Tanpa gadis itu sadari Rulhan sudah ada di samping Zaitunna saat gadis itu masuk ke dalam restoran dan lagi-lagi pemuda itu merasa bersalah atas hasil yang diterima Zaitunna padahal apapun yang terjadi tak sepenuhnya salahnya dan Zaitunna berusaha menenangkan atma itu.
"Semua ini terjadi gara-gara gue ya, Zai? Harusnya gue gak mengakibatkan masalah buat lu! Gue minta maaf karena kalau setidaknya gue gak aneh-aneh mungkin lu di terima di sana dan kalau gue menciptakan masalah gak berguna ini lu gak akan di hina begini, Zai! Sekali lagi maafin gue ya! Gue gak bermaksud tidak baik ke lu," ujar Rulhan menyesal.
"Kamu ini bicara apa, Rulhan? Udah tenang saja! Apapun yang terjadi sama Zai itu udah jalan hidup Zai dan bukan sepenuhnya salah lu kok jadi lu gak perlu minta maaf begini! Gak apa-apa ya namanya juga hidup kalau gak dihina ya kadang menghina orang lain jadi gak perlu terlalu di pikirkan juga, Rulhan! Santai aja gue gak ada masalah kok di sini," tutur Zaitunna lembut.
Ucapan dan senyuman gadis cantik itu entah mengapa berhasil menenangkan rasa sedih dan perasaan Rulhan yang sempat bercampur aduk lalu tak lama Zaitunna melangkahkan kakinya untuk mencari udara segar sambil mencari informasi pekerjaan yang mungkin bisa ia temukan di tempat ramai ini.
Sayangnya mau seberapa lama gadis itu memutari tempat ini ia belum menemukan informasi yang ia mau melainkan Zaitunna melihat atma yang memandang sungai dengan tatapan sendu sontak saja gadis itu menghampirinya.
"Ini aku mencari pekerjaan apa mencari jarum di dasar laut sih ya? Udah memutari setiap tempat yang ada bacaan lowongan kerja malah gak ada hasil apapun! Sepertinya beristirahat sejenak gak apa-apa ya? Eh itu ada arwah! Apa yang dia pikirkan di sana ya? Kalau begitu aku samperin aja siapa tau dia butuh bantuan kali ya," gumam Zaitunna santai.
Orang lain akan menjerit ketakutan, tetapi menurut Zaitunna hal seperti ini sudah bukan hal yang baru jadi dengan santainya ia duduk di samping arwah yang kini memandang lurus ke depan seolah-olah tak ada yang tersisa lagi dari hidupnya.
"Hai, selamat siang pak? Eh mas eh siapa ya anda? Di siang hari seperti ini tidak baik loh jika anda melamun seperti ini? Apakah ada sesuatu yang terjadi pada anda ya? Kalau sekiranya ada hal yang ingin di sampaikan atau butuh bantuan bilang aja gak apa-apa kok! Saya akan berusaha membantu anda sebisa saya," sapa Zaitunna lembut.
Arwah itu menolehkan pandangannya ke arah Zaitunna dan ia mengomeli gadis itu yang datang tiba-tiba bahkan membuatnya terkejut begini sedangkan orang yang dimarahi malah tersenyum sambil menanyakan apa yang dipikirkan atma itu.
"Tidak perlu basa-basi dengan orang yang telah tiada! Anda terlalu berisik dan silahkan pergi saja dari sini! Jangan terlalu baik pada orang lain atau anda akan berakhir seperti saya! Tolong pergi dan jangan ganggu saya?! Sejak awal tak ada yang memahami saya!" omel arwah itu kesal.
"Zai pikir, saran yang anda katakan itu baik untuk Zai dan aku terima saran anda! Oh iya apa yang kamu pikirkan di sini? Coba katakan masalahmu agar Zai bisa memahamimu sebab bagaimana orang lain memahamimu jika kamu saja menutup diri begini?" tanya Zaitunna santai.
Sejenak rasanya arwah itu ingin sekali mendorong orang aneh ini menjauh darinya, tetapi tidak mungkin juga ia melakukan hal tak berguna itu jadi ia meminta gadis ini pergi saja dari hadapan dirinya toh ia tak akan memahami akhir yang harus di terima olehnya.
