Dia mencari ke setiap sudut penjuru ruangan namun wanita itu tidak kunjung ditemukannya.
Christ Membuka satu persatu pintu yang ada di depanya. Dari mulai pintu kamarnya sendiri, kamar mandi umum yang ada di ruangan depan sampai halaman depan yang biasa Maira singgahi, Namun perempuan itu tidak juga dia temukan di dalam sana.
Bibirnya mulai menggerutu. Meskipun rasa kesal mulai mendominasi, Namun rasa khawatir juga sedikit terselip di setiap umpatan dan gumaman nya.
Christ melangkahkan kembali kakinya menuju kamar Maira yang belum sempat ia jamah untuk mencari keberadaannya.
Dia mulai mengarahkan jemarinya untuk membuka perlahan pintu kamar tersebut.
Napasnya sedikit tercekat ketika di depannya tersaji pemandangan yang tidak seharusnya Christ lihat saat ini.
Di depannya terlihat Mair
