KERESAHAN ELLSA SAYNA

1166 Words
Ellsa Sayna gelisah bus mana yang iya harus tumpangi yang menuju ke kota jakarta, Ia pun bertanya salah satu warga yang ada di sekitaran terminal " Bu, bus yang menuju ke Jakarta yang mana?" Warga menjawab nya seraya menunjukan tangan ke arah bus yang iya maksud. Melangkah menuju bus yang iya tumpangi duduk belakang supir bersampingan dengan kaca. Bus mengendari kira kira 4 km terjadi peristiwa naas terdengar suara keras dari belakng bus alhasil mengalami kecelakan ban belakang meletus. Apa yang terjadi jika saya terlambat sampai di lokasi syuting, akhirnnya Ellsa Sayna berfikir bagaimana ia sampai ke jakarta lagi dengan tepat waktu. Terdengar suara mobil dari belakang dengan membawa sayur mayur dan angkutan warga kampung, namaun iya tidak berfikir panjang dan untuk soal gengsi lalu ia memberhentikan mobil pick up sembari menggerakkan tangan kanan dan meminta ingin menumpang sampai kota, Ellsa Sayna pun berlari dengan langkah lebar menuju mobil akan tetapi ia diposisi belakang bersama ibuk ibuk desa dan sayur mayur nya. Tiba di kota Ellsa Sayna bergegas menemui Elizabet tentang kekacauan terjadi di acaranya. "Gini kak, pak bambang suami dari istri pertama nya bu diana,ingin minta pertanggung jawaban atas masalah pemberitaan kemarin" Ucap Elizabet nada yang terengah engah dan tanpa spasi. "Bukannya masalah sudah selesai, kenapa masih di permasalah kan" jawab Ellsa Sayna dengan santai dan menggoyangkan kedua tangannya kedepan. "Tapi kak, pak bambang mengancam, jika program kita harus ditutup!" "Lalu.." sahut Ellsa Sayna "program ini ditutup, kata pak gandan" Jawab Elizabet raut muka datar. "Lalu...,program gua di tutup ini!" dengan nada pelan raut muka lemas sambil mengeluarkan dikit demi dikit tetesan air mata. Disisi lain Alim dan karina tiba, mereka menuju ruangan untuk memperkenalkan karina kepada santri dan santriwati, karina memperkenalkan diri dan belanjut mengajar para santri dengan keahlian kesenian. Dikit demi dikit karina teringat masa lalu nya dengan Alim yang dimana karina dari dulu sangat mengagumi sosok Alim yang begitu sempurna dimata nya. Di lain waktu tiba dirumah Ellsa Sayna langsung cerita apa kejadian sekarang yang iya alami bersama ibunda nya, Teriak Ellsa Sayna didalam rumah mencari keadaan ibundannya "Mah....mah..." Ada apa nak, sebegitunnya teriak teriak" tanya ibunda Ellsa Sayna Ellsa Sayana berkata "Aku sudah tidak memiliki program lagi dan cita citaku ingin menjadi produser gagal" dengan suara lirih sambil mengusap air mata yang menetes di pipi cantik nya. "Sudah nak, ini belum rezeki mu sabar saja!" Jawab Ibu Ellsa Sayna mengelus d**a belakang anaknnya. ~~~~~ ••••••• ~~~~~~~ pagi itu, suara kicauan burung sudah terdengar dikala Ellsa Sayna masih terlelap dengan tidurnya. Angin dingin di pagi hari yang merasuk menyentuh kulit wanita itu, Ellsa Sayna masih meringkuk di selimut tebalnnya itu, menghangatkan tubuhnnya dari suhu dingin. Akan tetapi berdering terus menerus dari suara ponsel Ellsa Sayna Ia membuka mata sembari bergeags mencari ponselnnya, menggeserlah icon hijau untuk menjawabnnya. Menerima kabar begitu bagus. Ia bersiap siap untuk berangkat ke kantor bekerja lagi. Tiba di kantor Ellsa Sayna langsung menemui manajer produser, Ia mengarah keruangan dengan langkah yang lebar dan raut muka berseri seri, memajukan tangan sambil mengepal jari jarinya mengetuk pintu dengan pelan. "Permisi, pak!" Ucap Ellsa Sayna sembari masuk mendekati kursi yang sudah disediakan. "Iya, silahkan masuk" jawab manajer produser pak ganda "Karena acaramu sudah saya tutup, akibat komplen bintang tamu kemarin, saya memindahkan kamu ke acara subuh!" Manajer berkata seraya memperlihatkan acara yang Ellsa Sayna akan di bawa. "Apa....tidak salah dengar, pak?" Sahut Ellsa nada yang begitu tinggi "Iya tidak salah, programu ceramah pagi!" Ujar manajer dengan suara tegas. Ellsa Sayna menyingkirkan kursi lalu beranjak ke pintu