"Hening ...." Darsa menajamkan penglihatannya. Lalu memejamkan mata, karena merasa ragu akan apa yang dilihat. Saat matanya terbuka, tak ada Hening di dalam kamarnya. "Huh! Hanya mimpi ternyata. Berapa lama aku bisa bertahan seperti ini! Bagaimana kalau aku tak bisa menahan diri. Sudah pasti hukumanku akan bertambah." Darsa duduk, dan mengacak rambutnya. "Ck, wajahku dirubah, tubuhku berubah, tapi kenapa kemesumanku masih sama saja. Pengadilan tidak adil!" umpat Darsa. Darsa turun dari dipan. Ia berdiri di depan cermin kecil yang tergantung di dinding. Darsa menatap wajahnya. Diusap mata, karena tidak yakin dengan penglihatannya. Darsa melebarkan mata. Lebih dekat lagi dengan cermin wajahnya. Wajah yang terlihat di cermin lebih baik dari wajah yang ia miliki selama dalam hukuman, mes