Kado Terakhir

1097 Words
Gadis itu mengerjapkan matanya kala mendengar suara mama nya yang sudah memanggilnya dari tadi. "Key, ayo bangun nak," teriak sang mama sambil mengetuk pintu kamar Keysha. Gadis itu keluar kamar sambil mengucek matanya, "iya ma ini Key udah bangun kok." "Yaudah sana Key mandi dulu abis itu sarapan sama mama papa," ucap Mentari sambil mengusap lembut rambut panjang Keysha. "Iya Ma." Setelah selesai mandi dan memakai seragam merah putihnya, Keysha keluar kamar dan menuruni tangga untuk sarapan bersama kedua orang tuanya. "Pagi Ma, pagi Pa," ucap Keysha kemudian mencium pipi kedua orang tuanya secara bergantian. "Pagi juga sayang, ini mama udah siapin roti isi selai coklat kesukaan Key," ucap Tari sembari menyodorkan piring berisi 2 potong roti isi coklat. "Makasih mama." "Pa, papa janji kan buat beliin Key rumah-rumahan barbie yang besar?" tanya Keysha di sela-sela makannya. "Iya sayang, nanti papa beliin," jawab Aldi. Setelah selesai sarapan, Keysha siap-siap berangkat menuju sekolah. Dia berangkat bersama papa nya karena kebetulan hari ini sang papa tidak ke kantor seperti biasanya. "Key ini bekalnya jangan lupa dimakan nanti ya," ucap Tari sambil menyerahkan kotak makan berwarna pink kesukaan Keysha. "Iya ma." "Key belajar yang bener ya biar pinter, mama sayang sama Key," ucap Tari kemudian mencium kening Keysha. "Siap ma, Key juga sayang sama mama," jawab Key sambil memeluk sang mama. "Yaudah sana berangkat udah ditungguin papa." "Iya ma, Key berangkat dulu yaa, Assalamu'alaikum," ucap Key kemudian mencium tangan mama nya. "Wa'alaikumsalam, hati-hati ya sayang." *** Sudah lebih dari satu jam Keysha menunggu papa nya menjemput. Karena biasanya sang papa sudah ada di sekolahnya sebelum bel pulang berbunyi. Tapi sekarang, sekolah sudah sepi pun papa nya belum datang menjemputnya. "Loh Key belum pulang?" tanya Bu Ana, wali kelas Keysha. "Belum bu, papa belum dateng mungkin masih sibuk di kantor," jawab Keysha. "Sebentar ibu coba telfonin papa kamu dulu," ucap Bu Ana sambil mencoba menghubungi orang tua Keysha. "Kok ga aktif sih," gumam Bu Ana. "Yasudah ibu tungguin sampe kamu dijemput, kalau belum dijemput juga kamu pulang sama ibu ya?" "Iya bu." Setelah menunggu lagi selama setengah jam, tiba-tiba paman dan tante Keysha datang dengan tergesa-gesa menghampiri Keysha. "Key, ayo pulang sama tante," ucap Melly, tante Keysha sambil menarik tangan Keysha. "Papa mana tan? Kok yang jemput Key bukan papa?" tanya Keysha heran. "Papa kamu--" "Papa sama mama kamu di rumah sakit Key," potong om Andre. Deg "Papa sama mama- kenapa om?!" tanya Keysha dengan suara bergetar. "Papa kamu kecelakaan," jawab om Andre lirih. "Tapi papa sama mama ga kenapa napa kan om?!" tanya Keysha sambil menitikkan air mata. Melihat Keysha yang rapuh membuat Melly tak kuasa menahan tangisnya, "Key yang kuat ya sayang," ucapnya. "Ayo kita ke rumah sakit sekarang," ajak Andre sambil menarik tangan Keysha untuk mengikutinya. "Mari bu, kita permisi dulu," pamit Melly kepada bu Ana yang hanya dijawab anggukan. *** Sesampainya di rumah sakit, Melly dan Andre langsung berlari masuk bersama Keysha yang ada di gendongan Andre. Mereka berlari tanpa mempedulikan sumpah serapah orang-orang yang tanpa sengaja mereka tabrak. Setelah sampai di depan ruangan bertuliskan ICU, mereka menunggu dokter yang sedang menangani kedua orang tua Keysha. Keysha tak henti-hentinya merapalkan doa untuk keselamatan kedua orang tuanya. Berkali kali pula ia menghapus air matanya yang tanpa sengaja keluar. Andre dan Melly hanya bisa memeluk Keysha sambil menenangkan Keysha yang sesenggukan. Setelah menunggu kurang lebih setengah jam, akhirnya pria paruh baya yang mengenakan jas putih itu keluar dari ruang ICU. "Bagaimana keadaan kakak saya dok?" tanya Andre "Bu Mentari sekarang sedang kritis akibat benturan di perutnya yang sangat keras dan mengakibatkan cidera pada perut sehingga menyebabkan kerusakan pada hati," jelas dokter tersebut kemudian menghela nafas. "Sedangkan Pak Aldi, tidak bisa diselamatkan karena benturan dari stir mobil yang sangat keras di dadanya dan timbul memar pada jantung nya sehingga banyak gumpalan darah yang menyumbat oksigen untuk masuk ke jantung," lanjut dokter tersebut. Keysha merasa dunia nya berhenti saat itu juga. Baru tadi pagi papa nya mengantarkan ia sekolah, baru tadi pagi ia makan bersama kedua orang tuanya. "Papa-" lirih Keysha memanggil pria yang sangat disayanginya kini telah tiada. "Dok, tapi Mentari bisa selamat kan?" tanya Melly. "Kemungkinan selamat nya kecil karena penumpukan darah dibawah selaput pembungkus hati bisa memecahkan pembungkus hati tersebut, tapi kita berdoa saja semoga ada keajaiban," jawab dokter tersebut. "Kalo begitu saya permisi dulu, untuk jenazahnya akan segera dipindahkan ke ruang jenazah," lanjut dokter tersebut kemudian berlalu. Keysha memandang pintu ICU di depannya dengan tatapan kosong. Dunia nya yang penuh kasih sayang sekarang sudah hilang. Sekarang ia hanya bisa mengharapkan keajaiban Tuhan supaya mama nya bisa selamat. Melly yang melihat Keysha rapuh itu hanya bisa memeluknya. Keysha terlalu kecil untuk menerima ini semua. Tapi yang namanya takdir tidak pernah bisa ditebak, dan tidak selamanya sesuai keinginan kita. "Keysha ga boleh sedih ya sayang, kan ada tante, om, Rhena sama Willy yang akan nemenin Key," ucap Melly berusaha menenangkan. "Key pengen ikut papa aja tan, Key ga mau pisah sama papa. Key sayang papa. Papa ga boleh pergi," ucap Keysha sambil terisak. "Key jangan gitu sayang, papa kan ga suka kalo liat Key sedih," ucap Andre sambil menghapus air mata Key yang terus menetes. "Key mau liat papa om, untuk yang terakhir kalinya," ucap Keysha. "Ayo om anterin," jawab Andre kemudian menggandeng tangan Keysha menuju ruang jenazah. Kini keduanya telah sampai di depan ruangan bertuliskan ruang jenazah. Keysha merasa kakinya sangat lemas untuk melangkah. Keysha masih tidak menyangka bahwa yang berada di dalam adalah papa nya. Superhero nya. Dibukanya kain putih yang menutupi tubuh kaku sang papa. "Papa---" panggil Keysha lirih sembari meraba wajah sang papa yang dipenuhi luka. "Papa ga boleh pergi, hiks, " ucapnya dengan suara parau sambil memeluk tubuh kaku Aldi. "Nanti Keysha sama siapa?" lanjut Keysha. "Kan masih ada om sama tante Key, ada Willy sama Rhena juga, jadi Key ngga sendirian," ucap Andre sambil mengelus punggung Keysha yang masih bergetar. "Udah ya sayang, jangan nangis terus nanti papa ikutan sedih loh, Key doain papa aja dari sini sama doain mama semoga mama cepet sadar biar bisa temenin Key lagi," ucap Andre yang dibalas anggukan lemah oleh Key. "Sekarang kita pulang dulu yuk, Key ganti baju dulu nanti ikut ke pemakaman papa," ajak Andre lembut. "Pa, Keysha mau pulang dulu yaa, nanti Keysha anterin papa ke tempat istirahat papa yang terakhir," pamit Keysha sembari memegang punggung tangan papa nya yang sudah mendingin, kemudian mencium nya seperti saat ia mau berangkat sekolah. Hati Andre seketika mencelos melihat pemandangan memilukan di depannya. Keysha adalah anak yang sangat berbakti kepada kedua orang tuanya, bahkan sampai orang tuanya telah tiada pun ia tetap mencium punggung tangan orang tuanya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD