Darsa masih ingin berlama-lama di dekat pusara Hening, mengenang saat indah mereka yang hanya sesaat, tapi penuh kesan yang tidak akan terlupakan untuk seumur hidupnya. Namun rinai hujan menuntunnya untuk beranjak menjauh dari sana. Darsa masuk ke dalam rumah. Tatapannya langsung ke dapur, di mana biasanya ia melihat istrinya berada. Tempat Hening membuat masakan yang selalu nikmat baginya. Darsa mengusap air mata yang jatuh di pipinya. Perlahan ia melangkah memasuki rumahnya yang terlihat rapi, dan bersih. Darsa menuju pintu kamar. Ia tertegun berdiri di ambang pintu. Kilas kejadian saat itu membayang jelas dimatanya. Kekejaman para preman itu luar biasa. Melenyapkan rasa bahagia yang baru ia rasa. Tatapan Hening yang kesakitan membuat emosinya naik. Darsa tak sanggup berdiri di sana l