“Keluarlah, Gadis Kecil! Nanti kamu sakit jika terus di dalam,” Pintu kamar mandi terbuka kembali, gadis kecilnya kini sudah memakai baju yang dikenakannya tadi. Akan tetapi baju tersebut hampir semuanya basah. Mungkin gadis itu tak sempat mengelap tubuhnya dengan handuk. Bahkan dari ujung rambutnya, masih terlihat tetesan air berjatuhan. Wajahnya tertunduk, menyembunyikan sensasi panas yang hampir membakar tubuhnya. Deru napasnya tampak tak beraturan. “Pa—paman, aku ...,” uacapan Zia gagap dan terhenti. “..., aku tidak tahu apa yang terjadi padaku. Rasanya aneh sekali,” Sean menatapnya pilu melihat wajah bingung Zia yang terus tertunduk. Ia lalu membawa tubuh gadis kecilnya dalam pelukannya. Gadis itu langsung mendekap erat tubuh Sean seraya memejamkan kedua bola matanya. Aroma tub