Wajah seperti boneka

1136 Words
    Mobil yang dikemudikan oleh Scott memasuki halaman kantor polisi dan tidak berapa lama kemudian Diana menyusul bersama dengan suaminya dan juga salah satu palayan senior mereka.     Mata Keanu mencari keberadaan Lenna begitu ia berada di dalam kantor polisi untuk menjelaskan tentang mereka.     Tidak berapa lama kemudian, dua orang polis datang membawa pasangan yang diketahui oleh Scott sebagai Lenna dan Irawan, sementara seorang polisi yang lain membawa Bella yang tertidur nyenyak. Sebuah parka melindungi tubuhnya agar terhindar dari udara dingin.     Diana dan pelayan wanita yang melihatnya segera mengambil alih dan memberikan selimut tebal untuk melindunginya.     “Kalian adalah manusia yang paling tidak bertanggung jawab. Aku mungkin tidak akan mudah melepaskan kalian,” ancam Ken dengan suara mendesis.     “Bella adalah putriku. Kau hanyalah seorang paman yang tidak memiliki hak apa pun juga,” teriak Lenna dengan suara keras.     “Benar kau adalah ibunya tapi kau sama sekali tidak bisa menjadi ibu yang baik untuk keponakanku. Apa yang sudah kau lakukan untuk menjagany? Ingat pengadilan sudah menyerahkan perawatan Bella padaku. Kalau kau menghalanginya kau aku anggap sebagai penculik.”     Diana masih berdiri di belakang Ken dengan mata galak. Sebelum Ken maupun Scott bertanya dia sudah berbicara dengan suara tajam dan juga menghakimi.     “Aku yakin kau bukan ibu yang bersedia menyusui, tapi kau memang tidak layak menjadi ibu yang baik. Bagaimana bisa kau membawa anakmu pergi tanpa membawa persiapan apa pun untuknya. Akan kau beri makan apa dia? Aku curiga bahwa kau sebenarnya berniat mencelakai dirinya.”     “Kau…jangan karena kau mampu bebas menghina kami. Aku tahu apa yang terbaik bagi putriku.”     “Tentu dengan tidak memberinya makanan dan minuman yang layak,” cerca Diana sebelum meninggalkan Lenna yang masih berteriak marah dan tidak berapa lama suara polisi mendiamkannya.     “Aku akan melanjutkan proses hukum atas laporanku.”     Setelah menyatakan keputusannya, Ken meninggalkan kantor polisi bersama dengan Scott dan yang lainnya. Kemarahannya masih tetap ada walaupun sudah jauh berkurang dari sebelumnya. Setidaknya Bella sudah ada bersama dengannya.     Dalam perjalanan pulang tidak ada yang berbicara. Ken dan Scott masing-masing terbawa dalam pikirannya hingga mereka sudah tiba kembali di rumah besar milik keluarga Whittaker.     “Darla, aku ingin kau bersihkan tubuh Bella sebelum ibuku melihatnya. Berikan dia susunya agar tidak rewel!” perintah Ken membuat Diana dan Scott saling berpandangan.     “Wow…ternyata perhatianmu sangat besar. Sejak kapan kau belajar menjadi orang tua yang peduli? Aku baru mengatakan kalau menjadi seorang ayah memerlukan tanggung jawab yang besar dan kau sudah melakukannya. Aku benar-benar salut Ken.”     “Aku tidak perlu mengatakan bagaimana aku belajar. Tapi yang aku lakukan memberikan bukti bahwa aku bisa,” jawab Ken dengan senyum puas.     Setengah hari ini benar-benar melelahkan. Dan mereka beruntung karena Lenna tidak terlanjur meninggalkan kota London sehingga dengan cepat dapat ditemukan dan wajah mungil Bella terlihat sangat cantik dan menggemaskan setelah menghabiskan sebotol s**u yang diberikan oleh Darla.     Gadis mungil itu mengeluarkan tangannya dari balik selimut mencoba menggapai tangan Ken yang cukup besar. Bella menggenggam salah satu jari Ken yang terjulur untuk menyentuh pipinya. Perasaan Ken menjadi lembut karena merasakan reaksi murni dari gadis kecil bernama Bella yang baru berusia setahun.     Bella di depan Ken seperti sebuah boneka yang cantik. Tidak hentinya ia memandangi wajahnya sampai Rossie menegurnya.     “Kau tahu bahwa kita dapat memilikinya sampai ibunya cukup mampu menopang hidupnya?”     “Benar. Dan aku harus memastikan kalau dia benar-benar mampu dan tidak membahayakan gadis kecil yang sangat menggemaskan ini,” jawab Ken setelah diam cukup lama.     