Dunia Kelabu

1050 Words
Setelah acara pemakaman sang papa, Keysha hanya bisa terduduk lemah di atas kasurnya. Ia menatap foto kedua orang tuanya itu dengan tatapan kosong. Keysha selalu berharap bahwa ini semua hanyalah mimpi bukan kenyataan. Ia selalu berharap bahwa sekarang papa nya masih bekerja di kantor dan nanti akan kembali pulang dan mengajak nya jalan-jalan lagi. Namun nyatanya sang papa tidak akan kembali lagi sampai kapanpun. Satu-satunya harapan Keysha saat ini adalah keselamatan mamanya. Tak henti-henti nya ia berdoa kepada Tuhan agar mama nya itu bisa selamat dan bisa kembali bersama nya lagi meskipun tanpa sang papa. Tak terasa air mata Keysha kembali jatuh. Kini disertai dengan isakan yang memilukan. Rhena dan Willy yang mendengar Keysha menangis pun langsung menghampirinya. "Keysha jangan sedih lagi yaa, kan sekarang ada Willy sama Rhena yang bakalan nemenin Keysha terus," ucap Willy lembut, sedangkan Rhena memeluk Keysha dengan erat. "Iya Key, Keysha jangan ngerasa sendirian lagi ya soalnya kan ada kami yang siap nemenin Keysha terus," sambung Rhena. Setelah Keysha cukup tenang, akhirnya mereka mengajak Keysha bermain di taman belakang rumah Keysha untuk menghibur Keysha. Namun Keysha tetap tak bergeming. Ia hanya duduk di bangku yang ada di taman rumahnya dengan tatapan kosong. Willy dan Rhena yang melihat itu pun tak tau harus bagaimana lagi mereka menghibur sepupunya itu. Sudah banyak cara yang mereka lakukan untuk menghibur Keysha namun Keysha sama saja tak mau membuka suara. Bahkan tatapannya pun masih sama, kosong. Tak selang berapa lama, Melly datang dan membawakan tiga buah cup es krim. "Ini Key, tante bawain es krim dimakan yaa. Ini juga buat Rhena sama Willy," ucap Melly seraya memberikan tiga cup es krim tersebut kepada mereka. Rhena dan Willy memakan es krimnya dengan nikmat tetapi Keysha hanya memandangi es krim itu tanpa berselera. Ingatannya jatuh pada kemarin malam dimana ia dan kedua orang tuanya makan es krim bersama di kedai yang ada di mall, masih bisa bermain-main bersama di Timezone, bahkan masih bisa merasakan pelukan kedua orang tuanya. Rasa hangat dari pelukan kedua orang tuanya pun masih bisa Keysha rasakan. Namun ia tak pernah menyangka ternyata kemarin adalah saat saat terakhir ia bisa memeluk sang papa. "Key sayang, kok es krim nya ga di makan nak? Nanti meleleh loh ga enak," tanya Melly memecahkan lamunan Keysha. "Iya tante ini Key makan kok," jawab Key sambil menyendokkan es krim yang mulai meleleh itu ke mulutnya. Sebenarnya Keysha tidak mood makan apapun kali ini, namun karena ia menghargai tantenya yang sudah mau memberikan es krim kepadanya, ia pun memakan es krim itu. Seperti yang selalu sang mama katakan, "Kita harus selalu menghargai dan menghormati orang lain apalagi orang yang lebih tua dari kita. Karena jika kita ingin dihargai maka kita juga harus bisa menghargai orang lain." Melly yang mendengar Keysha sudah mau mulai berbicara pun tersenyum senang. Ini adalah pertama kalinya Melly melihat Keysha menangis dan tak banyak omong karena biasanya gadis itu selalu ceria, cerewet dan hampir tidak pernah menangis. "Tante, nanti Keysha ikut ke rumah sakit lagi yaa Keysha mau liat mama." Senyum Melly seketika memudar kala mendengar Keysha mengatakan hal tersebut. Ia tak sanggup memberitahukan keadaan Mentari sekarang kepada Keysha. Tadi setelah pemakaman papa Keysha selesai, Andre mendapat telefon dari rumah sakit yang ingin memberitahukan bahwa keadaan Mentari saat ini semakin memburuk. Maka dari itu Andre langsung bergegas menuju rumah sakit untuk melihat kondisi kakaknya itu tanpa sepengetahuan Keysha. "Iya nanti kita ke rumah sakit lagi dan liat keadaan mama kamu," jawab Melly dengan senyum kecut seraya mengelus rambut panjang Keysha. Handphone yang ada di saku Melly seketika berbunyi dan menampilkan nama suaminya yaitu Andre. Dengan langkah pasti Melly menjauh dari anak-anak kemudian mengangkat panggilan dari suaminya setelah dirasa ia sudah cukup jauh dari mereka "Halo mas, gimana keadaan mba Mentari?" tanya Melly yang hanya dibalas helaan nafas dari seberang sana. "Mentari gabisa diselamatkan ma, keadaannya semakin memburuk setiap jam nya." Melly yang mendengar kabar tersebut tak kuasa menahan tangisnya. Ia tak tau bagaimana ia harus memberitahukan berita ini kepada Keysha. Ia sangat tidak tega ketika harus melihat Keysha yang biasanya periang menjadi Keysha yang suka menangis dengan isakan pilu nya. "Hallo ma, masih disana kan? Ini sebentar lagi jenazah Mentari akan dibawa ke rumah duka." "Mas, aku harus ngasih tau gimana lagi ke Keysha mas aku ga tega," jawab Melly dengan suara paraunya. "Mau ga mau kita harus kasih tau Keysha terlebih dahulu ma, supaya dia tidak kaget kalau ternyata yang datang adalah jenazah mama nya yang mungkin bakal buat Key semakin terpukul." "Yaudah mas, aku tutup dulu yaa telefonnya, Assalamualaikum." "Wa'alaikumsalam." Melly menghampiri Keysha dengan langkah gontai. Ia benar-benar tidak tega harus memberitahukan berita ini kepada Keysha. Tapi benar seperti kata Andre bahwa ia harus memberitahukannya kepada Keysha sekarang. "Key," panggil Melly dengan suara parau. "Keysha yang sabar yaa sayang, nanti tinggal sama tante sama om yaa," lanjut Melly. "Maksudnya tan?" tanya Keysha bingung. Melly menghela nafas panjang kemudian melanjutkan kata-katanya. "Mama kamu ga bisa di selamatkan Key, keadaannya semakin memburuk setiap jam nya dan sebentar lagi jenazah mama kamu akan dibawa kesini untuk segera dimakamkan." Deggg Kaki Keysha seketika lemas dan tak mampu menahan beban tubuhnya. Ia terduduk di bawah pohon besar yang ada di belakang rumahnya. Rasanya sudah habis air matanya setelah menangisi kepergian sang papa. Dunia Keysha langsung runtuh seketika. Ia tak akan bisa hidup tanpa kedua orang tuanya karena mereka lah sumber kebahagiaan Keysha. Keysha tak bisa membayangkan bagaimana hari-harinya setelah ini. Apakah ia masih bisa tertawa? Apakah ia masih bisa bahagia? Karena sekarang Keysha sudah tidak punya siapa-siapa lagi yang akan selalu menasehatinya kala ia salah, seseorang yang akan mengajak nya jalan-jalan setiap hari minggu dan sesosok mama yang akan membuatkan makanan kesukaan Keysha, kini semuanya hanya lah kenangan semata. Dunia nya yang dulu sangat berwarna sekarang benar-benar berubah menjadi gelap. Keysha yang dulunya sangat anti menangis sekarang menjadi Keysha yang sangat cengeng. Keysha tau ia masih memiliki om dan tante serta sepupu-sepupu nya yang sangat menyayangi Keysha. Namun nyata nya mereka bukan lah kedua orang tua Keysha yang selalu memberikan pelukan hangat setiap harinya, dan bukan pula sesosok yang selalu menasehati Keysha kala ia salah jalan. "Maaf Pah, princessnya papa kali ini cengeng," ucap Keysha bermonolog seraya tertawa hambar dengan air mata yang mengalir di kedua matanya. Nyatanya Keysha hanyalah seorang gadis kecil yang rapuh dan berusaha menerima segala takdir Tuhan dengan ikhlas.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD