Mata mereka tanpa diminta langsung tertuju ke Lean dan Vian. Curiga karena Lean yang mendadakk salah tingkah. “Abangnya …” Lean merangkul Nova dan membekap mulutnya. Tidak memberinya kesempatan membuka aibnya dengan Vian di depan mereka. Apalagi disitu juga ada Nes. “Oh … jadi gitu, ya?!” Cello manggut-manggut melempar pandang ke Vian yang terkekeh geli melihat calon istrinya meringis malu di depan mereka. “Kamu cinta aku nggak, Beb?” lagi-lagi Daren memparodikan adegan di pesta Sakha waktu itu. Bedanya kali ini dia menoleh ke Cello. Somplaknya Cello juga menanggapinya serius. “Cinta,” angguknya membalas tatapan Daren, lalu wajahnya mendekat seperti mau mencium. “Haish, geli! Nggak pakai nyosor!” Daren mendorong muka Cello yang ngakak menjauh. "Kan abangnya Barbar. Sekarang, nyosor