3 hari berlalu setelah penguburan Ayah. Mungkin Anjar 'tak sadar jika selama beberapa hari ini, banyak hal yang sudah terjadi. Koneksi tubuhnya sangat buruk, tapi dia terus berjuang dan bertahan untuk hidup. Aku selalu saja menatap suamiku dengan penuh harapan dan do'a. Jangan sampai pengorbanan ayahku sia-sia. Dalam kondisi tertekan seperti ini, aku sempat dua kali mengalami hilang kesadaran (pingsan). Dokter bilang, jika terjadi sekali lagi maka aku harus bersedia untuk dirawat inap. Waktu terus berganti, begitupun juga dengan suasana dan keadaan. Saat ini, aku sangat mual dan pusing sekali. Tapi aku tidak mampu beranjak jauh dari Anjar. Aku sangat merindukan senyumnya yang menawan. Pukul 17.00 WIB. Aku merebahkan kepala tidak jauh dari Anjar. Tak lama, Nofel dan Serly datang membawak