MIRA
tok, tok, tok, suara ketukan pintu, indra mengetuk pintu ruang dan memang di apotik tengah malam itu sungguh sepi.
terlihat seorang wanita muncul dari sisi kanan pintu dan melihat indra dari jendela kaca. segera seorang wanita itu membukakan pintu dan melihat indra.
maaf, ibu mira ya ? kata indra sangat sopan terhadap seorang wanita muda, mira terlihat cantik dan bersih, membuat indra terpukau melihatnya. orang bernama mira pun tersenyum dan menjawab.
iya.. saya mira, mau menebus obat ya ?
ucap wanita muda bernama mira terdengar lembut mengatakan itu.
tanpa ragu Indra menjawab. iya saya mau menebus obat bu.. ucap indra sangat sopan terhadap nya. orang bernama mira pun tersenyum lalu menjawab. iya silahkan masuk.. ucapnya, lalu tanpa ragu indra segera masuk ke dalam ruang apotik, dan langsung saja indra duduk di kursi terbuat dari baja stainles berada di depan perawat yang bernama mira.
maaf apakah membawa resep obatnya ? kata mira yang langsung saja menanyai Indra duduk di depannya. indra mengangguk dan langsung saja di merogoh saku baju depan meraih secarik kertas kecil yang bertuliskan resep obat dari dokter suki.
ini bu.. ucap indra sambil menyodorkan resep obat itu kepada mira. langsung saja mira meraih kertas dan melihat resep obat itu. lalu dia beranjak berdiri dari tempat duduknya, perlahan dia membalikkan tubuh dan segera perlahan berjalan menuju lemari kaca berisi obat - obatan di sisi kiri darinya. tampak ia menyiapkan obat - obatan yang cukup banyak, Indra terpukau dengan dirinya yang memang cantik, dalam benak Indra dia berkata. Sungguh beruntung jika ada orang yang menikahi mira, dia cantik, penuh kelembutan tutur bicaranya, seandainya saja aku menjadi kekasihnya, pasti aku akan segera menikahinya.
setelah beberapa saat mira menyiapkan obat untuk ibunya, dan kini dia telah slesai mempersiapkan semuanya. segera ia duduk kembali di hadapan indra sambil kedua tangannya membawa sebungkus obat yang cukup banyak yang sudah di-kemas di dalam plastik obat transparan.
ini obatnya sudah saya tulis untuk ketentuan yang harus di minum, ada yang di-minum tiga kali satu hari, ada yang dua kali sehari dan ada juga yang satu kali satu hari. ini semua di-minum setelah makan ya kak ? ucap wanita cantik bernama mira di depan indra yang penuh kelembutan.
Indra yang mendengar suaranya sangat lembut bicara terhadapnya segera menjawab. iya.. terimakasih bu.. jadi semua berapa biayanya bu ?
sebelumnya saya beri tahu, untuk obat ini adalah obat paten semua kak, untuk biaya penebusan semuanya Rp400 ribu kak..
ucap wanita cantik bernama mira, pandangan mata mira terlihat cantik saat melihat indra, tanpa ragu indra segera merogoh saku dan mengeluarkan dompetnya. iya segera melihat isi dompet yang dia miliki, perlahan dia mulai menghitung, dan mengira - ngira cukup atau tidak uang yang berada di dompetnya. perlahan dia mulai menghitung dan cukup lama karena isi dompetnya bercampur dengan uang pecahan yang sangat banyak. setelah ia sudah menghitung ternyata cukup. dan, masih tersisa 50 ribu di dompet untuk pegangan membeli keperluan menjaga sang ibu.
maaf, ini bu.. ucap Indra sambil menyodorkan sejumlah uang kepada mira, mira pun langsung saja menangkap uang yang di-berikan Indra dan mulai menghitungnya, indra menunggu lalu indra berucap.
semua sudah cukup, terimakasih ya ? ucap wanita cantik bernama mira, bibirnya sangat sexy berwarna pink, nafasnya harum mem-buat indra semakin ter-pukau dengannya.
iya sama - sama bu, tapi boleh saya bertanya ? kata indra, dan yang pasti membuat mira sedikit terkejut.
iya, silahkan.. jawab indra.
kalau boleh, saya meminta kontak nomor telephon anda, jika ada apa - apa nanti saya bisa cepat menghubungi anda melalui telephon. tanya indra dan yang pasti itu adalah suatu pancingan indra untuk mendapatkan nomor telephone mira.
he.. bagaimana ya.. he he ucap mira tersenyum, dan mira tahu kalau indra sedang berusaha padanya, sejenak mira menatap wajah indra yang sedari tadi tersenyum kepadanya, pikir mira indra tidak terlalu tampan, tapi cukup baik, apa salahnya dia memberikan nomor telephone miliknya.
baik, saya akan berikan nomor saya, tapi jangan kamu sebarkan ya ? kata mira sangat lembut tersenyum kepada Indra yang memang sangat berharap mendapatkan nomor handphone-nya, lalu dia kembali berkata. kamu catat ya ? ucapnya sambil tersenyum. tanpa Ragu indra segera meraih handphone di sakunya, perlahan mira langsung saja mendikte nomor handphonenya, dan segera indra mencatat dan langsung saja memberi nama mira di kontak nomor handphone indra.
nama saya indra, nanti aku chat kamu ya.. ucap indra tersenyum, mira tersenyum di hadapan indra dan hanya mengangguk saja,. lalu indra yang masih melihat wajah mira dengan senyuman dia berucap. terimakasih mira saya pergi dulu. ucap indra dan mira menjawab iya.
indra perlahan mulai berdiri, lalu membalikkan tubuh, perlahan dia langsung saja berjalan keluar pintu, dan setelah 5 langkah keluar dari pintu indra berhenti dan perlahan menoleh ke belakang melihat mira yang berdiri sambil menutup pintu. mereka sekilas saling curi - curi pandang lalu kembali indra melanjutkan langkahnya.
indra segera bergegas pergi menuju ke ruangan ibunya di-rawat. begitu dia sampai di depan ruang ibunya, ternyata banyak saudara indra yang sudah berdatangan untuk menjenguk ibu indra. tapi tidak semua saudara dia yang datang. kebanyakan hanya tetangga dekat rumah yang menjenguk.
perlahan indra berdiri di depan pintu, dan dia melihat sang ibu masih tergeletak lemas, tapi dia sudah sadar sudah bisa bicara dengan saudara dan tetangga yang berada di dalam ruang sambil memegangi kepalanya.
Indra yang masih memperhatikan keadaan ibunya tiba-tiba handphone yang berada di saku celana kanan berbunyi, tanpa ragu dia segera merogoh saku dan melihat chat-nya. Ternyata temannya nya yang bernama Heri ingin berkunjung bertemu Indra, dia bicara melalui chat, kalau dia ingin menginap satu malam di rumah Indra, dan memang Heri sudah sangat biasa menginap di rumah Indra. Lalu indra menjelaskan kalau sekarang dia berada di klinik, dan menceritakan sedikit dengan apa yang telah terjadi sekarang. lalu Heri pun tanpa ragu dia dia ingin segera menyusul Indra yang berada di klinik, dan sebagai teman akrab, dan teman satu musisi juga dengan Indra, Heri sangat antusias terhadap Indra dan keluarganya.
untuk heri sendiri, dalam bermusik pengalamannya cukup lumayan, dan cukup berkecimpung di dunia permusikan khususnya di Kota Indah di Bandar Lampung, dia banyak mengenal artis-artis yang berada di media, dan dia juga salah satu keponakan dari orang besar yang yang memiliki label musik di Jakarta. dia pun baru pulang berada di Lampung, karena sebelumnya Dia bekerja sebagai sebagai Crew di salah satu band besar ternama yang berada di Jakarta, Heri menyudahi teleponnya, dan dia segera berangkat menuju ke klinik untuk menemani Indra yang memang sendiri.