Hanna meninggalkan rumah keluarga Antoilter tanpa dia tahu bahwa rumah tersebut adalah rumah keluarga Whittaker.
Melalui jendela kamarnya, Ken kembali memperhatikan Hanna yang pergi dengan motornya. Ia tidak percaya kalau Hanna membawa kendaraan roda dua. Apa yang terjadi pada wanita itu, mengapa dia tidak membawa mobil. Apakah dia tidak memiliki mobil sebagai kendaraan untuk pergi ke tempat yang menjadi tujuannya. Bagaimana kalau hujan dimana dia akan berteduh?
Segala macam pertanyaan memenuhi benak Ken. Yang baru saja dia lihat bukan Hanna yang selama ini dia kenal. Dia ingat selama berada di London saat persidangan, Hanna selalu bersama dengan Scott dan pertanyaan menyeruak ke dalam benaknya. Apakah Scott tahu kalau Hanna ada di London dan menjadi mahasiswa dan bekerja di rumahnya?
Scott yakin tidak ada yang tahu karena salah satu saja ada yang mengetahui keberadaan Hanna, semua temannya pasti akan berisik terutama Diana.
Ken keluar dari kamar setelah cukup lama berdiri di depan jendela kamarnya.
“Ternyata Hanna adalah wanita yang sangat menarik. Mom tidak percaya berbicara dengannya membuat Mom mengetahui sesuatu yang tidak pernah mom pikirkan,” suara Rossie menarik perhatian Ken.
Ken menoleh dan melihat ibunya berjalan menghampirinya yang sedang menerima kopi dari pelayannya.
“Hanna ternyata bukan saja teman Diana, tetapi juga teman kau juga. Ada yang membuat mom terkesan dengan kalimat yang dia ucapkan tentang dirimu,” beritahu Rossie walaupun dia melihat Ken seperti tidak berminat.
“Apa?”
“Menurut Hanna kau adalah pria berbahaya.”
“Berbahaya? Darimana dia bisa berpikir seperti itu?”
“Mom tidak tahu, tapi menurutnya dia selalu melihatmu sebagai pria yang selalu marah-marah bahkan sejak dia pertama kali melihatmu,” jawab Rossie tersenyum.
“Dia berkata seperti itu? Mom tidak tahu seperti apa dia. Kadang dia sangat menjengkelkan dengan mata polosnya hingga membuat orang yang berhadapan dengannya selalu mengalah dan mengikuti apa yang menjadi keinginannya,” jawab Ken ketus.
“Benarkah? Jadi seberapa dekat hubungan kalian sebenarnya. Apa mom perlu bertanya pada Diana?”
“Kalau mom bertanya pada Diana, aku yakin dia akan mengatakan pada yang lainnya dan gadis itu langsung berlindung di balik punggung kakaknya,” jawab Ken cepat.
“Sepertinya kau sudah sangat mengenalnya. Kenapa kau tidak berbicara dan menemuinya saja. Kau tahu Ken, mom melihatnya dia sangat kesepian dan sangat rindu dengan keluarga. Mom yakin kalau dia tahu kau adalah pemilik rumah ini, rasa rindunya terhadap keluarga akan terobati.”
“Aku tidak akan melakukannya sampai tahu apa tujuannya yang sebenarnya.”
“Kau pikir Hanna mempunyai tujuan yang berbeda dari sekedar sebagai pengasuh paruh waktu?”
“Benar. Untuk itulah aku tidak ingin dia tahu kalau aku adalah pamannya Bella dan pemilik rumah ini,” jawab.
“Mom tidak tahu mengapa kau berbicara seperti itu, tetapi mom yakin kau mempunyai alasan yang hanya kau ketahui sendiri.”
“Terima kasih untuk pengertiannya Mom,” sahut Ken tersenyum.
Rossie tidak tahu apa lagi yang akan dilakukan oleh Ken pada Hanna. Dia hanya berharap hubungan keduanya bisa berjalan ke arah yang lebih baik.
“Hari ini kau sudah mempunyai rencana? Mom mau membawa Bella ke rumah Tante Sania, kau mau ikut?”
“Tidak. Masih banyak hal yang harus aku kerjakan,” jawab Ken.
“Terserah kau saja.”
Cangkir kopi ditangan Ken masih terlalu panas untuk diminum sehingga ia sedikit meminumnya saat Scott datang dengan suasana hatinya yang membuat Ken meringis.
Ken selalu heran mengapa Scott lebih sering memilih penampilan seperti anak muda yang tidak mengenal kata rapi. Ken tahu dengan pekerjaannya sebagai seorang detective Scott seringkali menggunakan samaran untuk mencari rahasia, tetapi Scott seringkali berpakaian semaunya.
