EMPAT PULUH DELAPAN

1302 Words

Usai pergi dari hotel di hari wisudanya, Archen tak langsung pulang ke rumah. Ia memutuskan mengunjungi makam Mamanya untuk menenangkan diri. Tangannya menyentuh batu nisan sang mama. “Ma, kenapa Mama sembunyiin ini semua dari Sen, kenapa, Ma? Kenapa Mama selalu menanggung semuanya sendirian? Kenapa hidup kita selalu dipenuhi dengan rasa sakit, Ma?” Ia mengatur emosinya. “Ma, maafin Sen karena waktu itu Sen pergi ninggalin Mama. Seharusnya Sen tetap berada di samping Mama, seharusnya Sen gak ngebiarin Mama menanggung semua penderitaan ini sendirian. Sen jahat ya, Ma? Sen gak bisa jadi anak yang baik, Sen gak bisa ngelindungi Mama. Bahkan Sen gak peka kalau selama bertahun-tahun lamanya Mama menyimpan rahasia kelam itu. Ma, Sen gak tahu harus berbuat apa sekarang. Semuanya begitu tiba-tiba

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD