Wajah Zia berubah tegang. Ia merasakan seluruh tubuhnya terasa membeku, tetap detak jantungnya berpacu cepat dan tak beraturan. Zia bahkan kesulitan memejamkan matanya, atau mengalihkan tatapan matanya dari kedua mata Sean. Sean tersenyum tipis, membuat napas Zia terasa berhenti berdetak. Ia kemudian menyibakan helaian rambut gadis kecilnya yang menghalangi wajahnya. Kedua tangannya lalu bergerak menutupi kedua telinga Zia. “Jika nanti ada yang mengatakan hal yang buruk tentang saya atau kamu, jangan dengarkan! Percayalah, saya tulus padamu dan saya akan berusaha semampu saya untuk melindungi kamu,” ucap Sean lembut diakhiri senyuman manisnya. “Kita mungkin akan jarang bertemu, tapi saja janji akan menyempatkan diri menemuimu setiap pulang kerja.” Lelaki tampan itu menyadari kisah cinta