PENASARAN ELLSA SAYNA TERHADAP SOSOK ALIM

1438 Words
Sepertiga malam suasana yang sunyi udara yang dingin badan masih terselimuti kain tebal Ellsa Sayna terbangun dan terdiam sejenak ia berfikir apa tujuan dari kedatangan Alim kemarin menggebu gebu ingin mengajarkan saya mengaji dan menebalkan iman. Akhirnnya di pagi hari Seperti biasa, pagi ini indah. Langit masih kelabu. Udara sekitar terasa dingin menyentuh kulit. Burung-burung terdengar riang bernyanyi. Dengan susana matahari muncul dengan cuaca hangat ia bergegas ingin menemui Alim dengan perasaan penasaran, membawa satu tas berisi pakaian yang ia pakai keesokan nya dengan pergerakan yang cepat dan langkah kaki lebar menuju mobil. Mengendari nya kecepatan 80/100 hanya seorang didalam nya perlahan lahan sembari melihat lokasi lewat hand phone menggunakan aplikasi Maps ia hampir sampai ke kota nya, tetapi ingin menuju lokasi pesantren di Demak jawa tengah. Di daerah demak ia belum menemui lokasinya lalu ia bertanya tanya kepada warga sekitar dimana lokasi tersebut. Terdengar suara kencang dari luar, Ellsa Sayna akhirnnya turun dari mobil manisnya dengan gerakan cepat ia menengok kanan kiri apa yang bunyi. Alhasil Kejadian Naas terjadi mobil yang ia kendarai berwarna merah mudah penuh dengan image mewah ban mobil belakang meletus. Ellsa Sayna resah bagai mana dengan keadaan seperti ini tidak ada bengkel dan jalan kanan kiri hanya pepohonan yang rindang hanya terdengar bunyi burung dan suara angin yang begitu sejuk. Tetapi ia memutuskan untuk mencari tumpangan menuju desa pesantren Alim masalah tidak ada kendaraan satu pun yang melintas di daerah tersebut hampir satu jam kemudian terdengar suara kencang dan kasar terlintas lah bus yang butut dan hampir rapuh, Ellsa Sayna melontarkan tangan kanan nya supaya bus berhenti dihadapan nya naiklah ia menuju bus akan tetapi tidak ada kursi kosong yang ia ingin di duduki selama perjalanan berdiri tegak seraya tangan kanan mengangkat ke atas untuk menahan beban tubuhnya supaya tidak tergoyang dengan jalan yang penuh lubang. sampailah ketempat tujuan, yang jalannya begitu rusak kanan kiri penuh dengan hutan karet dari penduduk desa sampai pesantren sangat jauh. Akan tetapi Ellsa Sayna tidak disambut baik dengan Alim langsung dan tidak bertemu nya. Harus menunggu kedatangan nya Ellsa Sayna pun duduk di teras depan ruangan Alim dengan kursi keras terbuat dari kayu jati asli, menunggu dengan waktu tidak sebentar merasa jenuh ia berkeliling mencari Alim ternyata Alim sedang menemui tamunya. Ellsa Sayna terdiam didekat pintu tidak sengaja terdengar percakapan mereka.Lalu Alim beserta tamu bergerak menuju pintu, Alim melihat Ellsa Sayna dengan lirikan dan senyumnya yang begitu meleleh kan hati. "Assalamualaikum....lim!" Ujar Ellsa Sayna sambil menuju kursi dengan semangat. "Waalaikumsalam, iya ada keperluan apa sa?"Jawab Alim bergerak mendekati Ellsa Sayna. "Gua disini ingin mengganggu waktumu sebentar, ingin menanyakan sesuatu kepadamu" jawab Ellsa Sayna sembari menatap wajah Alim penuh rasa penasaran. "Maaf....saya ingin mengajar anak murid" jawab Alim sambil bergerak berdiri mengarah kelas yang iya ajar "Gua udah nunggu lo dari tadi, berjam jam lo gak menghargai gua gtu" Ujar Ellsa Sayna dengan nada tinggi dan raut muka penuh kekesalan sangat tinggi. Alim pun tidak menggubris ocehan Ellsa Sayna ia tetap menuju ke kelas, namun Ia menyuruh kawan nya untuk memberikan minum dan menunggu Alim. Ellsa Sayna pun tetap menunggu sembari mengangkat gelas mendekati bibir untuk isi nya di telan perlahan lahan menuju ketenggorokan. Kejadian yang sama ia bosan jenuh . Akhirnya mencari alim dimana dia mengajar alhadil menemukannya. Di posisi situ Alim membuka sesi pertantaan kepada muridnnya , dimana satu murid menayakan. "Apa hukum bergosip, ustadz?" usatadpun menjawab " Hukum bergosip atau nenggunjungkan orang lain tidak boleh ,sama saja kalian memskan bangkai saudara kalian" "Jika seperti acara lambe panas yang dibawakan ellsa itu gimana,ustadz?" Murid menanyakan lagi. "Apalagi seperti itu, yang di pertontonkan begitu banyak masyarakat ia membawakan berita dengan fiktif, itu tidak boleh di lakukan maupun di televisi atau pun tidak" jawab ustadz Alim dengan raut muka menegaskan para santrinya. Ellsa Sayna terdiam atas obrolan mereka Namun sudah terlanjur nasi menjadi bubur Ellsa Sayna sudah mendengar jawaban Ustadz Alim dengan santrinya, ia bergerak dan bergegas dengan raut muka penuh amarah akhirnnya Ellsa Sayna beranjak pergi dari pesantren dengan suasana sangat buruk dan hari yang dongkol. Ellsa Sayna berhenti di halte terdiam menundukkan kepala dan mengedip kan bola mata sampai mengeluarkan tetesan air mata yang begitu membasahi pipinya dengan kondisi awan semakin gelap petir bermunculan di saat itu bus tidak ada satu pun melintas, ia berinisiatif untuk mencari tumpangan dengan cara berdiri di tengah jalan meluruskan kedua tangan dengan teriakan minta tebengan . Akan tetapi Hujan deras turun membasahi bumi tetesan air dikit demi dikit dari awan yang di tengah langit gelap yang sibuk meronta karena terbelah oleh cahaya petir dan menyentuh kulit putih Ellsa Sayna, beriringan dengan bunyi gelegar kencang yang menggetarkan panel-panel halte. Ellsa tidak pasrah ia tetap berdiri di posisi itu dengan pakaian basah kuyup. Datanglah mobil berwarna biru melaju pelan pelan dan berhenti turun Alim membawa payung untuk melindungi Ellsa Sayna, mendekat lah Alim dengan meyodorkan payung kepadannya. "Marilah, kembali ke pesantren...Sa!" Ucap Alim membujuk Ellsa Sayna Ellsa Sayna menolak, Alim berusaha membujuk kembali agar dia menerima tawarannya. "Marilah....ayo...hujan semakin lebat, tidak ada satu pun bus melintas kesini jika hujan lebat seperti ini!" Sambil memayungi Ellsa Sayna dan bergerak menuju mobil, Ellsa pun mengiyakan. ( tibalah di pesantren) Kondisi pesantren di malam hari dengan suhu yang dingin menusuk tulang dan sunyi dan suara nyamuk juga tidak mau kalah, terbang kesana kemari berhamburan mencari hamparan kulit untuk mengobati kehausan yang dari keramaian kendaraan tidak seperti di kota, Ellsa Sayna dan Ayah kalim berbincang di ruang tamu membahas tentang masa lalu Ellsa dan Alim yang begitu dekat sekali seperti melebihkan dari teman, kedekatan pak kalim dengan Almarhum Ayah Ellsa Sayna , dan menjelakan tujuan wasiat almarhum Ayah Ellsa. Di pertengahan obrolan pak Kalim beranjak pamit kepada Ellsa Sayna untuk keluar ke masjid ada pengajian khusus setiap malam jumat bagi santri, Pak Kalim memanggil