Part 44

1010 Words

Pukul sembilan belas dua puluh, Maira baru bangun dan membuka pelan kelopak matanya. Pandangan mulai berpencar, Meneliti setiap jengkal ruangan asing yang ada di sekelilingnya. Setiap sudut dan inci dari ruangan tersebut tidak ada satupun yang luput dari pengamatannya. Sebuah kamar dengan nuansa abu-abu dan lampu redupnya. Maira tidak tahu ini kamar siapa ? Christ tidak pernah membawanya ke kamar seperti ini. Di rumah juga dia tidak pernah melihat ada kamar dengan nuansa seperti ini. Di tambah rasa penasaran dan rasa ingin tahu nya yang kuat, Maira mulai menurunkan pelan telapak kaki telanjangnya dari atas ranjang. Dia mulai memanggil pelan nama seseorang yang selalu hadir di hidupnya. Namun Christ tidak kunjung menjawab panggilannya. Memilih keluar, Maira mulai membuka satu persatu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD