lima belas

1726 Words

Aku mondar-mandir di kamar, setelah melihat jam menunjukkan pukul 23:16, tetapi belum mendapatkan kabar apakah Pram akan pulang atau hendak mengerjakan tugas. Jantungku berdegup kencang, aku takut terjadi sesuatu dengannya. Jika semalam, ia membuatku khawatir karena sikap anehnya semakin menjadi-jadi, maka malam ini ia membuatku luar biasa takut karena tak ada kabar darinya. Hey, aku istrinya. Dan, ini wajar, 'kan? Ponselku berdering. Aku langsung menggeser tombol hijau saat nama Pram muncul. "Kamu kenapa nggak---" "Halo, Mbak Ra. Ini aku Jani." Refleks, aku menarik ponsel menjauh, memastikan kalau aku tidak salah membaca nama sang penelepon. Ini benar nomor Pram, kok. "Halo, Mbak Ra masih di sana?" "Iya. Aku di sini." s**t! Terdengar menjijikkan. "Kamu ini nggak salah ambil handphon

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD