Aku dan Anjar, berjalan santai menuruni anak tangga. Tanganku terpaut pada lengan Anjar yang terlihat besar dan kokoh. Apalagi jika Anjar mengenakan baju kaos yang menempel ketat pada tubuhnya. "Lama banget, Kak?" celetuk Fery sambil tersenyum dengan pandangan separuh curiga. "Maaf, semuanya." "Ya sudah, ayo kita berangkat sekarang!" Mama berusaha menenangkan suasana. "Iya, Ma." "Papa duduk di kursi depan ya?" "Iya, Pa," sahut Mama yang tampak semakin menyembunyikan perasaannya. Aku terus memperhatikan gelagat papa. Tampaknya beliau juga sudah mengetahui kemana arah langkah dan tujuan perjalanan ini dan juga apa yang sebenarnya terjadi. Jujur saja, aku sama sekali tidak memiliki firasat kali ini. "Mama harap, jangan ada pertanyaan dulu ya!?" "Iya, Ma." Sekitar 25 menit menempuh p