Jalen terbangun sekitar pukul 11 malam. Badannya sudah tidak terlalu panas. Hanya kepalanya yang masih agak berdenyut. Ada Sela di sampingnya, tengah tidur sembari menggenggam tangan Jalen di depan d**a. “Bu, maafin Sela,” gumam Sela lirih di dalam tidurnya. Sela terlihat tak begitu tenang meski kedua matanya terpejam. Jalen mengusap wajah istrinya itu perlahan. “Kamu kangen Tante Dania, ya?” tanya Jalen pelan. “Maafin Sela,” gumam wanita itu lagi. “Sabar ya, Sayang. Aku pasti akan tepatin janji aku untuk bahagiain kamu.” Jalen mencium kening Sela, kemudian kembali memejamkan matanya. … “Ma, AMARA kenapa Ma? Aku lihat di berita katanya AMARA lagi kacau.” Agisti gelagapan saat Cristal tiba-tiba bertanya. “Terus Kak Sela beneran hilang?” “Nggak kok Sayang. Itu cuma media ya