"Makasih, Bun.." Jalen menerima gelas yang Risa ulurkan. "Masih mual?" Jalen sontak menoleh. Ia menatap sang Bunda. Risa menghembuskan napas pelan kemudian mengusap bahu Jalen. "J itu anak Bunda. Walaupun perubahannya kecil Bunda pasti tau." Jalen berdehem. "Jadi ini mual karena masuk angin apa karena hal lain? J jarang loh mual-mual gini. Punya riwayat penyakit magh juga enggak.." Risa sepertinya tahu betul bagaimana putra bungsunya itu. Jalen meletakkan gelas di atas stool bar. "Hmm.." Jalen berdehem sesesaat. Ia tatap mata Risa. "Sela lagi hamil, Bun." Meski sudah punya firasat, tapi tetap saja Risa terkejut saat kalimat itu benar-benar meluncur dari mulut sang putra. Risa hampir bersorak, untung Jalen cepat memberi kode. "Beneran, J? Kalian udah periksa.." Jalen lan