"Kamu bisa bangga dan berbahagia, Agisti, karena sudah mendapatkan apa yang kamu mau. Kamu bisa melakukan apapun yang kamu inginkan dengan semua yang kamu punya. Tapi satu hal yang harus kamu ingat, Tuhan nggak pernah salah memberikan takdir pada hambanya. Sebagai istri mungkin aku kalah, kalah karena Mas Danu pun mengingkari janji suci pernikahan kami. Tapi sebagai seorang Ibu, aku tidak ikhlas apa yang menjadi hak anakku kamu ambil. Bukankah kamu sudah kalah, karena nyatanya kamu bertarung dengan lawan yang tak seimbang.." "Diam kamu!" "Aku nggak akan mengungkit tentang Mas Danu karena persetan dengan semua janji manisnya. Tapi kamu harus ingat Agisti, apa yang menjadi hak anakku cepat atau lambat akan kembali ke dia. Hak yang sekarang kamu ambil dan akui sebagai milikmu, suatu saat