untuk keluar, ia berfikir dengan tawaran manajer nya, dan Ellsa Sayna berfikir apakah ia mampu, acara kemarin sudah rating tinggi, namun sekarang dikasih acara pagi yang sangat rating rendah. Usut demi usut acara Ellsa Sayna kemarin di gantikan dengan acara putri yang sekarang menyingkirkan posisi Ellsa Sayna dengan programnya, semakin panas dan kesal terdengar berita itu Ellsa Sayna menggebu gebu untuk memperbarui acara yang sekarang iya bawa. Tidak sengaja di dalam ruang kantor putri bertemu dengan Ellsa Sayna Ia berjalan dengan lagak sombong dan menyindir, Ellsa sayna merasa semakin panas lalu menegur putri dengan berkata " Ini cara licik mu?" Sahut Putri nada tinggi seraya memajukan jari telunjuknya ke muka Ellsa Sayna " Apa ... Hah ..., bukannya lo sendiri bilang, kesempatan tidak datang dua kali, jadi gua terima tawaran yang begitu sangat menarik " Kemudian Ellsa sayna bergegas menuju ruang yang Ia bawa tak.memikirkan ocehan Putri barusan. Di tempat dan di ruang baru Crew sibuk sendiri sendiri di ruang dengan tugas nya begitu ramai orang mondar mandir untu mempersiapkan ke esoknya namun saatnya waktu tiba untuk mulai acara. Dimana narasumber monoton dalam berbicara sehingga para jamaah atau pendengar merasa bosan terjadi mata para jamaah sayup sayup dan membuka mulut dengan hembusan seperti menguap. Ellsa Sayna menyangka mengetahui alasan mengapa acara subuh ini ceramah pagi begitu memiliki rating yang sangat rendah, karena narasumber seperti ini, Ellsa Sayna memegang kepala dengan tangan kanannya sambil melamun memikirkan bagaimana cara menaikan rating acara ini. Hadir Elizabet seraya jalan menuju Ellsa Sayna bertanya. "Apa yang terjadi, kak? Kamu diam !" Ucap kerabat kerja dan assisten pribadi itu sembari duduk disampingnya. "Acara ini rating tendah karena narasumber yang begitu monoton sekali!" Balas Ellsa sayna dengan tingkah yang kebingungan. "Mungkin di tegur dulu, kak !supaya ada versi lain dalam menyampaikan acara !" Balas Elizabet seraya membangkitkan semangat atasannya Ellsa Sayna menerima saran kerabtannya. Alhasil iya menemui narasumber untuk menjelaskan memperbarui versi dalam menyampaikan akan tetapi narasumbernya merasa di rendahkan karena itu bukan salah dari diri dia sendiri jika para jamaah tertidur, Ia menolak mentah mentah tawaran Ellsa Sayna namun narasumber lebih baik putus kontrak dengannya. Suasana semakin kacau dan runyam, Ellsa Sayna semakin pusing ,ia hanya bisa mondar mandir seraya mengenggam tangannya kebelakang keringat pun bercucuran. Elizabet menanyakan kembali "Ada apa lagi, kak!" "Narasumber marah atas saran saya, bet ! Ia menolak dan putus kontrak dengan acara kita!" Jawab Ellsa Sayna sembari menatap mata Elizabet penuh dengan rasa kekhawatiran. "Lalu..., jadi kita ganti narasumber kak ?" Balas Elizabet "Jika membujuk lagi, tidak akan bisa, jalan keluarnnya kita mencari narasumber lagi, yang lebih baik!" Sahut Ellsa Sayna menoleh arak ke samping. "Mungkin, Sosok pria yang kemarin datang kesini bisa menggantikannya!" Elizabet dengan suara lirih memberi saran kepada Ellsa Sayna. " Siapa..? " Tanya Ellsa Sayna " Yang kemarin menemui mu di depan ruang kak " "A....Apa... Si Ustadz Alim itu ! Ini serius, apa dia mau?" Jawaban Ellsa Sayna yang tidak yakin "Cobalah kak, Dia juga Ustadz mudah, tampan ini kesempatan kita untuk mendapatkan rating meningkat dengan adannya Ustadz seperti beliau " Sahut Elizabet dengan melebarkan bibir seraya memegang tangan atasnya untuk menerima saran dia. Akan tetapi Ellsa Sayna masih berfikir saran asistennya. Jika tidak dia lalu siapa lagi, akhirnnya ia menerima saran Elizabet dengan perasaan yang ragu ragu jika ini akan diterima oleh Alim. Ia memerintah Elizabet untuk mempersiapkan alat yang di bawa menuju ke Demak. Akan tetapi Ellsa Sayna tidak pergi seorang saja Ia mengajak asistennya Elizabet menuju Pesantren Alim yang ada di Demak.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD