Tawaranmu kurang menarik

1197 Words
    Tiga pasang mata memandang galak pada dua orang lelaki berbadan besar yang sama sekali tidak memiliki sopan santun yang pergi begitu saja meninggalkan mereka setelah ucapan terakhirnya membuat Hanna berpaling pada Ken yang kini mulai melirik Scott.     “Kalian lelaki dewasa, jadi jangan jadi pengecut untuk menjelaskan apa yang terjadi!” hardik Hanna pada Ken dan Scott yang kini nyengir mencoba meluluhkan hati Hanna.     “Aku minta maaf tidak mengatakan padamu sebelumnya. Terus terang gangguan seperti yang kau lihat tadi bukan baru sekali terjadi tetapi selalu berulang dalam waktu yang tidak tentu. Mereka selalu datang sejak hak asuh Bella berada di tanganku. Aku dan Scott sudah berulang kali juga membuat laporan tentang utusan mereka yang lebih mirip tukang pukul daripada orang yang memiliki cinta untuk anak-anak,” ujar Ken berusaha menjelaskan.     “Dan kau memanfaatkan diriku untuk mengikuti permainanmu?” tegas Hanna tajam.     “Bukan memanfaatkan karena tidak ada niat di dalam hatiku untuk memanfaatkan seorang teman. Yang ingin aku lakukan adalah berusaha meminta bantuanmu,” jawab Ken menghindari mata Hanna.     “Dan jenis bantuan yang kau inginkan adalah?”     Ada jeda yang terjadi ketika Hanna bertanya pada Ken. Lelaki yang biasanya selalu mempunyai jawaban dari setiap pertanyaan yang ditujukan padanya kali ini hanya berdiam diri.     Setelah beberapa kali menarik napas dan mengeluarkannya secara perlahan, Ken mulai menjelaskan semua yang dia inginkan dan alasan yang mengiringinya.     “Daniel adalah adik lelaki yang selalu mendapat perlindungan dariku. Aku tahu kalau kau mengetahui sepak terjangnya dengan perempuan pasti kau  akan menyalahkan diriku yang terlalu memanjakannya, tetapi aku melakukannya karena dia tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari ayahku yang sudah meninggal ketika Daniel masih kecil.”     “Jadi kau berusaha berperan sebagai ayahnya dengan memanjakan dirinya?” kerutan di dahi Hanna menandakan kalau dia tidak menyukai cara Ken.     “Aku tahu kau akan mengatakan apa, tetapi aku sudah berusaha keras melarang dia berhubungan terlalu jauh dengan Lenna yang menurutku jauh dari kata sempurna.”     “Kau pernah bertemu dengan Lenna?” selidik Hanna.     “Sudah dan aku benar-benar kecewa karena Daniel berhubungan dengannya,” Ken menggelengkan kepala seolah-olah ingatan tentang Lenna membuat Ken merasa kotor.     “Kalau kau sudah mengenal Lenna dan mengetahui gaya hidupnya kau masih percaya bahwa Bella adalah keturunan Whittaker. Dari mana keyakinanmu?”     “Keturunan Whittaker memiliki tanda lahir yang mungkin tidak akan diperhatikan oleh siapa pun,” senyum Ken menarik perhatian Hanna.     Hanna terdiam menyadari kalau dia tidak terlalu memperhatikan Bella dan tanda apa yang dimiliki oleh balita yang sekarang berada di dalam pelukannya.     “Ada apa?” tanya Ken melihat mulut Hanna yang buka tutup seperti ikan mas koki membuat Ken dan Scott tertawa geli.     “Aku hanya mau bertanya apa yang membuatmu….”     Kalimat yang diucapkan Hanna terputus karena seorang pelayan berjalan melintasi ruangan untuk membuka pintu.     Mereka semua melihat wanita yang memiliki keanggunan luar biasa berdiri bersama dengan seorang wanita yang usianya mungkin sama dengan Hanna, hanya karena dia memakai make up yang tebal sehingga dia terlihat lebih tua daripada umur yang sebenarnya.     “Hanna? Aku tidak mengira kau berada di sini. Apakah kau datang karena Ken yang memanggilmu?” tanya Rossie yang merasa bersalah karena dia datang bersama dengan putri teman lamanya.     “Tidak. Aku datang bersama dengan Scott. Kebetulan ketika Ken meneleponnya aku sedang bersamanya,” jawab Hanna.     “Kau sedang bersamanya? Bukan karena Scott yang datang menemuimu?” tanya Ken.     “Kami bertiga baru saja melakukan pertemuan,” jawab Hanna yang tertawa melihat Scott yang seperti merasa bersalah.     “Bertiga, dengan siapa?”     “Sama Diana.”     Hanna memperhatikan antara Ken dan Scott seperti berusaha mengalihkan perhatian dan ia menggelengkan kepalanya karena mereka salah kalau menganggap dirinya mudah tertipu.     “Bagaimana kalau kalian mengatakan alasan mengapa aku terlibat daripada kalian sibuk sendiri?”     Rossie memperhatikan Hanna yang begitu bebas bicara dengan Ken maupun Scott yang bagi sebagian besar sangat sulit untuk menjadi akrab.     “Sepertinya saat ini waktunya tidak tepat terlibat dalam pembicaraan kalian. Kami akan ke dalam dulu dan Hanna, aku yakin kau bisa menyerahkan Bella pada Darla,” ujar Rossie dengan nada yang berbeda membuat Hanna segera menyerahkan Bella yang masih tidur.     Scott memperhatikan Rossie yang masuk ke dalam, tetapi wanita muda yang datang bersamanya masih berdiri di tempatnya seolah-olah dia ingin terlibat dalam pembicaraan mereka.     “Apakah kakimu sakit?” tanya Ken pada wanita yang baru pertama dia lihat.     “Oh tidak. Namaku Silla dan aku adalah putrid teman dekat Tante Rossie,” katanya memperkenalkan diri dengan tangan yang terulur pada Ken.     “Aku yakin namaku kau sudah tahu dan mereka berdua adalah temanku yang aku yakini tidak memiliki kepentingan berkenalan denganmu,” sahut Ken dengan suaranya yang ketus.     “Aku minta maaf, tetapi aku memang selalu menyukai pertemanan,” jawabnya berusaha tidak ada masalah.     “Kau mungkin ya, tetapi kami tidak,” jawab Ken dingin.     Hanna tidak tahu mengapa Silla masih saja berdiri dekat mereka sementara Ken tidak menyukai kehadirannya. Kalau saja Hanna harus bicara dia akan bicara pada Silla bahwa dia harus melihat apakah Ken dalam situasi yang bagus atau tidak untuk berbicara dengannya.     “Kalau begitu aku akan pergi dulu,” ucap Silla serasa dia adalah wanita penting di keluarga Whittaker.     “Kau kenal dengan dia?” tanya Scott langsung pada Silla yang berjalan dengan langkah seperti seorang ratu.     “Kau pikir aku kenal dengan semua perempuan yang ada,” jawab Ken ketus.     “Sekarang kau harus katakan yang ada di dalam pikiranmu itu!” perintah Hanna lagi.     “Aku membutuhkanmu untuk menjadi istriku,” jawab Ken langsung.     Ucapan Ken sangat mengejutkan Hanna tetapi tidak dengan Scott yang sepertinya sudah mengetahui rencana Ken sebelumnya.     “Dan aku menjawab tidak. Aku tidak bisa melakukan atau menerima tawaran darimu begitu saja,” jawab Hanna setelah berpikir beberapa saat.     “Kenapa tidak. Kita sudah mengenal cukup lama dan kau yang membuatku berpikir bahwa kau harus ikut bertanggung jawab,” jawab Ken dengan mata tertuju pada Hanna. Mata yang tidak menerima penolakan.     “Kau salah. Aku tidak bertanggung jawab atas apa pun juga. Kau sudah memenangkan hak pengasuhan Bella sementara aku sebagai pengacara Lenna hanya memperjuangkan permintaan klienku.”     “Dan kau bisa lihat sekarang…Lenna tidak ada untuk melihat putrinya. Kau rela menyerahkan Bella pada negara dengan orang-orang seperti yang kau lihat tadi.”     “Sebelum aku bertemu denganmu, Ken sudah berbicara padaku bahwa dia tertarik padamu dan bermaksud melamarmu,” kata Scott turut berusaha menjelaskan.     “Yang tidak kau pikirkan adalah aku adalah Warga Negara Indonesia dan aku adalah anak mama yang segala keinginannya harus mendapat persetujuan dulu darinya. Kau pikir mudah membujuk kedua orang tuaku?” tanya Hanna.     “Aku akan berusaha untuk mendapatkan dirimu. Dan akan aku lakukan setelah kau meraih gelar sarjanamu.”     Tekad yang dimiliki Ken sangat besar hingga dia tidak ragu menjadikan Hanna sebagai istrinya sementara seorang wanita baru saja datang ke rumahnya dan mereka semua tahu tujuan Rossie.     “Tidak mudah Ken. Bukan saja kau harus meyakinkan keluargaku, tetapi juga aku. Kita tidak pernah ada rasa tertarik. Kau dan aku memiliki pandangan berbeda dan aku yakin kau sangat mengetahui hal tersebut,” ujar Hanna.     Dia tidak percaya seorang Keanu Whittaker yang selalu berpikir logis dengan semua ketenangan yang dimilikinya secara tiba-tiba menjadi lemah karena sebuah tuntutan.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD