48. Satu Sofa

1670 Words

“Ujian semester sebentar lagi, kan?” tanya Kinan pada kedua anaknya di tengah makan malam. Azha dan Dinda menganggukkan kepalanya dengan kompak karena mereka sedang mengunyah makanan di dalam mulutnya. “Butuh tambahan kelas seperti les atau mau belajar sendiri aja?” tanya Kinan lagi. Selama ini dia memang selalu membuat pilihan untuk Azha jika mengenai belajar. Dia tidak mau terlalu memaksa walau dia tetap mengawasi dan menuntun putranya ini supaya lebih baik. Pernah mengalami bagaimana sulitnya terus dikontrol dalam belajar membuatnya tidak mau kalau anaknya ikut merasakan hal yang sama. Tapi bukan berarti Kinan membiarkan saja dan terlalu membebaskan putranya. “Aku mau ikut les sama temen aku, Ma. Aku banyak nggak paham soal Fisika,” kata Dinda dengan wajah murung. Dia memang tidak b

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD