“Masih sakit?” Sela bersiap untuk tidur. Jalen memandangi Sela yang sedang menyiapkan tempat tidurnya di sofa. Badan Sela memang tidak besar. Tapi tetap saja tak akan terlalu nyaman rasanya tidur di sofa. “Kamu yakin tidur di sana?” Jalen balik bertanya dan mengabaikan pertanyaan Sela. Sela menoleh sebentar pada sofa lalu pada Jalen. Perempuan itu mengangguk. “Kenapa? Sofanya cukup besar. Lagipula saya tidak pilih-pilih untuk tempat tidur. Saya bisa tidur di mana saja.” Arah pandangan Jalen masih tertuju pada Sela. “Anda belum jawab pertanyaan saya.” “Kamu lebih cerewet dari Bunda saya.” Sela menoleh dan dia tampak tak tersinggung. “Karena saya memang bukan Bunda anda Tuan Jalen.” Sela membaringkan tubuhnya di sofa. Kakinya terpaksa ditekuk. Kedua anak manusia itu terdiam. Ja