Hanna b******k. Mengapa wanita itu mengajukan permintaan yang membuat hakim bersedia mempertimbangkan. Harusnya hak asuh Bella secara mutlak jatuh dalam pengasuhannya , tetapi Hanna meminta hakim untuk memberi kesempatan pada ibunya Bella untuk merawat dan menjaganya ketika keadaan dan keuangan Lenna memadai. Seorang anak tidak dapat dipisahkan begitu saja terutama dengan usia anak yang tergolong masih cukup kecil.     Ken tidak mengerti mengapa Hanna bisa mendapatkan peluangnya pada saat Lenna sendiri tidak hadir di persidangan. Dengan caranya Hanna memanfaatkan ketidak hadiran Lenna dan memakai alasan tersebut dengan mengatakan bahwa Lenna berusaha memperbaiki keuangannya agar bisa menjaga dan mendidik Bella pada saatnya nanti.     Apakah Lenna tahu tentang permintaan Hanna? Ken yakin dia tidak mengetahuinya karena kalau memang Lenna tahu, wanita itu pasti tidak berbuat bodoh hingga memberi Ken peluang untuk mendapatkan Bella secara mutlak.     “Ken, aku akan pulang dulu,” terdengar suara Scott yang berjalan menghampirinya.     “Kami juga pulang dulu. Besok sebelum aku pergi, aku akan mampir dulu,” Diana mendekati kereta Bella dan menyentuh pipi halusnya sambil melirik Robert suaminya.     “Kalau kau tidak sempat, tidak perlu memaksa datang. Di sini ada Mom dan pelayan yang bisa menjaga Bella,” sahut Ken yang mengerti dengan kesibukan Diana, apalagi dia akan pergi berbulan madu.     “Selama aku bisa dan Robert tidak keberatan aku rasa tidak masalah,” sahut Diana yang dijawab dengan kedikan bahu.     Scott, Diana dan Robert sudah pergi kini hanya ada Ken dan ibunya sementara Bella sudah dibawa Darla ke kamarnya. Darla menempati kamar di sebelah kamar Ken sesuai dengan permintaannya.     Sejak Bella tinggal bersama mereka, rumah besar Keluarga Whittaker sudah tidak sama lagi. Suara tangis dan tawa yang berasal dari Bella memberi warna baru pada keluarga tersebut.     Perubahan yang sangat besar terjadi. Rossie yang biasanya lebih banyak berada di luar untuk melakukan kegiatan social kini lebih banyak di luar, begitu juga dengan Ken yang biasanya lebih banyak menghabiskan waktu malamnya bersama dengan para wanita, kini dia sudah berada di rumah sebelum jam 9.     Namun, Ken tidak bisa selamanya berada di rumah sebelum jam 9. Rasa bosan dan jenuh kembali menderanya. Ia memerlukan hiburan dan juga menghabiskan malam bersama wanita yang menjadi teman kencannya. Dan sudah sebulan ini Ken seringkali pulang setelah lewat tengah malam.     Rossie sedang bersama dengan Bella di taman belakang ketika Ken menghampiri mereka untuk menyapanya.     “Pagi Mom. Bagaimana dengan Bella, apa dia membuat Mom lelah?” tanya Ken menganggkat tubuh keponakannya dari keranjang lalu menggendongnya.     Rossie menatap Ken penuh rasa rindu. Ia merindukan seorang cucu yang lahir dari perkawinan Ken dengan wanita yang dicintainya. Karena Ken memerlukan seorang penerus. Dan harus darah dagingnya sendiri.     “Seandainya kau mempunyai anak lebih dulu, tentu lebih mudah merawat Bella,” ucap Rossie pelan namun bisa didengar dengan jelas oleh Ken.     “Bella sudah menjadi anakku dan Bella akan membantuku saat aku sudah mempunyai anak nanti,” jawab Ken tertawa.     “Kau benar. Tapi Bella sekarang semakin lincah dan Darla sepertinya mengalami kesulitan kalau dia menjaganya seharian penuh. Bagaimana kalau kita mengambil pengasuh. Pengasuh paruh waktu saja dan dia bisa menjaganya pada malam hari,” usul Rossie.     “Mom mengusulkan karena aku sering pulang malam?” tanya Ken sambil melirik ibunya.     “Begitulah dan Mom tidak bisa melarangmu karena kau juga memerlukan hiburan dan selingan.”     “Terima kasih Mom. Dan aku setuju dengan usul Mom. Lakukan saja yang terbaik menurut Mom.”     “Terima kasih.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD