Tira dan Ratih akhirnya memutuskan untuk berbicara di halaman hotel, kalau dihitung-hitung ini pertama kalinya mereka bertemu setelah empat belas tahun lamanya. Keduanya tampak canggung, sudah sepuluh menit mereka duduk bersama namun tak ada yang berani memulai pembicaraan. “Maaf.” Kata itu yang akhirnya pertama kali terucap dari mulut Ratih. Tira tersenyum tipis. Matanya memancarkan gelombang luka, sedih, dan kecewa, tetapi di luar itu ada juga rasa belas kasihan pada Ratih. “Kheanu sudah tahu semuanya, lelaki itu yang memberitahunya. Selama beberapa bulan terakhir ini dia sudah berusaha untuk berdamai dengan dirinya sendiri. Sekali lagi saya mohon maaf.” Lanjutnya. Tira menggeleng pelan, air matanya menetes teringat kejadian pahit masa lalu. “Mbak Ratih gak sepenuhnya salah. Maaf kalau d