santriwati agar menemani Ellsa Sayna sesmpai ia kembali dari masjid. Ellsa terdiam menghusap kedua tangannya. Terdengarlah suara merdu yang bikin menenang kan hati, Ellsa Sayna pun melangkah keluar untuk mendengar suara merdu lebih jelas. "Ada apa, kok tergesa gesa apa ingin keluar kak?" Tanya salah satu santri yang menemani nya. "Itu suara alunan nya siapa? Bagus sekali !" Jawab Ellsa Sayna dengan mata yang berbinar binar dan rasa kagum "Itu suara Ustadz Alim " sahut salah satu santri menatap raut muka Ellsa Sayna. "Apa....." jawab ellsa dengan nada tinggi dan raut muka yang kaget. Peristiwa ini menyadari dirinya jika apakah ini alasan ayah mewariskan ke Alim. ~~~~~~ ••••••••••••• ~~~~~~~~~ di pagi yang cerah, ditemani merdunya suara burung, aku terbangun, dilihat matahari telah menunjukkan jati dirinya, terlihat kegelapan telah berganti menjadi cahaya, suasana yang cerah, sejuk dengan suara ayam berkokok pepohonan masih asri. Kring Kring terdengar suara ponsel Ellsa Sayna, ia meraih ponselnya dari tas ,melihat layar ponsel ternyata panggilan dari Elizabet , iya menggeser icon warna hijau, lalu mendekati benda ke pipih canggih itu ke indra pendengar. Ellsa Sayna kaget atas kabar buruk yang ia dengar, lalu keluarlah Ellsa Sayna dan pak Kalim dengan membawa tas ringannya ingin pulang dari lokasi itu. Pak Kalim memerintahkan Alim untuk mengantarkan nya. Alim mengantar menuju terminal dengan gaya yang beda tidak berpakaian berkopiah memakai sarung namun ini sangat sangat beda sekali dengan berpakaian modis. "Tumben kali memakai pakaian seperti ini, cuma mau menghantarkan gua aja rapih gini." Ucap Ellsa Sayna sambil terkagum dengan Alim senyum tipis kepada Alim "Kenapa memang? ada salahkah!" Jawab Alim menggerakkan bibir berbentuk N. "Tidak, lo menemui gua waktu di kota berpakaian ustadz ?" Tanya Ellsa Sayna dengan penasaran "Saya menyesuaikan, saat menemuimu saya dengan tujuan ingin mengajarkanmu dan menebalkan iman mu, masa saya memakai pakaian seperti ini, apakah kamu percaya?" dengan nada lirih. "Iya juga" jawab Ellsa Sayna sembari membenarkan rambut dengan rasa malu. Lalu mereka tiba tiba terdiam Ellsa Sayna berkata Sembari mengajak Alim untuk mendengarkan musik sembari menikmati jalan, yang begitu jalan sangat menantang. Menanjak dan berkelok dengan permukaan yang tidak selalu mulus. Tapi, yang paling membahayakan bukan jalannya sendiri, melainkan pemandangan di sekelilingnya yang sangat memanjakan sejauh mata memandang. Alih-alih selamat, kalau terbuai pesonanya dan teralihkan dari fokus ke jalan, bisa berakibat. Serius. Waktu terus berlalu untuk menuju terminal sampailah di tujuan, berhenti mobil yang mereka kendarai, turun Ellsa Sayna dan Alim. "Terima kasih, atas tumpangannya, lim!" Seru Ellsa Sayna dengan wajah muka tersenyum sembari menurunkan kaki kanan untuk meninggalkan dirinnya dari mobil. "Iya sama sama" balas Alim Akan tetapi usut demi usut ternyata Alim tidak hanya mengantarkan Ellsa Sayna saja dia sembari menjemput sosok wanita berjilbab cantik putih mulus sudah idaman bagi pria, Ia lulusan perguruan tinggi dari kairo, Ellsa Sayna mengetahui tujuan Alim tersebut, ia mulai sedikit cemburu seraya Kesal terhadap sikap Alim.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD