4. Asing

1011 Words
Flashback On "Apa?!!" Teriak Yasmin, Mama Alexander tampak sangat kaget menanggapi perkataan putra pertamanya. "Dia bahkan tidak sebanding dengan Clarissa, mengapa kamu tiba-tiba memberikan posisi Clarissa padanya!" Lanjut wanita paruh baya yang berpenampilan modis penuh glamour, ia menentang keputusan Alexander. "Ma, lihat ini," Alexander menunjukkan beberapa foto yang memperlihatkan Clarissa dalam keadaan yang sangat tidak pantas bersama laki-laki lain. "Apa ini Alexander?, tidak mungkin Clarissa begini, ini pasti ada yang sengaja menjebak atau membuat wanita ini sangat mirip seperti Clarissa !?" Dalam hati, Yasmin berusaha menyangkal bahwa foto yang ia lihat sekarang adalah Clarissa. "Mama bisa melihat sendiri betapa Clarissa calon menantu yang selalu mama banggakan ternyata sangat murahan," cetus Alexander, ia mendapatkan foto tersebut dari asisten pribadinya yang ia perintahkan mencari keberadaan Clarissa saat insident bersama Rachel. "jadi tidak ada yang bisa membantah keputusanku," tegas Alexander. "Alexander, papa setuju. papa percaya keputusanmu tepat menggantikan posisi Clarissa dengan Rachel dan pastikan berita panas itu tidak sampai mengguncang nama perusahaan yang kini di bawah pimpinanmu," timpal Gideon ia mendukung penuh keputusan putranya. Alexander tersenyum menang. mamanya tidak akan bisa mendebat keputusannya jika telah disetujui langsung oleh sang papa. Lucas baru masuk ke dalam Mansion besar milik orangtuanya setelah turun dari mobilnya. kini ia terpaku dalam keterkejutannya yang disinyalir karena ucapan sang kakak mendadak ingin menikahi Kekasihnya. Cukup lama ia berdiri menyaksikan sendiri kakaknya tega mengkhianatinya. Lucas yang tadi berdiri di ambang pintu, kini Perlahan berjalan mendekati mereka, "Apa maksudmu kak?!, kamu ingin menikahi kekasihku?' Alexander menoleh lalu dengan enteng berkata, "Rachel akan menikah denganku, tidak ada yang bisa mengganggu keputusanku karena papa telah menyetujuinya." "Apa yang kamu pikirkan kak, seenak hati saja menikahinya!!. Dimana Clarissa calon istrimu?!. Jangan berengsek kak!!. Selama ini aku selalu menghargaimu, menghormatimu sebagai kakak dan atasanku tapi apa ini balasannya kak!!. Apa yang kakak lakukan bersama Rachel sehingga sangat ingin sekali menikahinya?!" Lucas berteriak lantang sampai urat di lehernya menegang jelas. Alexander membalikkan tubuhnya menghadap sang adik yang kini tersulut emosi, wajahnya merah padam. "Tidak boleh ada yang menentang!, termasuk mama dan papa!. Apalagi kamu!!" Gertak Alexander, namun tak membuat Lucas menyerah, Lucas malah terlihat semakin dikuasai amarah. Lucas mencengkram kuat kerah kemeja Alexander seraya menatap tajam wajah Alexander, "dasar b******n!, kamu apakan Rachel?" Umpat Lucas marah. Alexander hanya tersenyum tipis tanpa menjawab. Bugh!! Tinjuan keras mendarat di pipi kanan Alexander. Rachel menutup mulutnya menganga kaget. Alexander hanya diam saja tanpa perlawanan. sebenarnya ia bisa saja melawan, namun ia tahu itu memang pantas ia dapatkan setelah terpaksa merebut kekasih adiknya untuk dijadikan istrinya. Alexander tahu keputusannya salah dimata sang adik, namun ini adalah hal yang paling benar dilakukan seorang pria sejati walau dia tanpa melewati proses mencintai. sedang sang mama yang melahirkan mereka sudah banjir air mata melihat pertengkaran kedua putranya karena seorang gadis tidak penting seperti Rachel. "Sudah puas melakukan hal yang menurutmu benar?" Alexander mengelus pipinya pelan. Tinjuan itu cukup kuat sehingga memberi bekas merah di sana. "Lucas, jika kamu berada di posisiku, kamu akan melakukan hal yang sama!" uhar Alexander, kening Lucas berkerut mencerna perkataan kakaknya. Ada banyak prediksi di kepalanya yang timbul mengenai alasan kakaknya menikahi Rachel. Alexander beralih menatap lembut mamanya lalu tersenyum hangat sebelum pergi. Ia kemudian menarik paksa pergelangan tangan Rachel menuju pintu keluar, Rachel tampak berat melangkah meninggalkan Lucas yang berdiri memandangnya dengan ribuan luka yang menghantam perasaan pria itu karena keputusan sang kakak yang akan menikahi kekasihnya. Flashback Off ••• Setelah tiga minggu berlalu, meskipun pernikahan digelar dengan sangat mewah dan meriah, bagi Rachel dan Alexander pernikahan tersebut tampak biasa saja di hati mereka masing-masing, tidak ada kesan apapun. Kini mereka harus tinggal bersama di Mansion besar dimana merupakan kediaman orangtua Alexander. keduanya tidur di kamar yang sama namun ranjang yang terpisah karena Alexander diam-diam tanpa sepengetahuan orang lain telah mengatur kamarnya agar bisa disinggahi dua orang tanpa mengganggu privasi masing-masing. mereka tetap melakukan aktivitas profesi seperti biasa. Alexander yang menjabat sebagai Ceo sangat sibuk di kantornya, begitu pula Rachel yang pagi-pagi sekali sudah pergi memenuhi sesi pemotretannya. Selama itu pula mereka satu atap namun bagai tak saling kenal. Alexander paling benci memiliki sikap sabar saat menghadapi sikap Rachel yang tidak menghargainya sebagai seorang suami. Alexander memilih diam karena dia tidak memiliki waktu untuk memarahi istrinya. Dimana seharusnya seorang istri melayani suaminya ketika pergi dan pulang bekerja dengan membuatkan minuman favorit Alexander. meskipun merupakan hal kecil, tetapi sebenarnya itu adalah tanggung jawab sebagai seorang istri. Namun Rachel sama sekali tak peduli. Mau Alexander sudah makan atau belum saja ia tak ambil pusing. Sekarang Rachel sedang berada di dalam perjalanan pulang menuju Mansion mertuanya. Tak sengaja dirinya melihat sosok pria dari balik jendela mobil Taksi yang ditumpanginya. pria itu terlihat turun dari mobil Lamborghini yang sangat dikenalinya. Pria yang sudah lama tidak bersua dengannya. Sosok itu yang begitu ia rindukan dan khawatirkan belakangan ini dan sepanjang perjalanan hidupnya merajut kasih asmara. pria itu adalah Lucas. Sudah tiga pekan semenjak pernikahan Alexander dan Rachel berlangsung, dirinya memilih pergi dari Mansion orangtuanya tak tahan melihat kekasihnya yang kini sah menjadi istri kakaknya. Lucas memilih untuk tinggal di Apartemen miliknya. Kini Lucas sedang terlihat berbincang di pinggir jalan bersama seorang pria asing. "Lucas!!" Teriak Rachel begitu ia turun dari Taksi yang berhenti saat lampu merah. Senyumnya mengembang sembari berlari menuju Lucas yang berada di seberang jalan. Rachel mengenakan pakaian cukup seksi. ia hanya menutupi lengan terbukanya dengan blazer bewarna cerah. Rachel terlalu malas mengganti pakaian setelah berpose di depan kamera. di tubuh ramping dan idealnya, Rachel tampak cantik, kaki jenjang tanpa stoking terlihat bersinar terang di bawah matahari. Melihat sang pujaan hati tengah berdiri di antara padatnya kendaraan, Rachel menghampiri Lucas tanpa ragu. kemudian langsung melabuhkan pelukannya pada gagah Lucas. "Rachel," gumam Lucas kaget, suaranya tertahan. Ia membalas erat pelukan Rachel. Meski Lucas tahu, yang ia peluk sekarang bukan lagi kekasihnya, melainkan kekasih yang sudah berpredikat sebagai kakak iparnya. Rachel melepaskan pelukannya. kedua manik matanya berkaca-kaca, menahan air agar tetap tergenang di pelupuk matanya. ia tidak ingin mengotori jas formal yang dikenakan Lucas. "Maaf, maafkan aku Lucas. aku tidak bisa apa-apa. ini, ini, ini rumit dan terjadi begitu cepat" ^^^^ Bersambung...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD