Kamu, mengapa menyakitiku, Setelah kamu agungkan cintaku, Kamu juga yang menghancurkannya menjadi debu ---- Rara berusaha tenang. Tapi tidak bisa. Wajahnya memucat, badannya gemetar. Dia pasti jatuh kalau saja Hesti tidak memeluk lengannya erat. "Ra, kamu kenapa? Tambah sakit ya? Maaf tadi saya maksa kamu untuk presentasi. Apa direschedule aja ya presentasinya. Kamu saya antar pulang." Tanya Angga lembut, dia menyentuh pundak Rara pelan. Mungkin dia melihat wajah Rara yang mendadak pucat. "Saya gak papa pak. Mungkin karena belum makan saja." Alasan Rara pada Angga. Wajah lelaki tampan yang ada di belakang Rara tampak memucat. Terpantul dari pintu lift yang tampak kinclong ini. Dia sepertinya bingung bagaimana harus bersikap karena wanita cantik di sebelahnyai terus terusan menyentuh