Tawa dan Amarah

1413 Words

Malam yang dinanti telah tiba. Angin dingin seolah menyambut kami yang sudah tersenyum lebar sejak kemarin. Serly mengenakan gaun berwarna merah menyala yang jatuh di tubuhnya. Gaun ini, mamanya Nofel yang memilihkannya. Beliau bilang, ini adalah gaun terbaik untuk wanita istimewa bagi putranya. Sementara aku, seperti yang Anjar katakan. Aku akan mengenakan gaun berwarna putih bersama Anjar. "Sayang," panggil Anjar dari samping, saat melihatku berdiri untuk merapikan gaun di depan kaca besar. "Apa?" Lalu Anjar berdiri. Padahal tadinya, ia sangat awet duduk di atas tempat tidur kami. "Dia sudah terlihat," ujarnya sambil memelukku dari belakang dan aku langsung memegang perutku yang keras sambil tersenyum. "Iya. Kamu bahagia, Sayang?" Anjar menganggukkan kepalanya. "Apa kamu suka?" "Sa

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD