BAB - EMPAT BELAS ( YIAN POV )

1060 Words
Setelah berhasil memanjat tembok, akupun turun melompat menghampiri Sora yang semringah melihatku mengikutinya. Tanpa menugggu lebih lama lagi tentunya,kami pun segera mengejar Yoona yang ternyata sudah lebih dulu menaiki bus yang lewat tepat di dekat halte sekolah. Tapi kami tidak kehilangan akal dan waktu. Kami pun mengejarnya dengan segera menyetop taksi yang tak lama lewat di hadapan kami. “Ikuti saja bus yang ada di depan.” Setelah berkeliling cukup jauh, akhirnya kami berhenti di sebuah kawasan kota padat penduduk orang-orang yang konon katanya adalah tempat para imigran masuk ke negara ini. Mayoritas yang di sini adalah penduduk China yang telah bermukim lama. Tak mau tertinggal jauh, Sora malah meninggalkanku sendiri yang sejak tadi berkutat dengan tariff taksi yang cukup lumayan. Memasuki pemukiman padat, aku sempat kebingungan dan kehilangan Sora beberapa saat. Syukurlah ia tak terlalu jauh hingga aku menemukannya tengah memandangi sebuah tempat kumuh namun lagi-lagi dipadati orang-orang yang berlalu lalang di sana. Aku segera mendekati Sora dan ia memang tampak sedang menungguku menyusulinya. "Kau yakin Yoona masuk ke dalam?" tanyaku sambil mengerutkan dahi tidak percaya melihat "King of s*x" tertulis samar-samar dipamflet yang mulai usang. Sora mengangguk sekali tapi juga tetap menautkan kedua alisnya, heran. “Benar. Aku mengikutinya dan ia masuk ke dalam.” “Sebenarnya apa yang mau Yoona lakukan di tempat seperti ini?” Sora hanya bisa menaik turunkan pundaknya menjawab pertanyaanku itu. Sora mendengar sesuatu ketika Yoona mendapatkan telepon yang tak dikenal saat jam istirahat sekolah tadi. Hingga Sora memutuskan untuk bolos sekolah lalu kepergok olehku tadi. Sora pernah cerita bahwa dia pernah kecolongan saat Yoona pergi diam-diam di malam hari. Melihat ada kesempatan untuk mengikutinya, Sora nekat pergi dan membolos hari ini. "Biarkan aku sendiri yang masuk.” Aku langsung meraih tangannya untuk masuk ke dalam. Dalam situasi seperti ini, bagaimana bisa aku pergi meninggalkannya sendirian? "Ayo masuk bersama," pintaku tanpa ada penolakan sedikitpun dari Sora. Tentu saja aku memilih pergi dengannya daripada membuatku gila karena meninggalkannya sendiri. Tempatnya berada di tengah distrik Gangnam. Berada ditengah lorong yang berbau kotoran manusia dan juga sampah. Tembok-tembok yang bergrafiti dan beberapa bagiannya juga mulai rapuh. Mengapa masih tersisa tempat yang tidak layak dihuni seperti ini ditengah gemerlapnya kota Seoul? Mungkin ini gedung bekas. Di dalamnya tidak seperti yang kami bayangkan. Beberapa pria bertubuh besar seperti preman hilir mudik di koridor gedung. Banyak pintu dan lorong di dalam bangunan ini. Saat pintu terbuka disalah satu kamar, aku bisa melihat sekilas beberapa orang berkumpul seperti tengah bermain judi. Pintu segera menutup setelah menyadari keberadaanku yang tengah mengintip aktifitas mereka. Sora terus berjalan tanpa risih. Beberapa ruangan juga terdengar berisik dan gaduh. Kami memilih menuju suara tersebut dan membuka pintu perlahan. Ruangan ini terlihat cukup besar. Di dalamnya terdapat beberapa orang mengenakan Dobok , pelindung kepala dan sarung tinju. Aku semakin mengedarkan pandanganku setelah Sora tiba-tiba menghilang lagi. Aku yakin dia tengah mencari Yona. Ruangan ini remang-remang , membuatku tidak bisa fokus mencari. Penonton semakin berteriak histeris melihat pertandingan sengit di depan mereka. Yah, ruangan ini adalah arena pertarungan ilegal. Banyak beberapa petarung wanita dan pria bergabung untuk mendapatkan uang di sini. Aku tak percaya bisa masuk ke tempat seperti ini. "Kau pelatihnya? Kenapa menyuruhnya bertanding? Gadis kecil itu akan mati." Tanpa sengaja aku mendengar percakapan dua orang pria paruh baya membicarakan petarung diatas ring. Kedua petarung adalah wanita tapi berbeda tipe gaya bertarung. Seorang wanita Korea menggunakan beladiri acak yang ia pelajari, sedangkan seorang wanita asing melakukan beladiri Muay thai dari Thailand. Muay Thai merupakan jenis beladiri yang tidak memerlukan senjata selain anggota tubuh. Hampir semua anggota tubuh terpakai ke dalam gerakannya seperti pukulan, tendangan, menyikut, mendengkul, dan memiting. Muay Thai juga dikenal dengan nama 'Ilmu Delapan Tungkai' karena semua teknik gerakannya yang berawal dari kekuatan delapan titik kontak. Jadi untuk melakukan semua hal itu, benar-benar harus memiliki ekstra energi. Wanita asing itu terus melakukan serangan. Mulai dari Hook (Gerakan tinju secara menyamping yang menargetkan ke area kepala atau wajah dan anggota badan bagian samping) , Low Kick (Menargetkan anggota tubuh bagian bawah. Biasanya bagian dari pinggang ke bawah) dan yang terakhir gerakan memiting. Lawannya langsung rubuh dan tidak sadarkan diri lagi. Wanita itu sangat kuat. Pukulannya benar-benar berenergi. Aku sampai terkesima dan malah tertarik untuk menonton pertarungan illegal ini. "Aku tidak memintanya, dia sendiri yang ingin maju," ucap pria berkepala plontos yang langsung tidak merasa bersalah sedikitpun. Aku ingin maju untuk menghampirinya tapi ku urungkan karena melihat Sora yang keluar dari pintu di seberang ring. Ia bersama Yoona mencoba melepaskan diri dari Sora yang memaksanya untuk keluar dari ruangan. "Apa yang ingin kau lakukan? bertarung tanpa ada pengalaman beladiri?" Sora sepertinya telah kehilangan sifat lembutnya. Dia sangat marah. Tempat ini masih tetap riuh karena teriakan mencari penantang selanjutnya yang kuyakini pasti Yoona. Yoona balik menatap Soora tanpa takut. Aku sudah tahu lama , gadis ini tidak pernah mau menerima kehadiran Sora di keluarganya. Padahal yang aku tahu, Sora tak pernah melakukan apapun yang menyakiti gadis itu. Entahlah. Aku tidak mengerti jalan pikiran Yoona. Yang jelas, aku tak suka caranya menyakiti Sora. "Aku sudah cukup berlatih! Jangan khawatirkan aku." "Berlatih apa? mempelajari beladiri bukan untuk melakukan perjudian seperti ini! Sadarlah..ini terlalu berbahaya untukmu!” "Jangan campuri urusanku! Pergilah!” usir Yoona yang langsung menepis tangan Sora begitu saja. Gadis keras kepala ini masih tetap berniat naik keatas ring. Sora yang telah kalap langsung menarik tangan Yoona hingga membuatnya tersungkur di lantai. Menarik perhatian orang yang di sekitar kami. "Sora..tenangkan dirimu," ujarku sambil melepaskan cengkraman yang sangat kuat darinya pada Yoona yang langsung tak berdaya. Sora benar-benar tidak bisa mengendalikan emosinya kali ini. Aku tahu ia putus asa untuk menunjukkan bagaimana ia begitu perhatian pada Yoona hingga harus sejauh ini mengejarnya. "Kau , kenapa menyia-nyiakan hidup hanya untuk melakukan hal ini? bagaimana dengan bibi jika ia mengetahui anak gadisnya melakukan hal bodoh dengan mempertaruhkan seperti ini?" Yoona terdiam. Begitu juga penghuni lain saat mendengar hardikkan Sora terhadap saudara tirinya itu. Wanita asing yang sedari tadi menjadi penonton di atas ring tiba-tiba mendekati kami. Ia membalikkan tubuh Sora mencoba berdialog. "Apakah semua wanita korea hanya bisa menari dan menyanyi huh? Dia lawanku sekarang! Jangan mencoba membawanya lari!" Aku tidak yakin, sepertinya dia berbahasa Spain. Wanita ini ternyata cukup tinggi . Dia berdiri angkuh dengan menaikkan kedua sarung tangan tinjunya mengarah ke wajah Sora. Aku merasakan firasat buruk tentang ini. *Dobok : itu seragam yang digunakan saat berlatih Taekwondo bersambung
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD