini nyata. Dan lagi, kemustahilan hanya milik Tuhan semata.
Mars: [Oh, jadi kamu cewek, toh? Udah ngira, sih.]
Ni_aaa: [Iya, lho. Gawat, kan, kalo aku tagih nazar kamu dan ternyata aku jauh di bawah tipe idealmu? Yakin mau jadiin aku istri? Wkwk.]
Mars: [Ya udah. Jadi pacar aja. Haha!]
Mars: [Jadi, kapan mau meet?]
Ni_aaa: [Takut banget, lho.]
Mars: [Takut dipacarin? Aneh. Beneran ngefans nggak, sih, kamu?]
Ni_aaa: [Ngefans. Tapi ... lagian emang boleh idola pacaran? Sama fansnya lagi. Wkwk.]
Mars: [Lihat nanti.]
Mars: [Yang penting, kan, bisa ngaturnya.]
Mars: [Malah ada, tuh, idola yang nikah sama penggemarnya. Coba searching gugel. Artis Korea ada yang begitu.]
Ni_aaa: [Jangan bikin aku berharap, dong.]
Mars: [Astagaaa.]
Mars: [Ya udah, ayo kita ketemu dulu.]
Mars: [Mau tiga tahun chatting kayak gini, tapi nggak tau wujud. Minimal kita kenal rill, deh. Kalo nggak pacar, kan, bisa temenan.]
Ni_aaa: [Ya udah.]
Mars: [Ya udah apa, Cantik?]
Ni_aaa: [Dih. Kan, belum tau aku cantik apa nggak.]
Mars: [Semua cewek cantik, gak, sih? Kecuali kalo cewek jadi-jadian.]
Ni_aaa: [Huuu! Lelaki buaya, nih. Semua cewek dibilang cantik. Hhhh.]
Mars: [Lho? Ya udah, ganteng.]
Ni_aaa: [Hehe.]
Mars: [Jadi, mau meet, kan?]
Ni_aaa: [Hm.]
Mars: [Hm?]
Ni_aaa: [Hmmmmm.]
Mars: [Hmmmmm?]
Tania berdecak jengkel, tetapi sambil senyum-senyum membaca pesan teks tersebut. Sambil tengkurap di kasur. Biasalah. Sepulang sekolah.
Ni_aaa: [IYA, AYO KETEMU, IH!]
Ni_aaa: [Masa harus banget kayak gitu dijawabnya. ( > □ Mars: [Haha! Lucu, deh.]
Mars: [Kalo mau, di mana? Jam berapa? Hari apa?]
Dulu.
Itu sudah jauh berlalu.
Tania tidak tahu kenapa, setelah hari itu, dia kehilangan akunnya. Sebelum menentukan tempat dan waktu berjumpa.
Namun, Tania langsung gunakan akun lain. Sayangnya, cuma dibaca oleh Mars. Setelanya, jangankan dibaca, dilihat saja tidak. Dalam arti tak pernah ada balasan. Fix, putus kontak.
Tania galau berat. Nangis malah. Kak Zinia yang tahu betapa Tania bersedih atas hal itu.
Dan, begitu dewasa ....
Kak Zinia menyembuhkan kesedihannya yang dulu Tania rasa, dengan mendekatkan Tania kepada Mars Tatasurya Semesta. Pria itu. Tentu saja Tania senang. Dia masih menyukai laki-laki tersebut walau sebatas 'fans rahasia' semata. Hingga perasaannya tumbuh kembali dengan cepat, mewujud cinta.
Namun, andai Tania tahu bila saat itu ternyata Mars tidak tulus kepadanya, ternyata Mars justru mencintai kakaknya ... secinta apa pun dirinya kepada Mars, Tania rela kehilangan kesempatan untuk bisa menjadi istri gerangan.
Lebih baik tidak sama sekali, daripada jadi begini.
Rasanya begitu nyeri.
Serupa sayatan yang tersiram air garam, pedih.
Lantas, saat ini. Begitu tiba masa di mana Tania dan Mars laksanakan syuting hari pertama. Di sebuah kelab malam. Sebagaimana isi naskah "Pengantin Best Seller" tersebut ....
Pinggang Tania direngkuh, dilingkari oleh tangan yang kukuh dan hangat. Juga diucapnya sebaris kalimat, "Wanita ini milik saya."
Mars, sebagai tokoh Wiliam. Mengungkung Tania yang merupakan Marlena Utama di adegan syuting mereka.
"Cut!"
Tania langsung mendorong Mars, lalu dia kibas-kibaskan area pinggang bekas lingkaran lengan itu. Seolah ... kotor.
Harus segera dibersihkan bekasnya. Tania tidak suka. Sentuhan Mars, Tania membencinya.
Dan di sini, di tempatnya, Mars melihat itu. Memandang Tania dengan sorot mata yang tak seorang pun dapat mendefinisikannya.
***