Melihat Scott berpakaian rapi hanya dapat dilihat saat Scott bersama dengan Hanna selebihnya, seperti yang dilihat Ken sekarang.
Memakai switer dan parka sekaligus membuat Ken meringis. Saat ini adalah musim panas, tetapi Scott memakai pakaian musim dingin adalah salah satu kesalahan berpakaian yang tidak akan diperbaiki oleh Scott.
“Ada apa, apa ada yang aneh?” tanya Scott menyadari tatapan Ken yang aneh.
“Tentu saja ada. Lihatlah cara berpakaianmu. Kau tidak panas?”
“Lumayan. Aku sudah mengecek keberadaan Lenna dan kau tidak perlu khawatir dalam waktu dekat ini tidak aka nada tuntutan yang akan dilakukan olehnya,” jawab Scott sambil membuka parkanya.
“Benarkah, Dimana Lenna sekarang?” tanya Ken dengan sebelah alis terangkat.
“Lenna, sejak kejadian itu sudah pergi meninggalkan kota London bersama Irawan. Dari beberapa sumber sekarang Lenna berada di Asia Timur. Sepertinya mereka mencoba mencari peruntungan yang lebih baik,” sahut Scott.
“Ada kemungkinan dia akan menuntut Bella kembali?” tanya Ken.
“Kalau Irawan tidak mempengaruhi, sepertinya tidak. Dan yang utama adalah, Daniel sudah menunjuk dirimu sebagai wali Bella bila dia meninggal.”
“Apa! Dari mana kau tahu?”
“Kemarin aku datang ke tempat Lenna dan mencari semua dokumen yang ditinggalkan oleh Daniel. Salah satunya adalah selembar surat yang mungkin tidak dianggap oleh Lenna. Kenapa kau khawatir sekali kalau dia akan menuntut perwalian Bella kembali. Ada yang kau sembunyikan?”
“Bagaimana kalau aku katakan Hanna ada di sini.”
“Di sini, di London maksudmu?”
“Hem.”
“Tapi untuk apa? Lenna sudah tidak tinggal di sini dan putusan pengadilan juga sudah ada di tanganmu.”
“Aku tidak tahu. Kau pikir kenapa aku menyuruh menyelidiki keberadaan Lenna dan keberadaan surat wasiaat Daniel kalau bukan karena Hanna ada di sini.”
“Mungkin dia ada tugas yang lain dan tidak berkaitan dengan Bella dan Lenna.”
“Tapi tidak dengan menjadi pengasuh paru waktu Bella,” jawab Ken tajam.
“Apa!!”
Scott yang baru saja minum menyemburkan minuman hingga tersedak membuatnya terbatuk dengan hebat.
“Kenapa kau terkejut?”
“Tentu saja aku terkejut. Bagaimana bisa? Apa dia bermaksud mencari peluang berkaitan dengan permintaannya pada hakim?”
“Kalau kau saja berpikir ke sana menurutmu apa yang akan aku lakukan?”
Scott tidak menjawab pertanyaan Ken. Dia terdiam dan berusaha berpikir kemungkinan yang akan terjadi bila semuanya sesuai dengan perkiraan yang membuat mereka kehilangan peluang mendapatkan Bella.
“Tapi mengapa dia melakukannya pada saat Lenna sendiri tidak berada di London.”
“Aku berharap tidak benar, tetapi tidakkah terpikir olehmu bahwa kepergian Lenna ke negara Timur Tengah untuk mempersiapkan semuanya sementara Hanna mencari kesempatan di sini.”
“Lalu apa yang akan kau lakukan? Maksudku apa kau sudah berbicara padanya dan bertanya apa tujuannya berada di rumahmu?”
“Dia tidak tahu kalau Bella yang dia rawat adalah balita yang menjadi obyek yang kami perebutkan di pengadilan.”
“Dia tidak tahu? Tidak masuk akal/”
“Masuk akal, Karena ibuku memakai nama Antoilter sebagai nama keluarga di rumah ini.”
“Begitu. Menurutmu apa resikonya setelah dia tahu yang sebenarnya apalagi kau mencurigai kehadirannya sebagai pengasuh Bella.”
“Katakan padaku, apakah kau berpihak padanya?” sindir Ken pada Scott.
“Menarik juga kalau hal tersebut yang terjadi. Apalagi aku sudah mengetahui kalau kau sama sekali tidak kompeten sebagai seorang ayah,” jawab Scott yang mendapat lemparan bantal kuris yang dilakukan oleh Ken.
“Dasar pengkhianat ga punya ahlak.”