Pak Sadin memperhatikan raut wajah Sean sejak turun dari mobilnya. Ia bisa menangkap jelas kalau atasannya itu tengah menahan amarahnya, tetapi Sean berhasil mengendalikan semua rasa marah dan kesal. Benar, itulah Sean. Sikap itulah yang membuat pak Sadin bangga pada Sean. Lelaki itu selalu bisa mengendalikan perasaannya jika sudah terjun dalam masalah pekerjaannya. Ya, hingga jam istirahat tiba Sean masih bisa tersenyum pada semua karyawannya. Sean bahkan tak terpancing emosi karena teriknya matahari yang membuat butiran keringat meluncur melewati dahinya. Helm proyek yang Sean kenakan tak cukup ampun melindungi wajahnya dari kilauan panasnya cahaya matahari. Lelaki itu masih terlihat bersemangat meninjau pembangunan bangunan kokoh nan tinggi untuk cabang hotelnya. “Tuan, mau langsung