"Anda ini berbicara apa? Datang dengan mengejutkan lalu berbicara hal yang tak berguna? Tidak ada hal yang bisa anda lakukan untuk saya jadi silahkan pergi saja dari sini toh bantuan yang di lakukan anda tak akan merubah takdirku! Orang sepertimu mana mungkin paham akan akhir yang harus di terima arwah malang ini," ujar arwah itu datar.
Zaitunna yang sekilas melihat hal yang menimpa atma itu berusaha tetap tenang dan satu hal yang dipahami Zaitunna adalah jika arwah ini adalah korban yang persis dengan Rulhan bedanya arwah ini mengetahui pelakunya sementara Rulhan belum mengetahuinya.
"Zai memang tak bisa merubah takdirmu, tetapi aku berusaha membantumu sebisaku dan atas izin semesta juga kok! Loh? Anda meninggal karena perbuatan sekumpulan orang ya? Ternyata kamu sudah tau siapa pelaku semua masalah ini dan kamu hanya korban ya? Tak apa kalau sekiranya anda membutuhkan bantuan katakan saja pada Zai," batin Zaitunna iba.
Sebenarnya Zaitunna bisa mengabaikan atma ini karena sepertinya ia enggan dibantu olehnya dan bukan tugas Zaitunna jika.arwah itu ingin menyelesaikan urusannya sendiri jadi satu-satu hal yang bisa di lakukan gadis itu hanya menitipkan satu hal yang Zaitunna pahami.
"Tak ada yang ingin kamu katakan? Begitukah? Baiklah, kamu boleh memutuskan apapun yang kamu mau dan aku hanya ingin menitipkan satu hal padamu! Masa lalu akan tetap begitu dan hal yang mungkin membantumu adalah melepaskan segala emosi yang tersisa atau selesaikan keinginanmu di sini agar langkahmu untuk pulang bisa lebih ringan lagi," tutur Zaitunna lembut.
Gadis itu bangkit dari duduknya dan tersenyum sekilas sebelum akhirnya ia memilih kembali mencari pekerjaannya lagi, tetapi baru beberapa langkah Zaitunna meninggalkan atma itu tidak lama atma itu menceritakan jika ia hanya ingin keadilan berpihak padanya.
"Saya sudah tak memendam emosi apapun lagi! Saya hanya ingin keadilan sedikit berpihak pada saya karena ada harta yang saya simpan untuk istri saya dan anaknya! Mereka jugalah korban dari orang-orang yang tak bertanggung jawab jadi saya ingin memberikan sedikit rasa bahagia sebelum akhirnya saya pulang dengan damai maka saya ikhlas," ucap arwah itu sendu.
Seketika apa yang di ucapkan atma itu mengantarkan Zaitunna pada kejadian di mana arwah itu terikat dan menyaksikan kekasihnya di lukai bahkan kehormatannya di renggut oleh banyak pria yang terlihat mengerikan di mata Zaitunna.
"Astagfirullah! Ternyata kekasihmu mengalami hal berat dan terluka sampai sebegitunya! Ya ampun mengerikan sekali hal yang di hadapi oleh kalian! Apakah sekarang istrimu tau keadaan dirimu? Dia masih hidup? Rasanya hidup kalian mengapa menjadi begini? Dia baik-baik saja setelah kepergianmu? Kasihan banget kamu arwah," gumam Zaitunna kasihan.
Tidak hanya sampai di sana saja melainkan arwah ini di buat seolah-olah dirinya yang telah melakukan semua hal tidak logis ini dan dengan rasa iba juga tak punya pilihan lain arwah itu bertanggung jawab atas hal yang tak ia lakukan dan semua awalnya terlihat baik-baik saja.
"Ya Allah! Orang-orang itu bahkan menyalahkanmu atas hal yang tidak kamu lakukan? Kamu yang korban, tapi malah dibuat untuk bertanggung jawab atas kesalahan mereka ya? Jadi di sini kamu dijadikan kambing hitam? Sungguh kamu orang baik yang memikul sendirian kesulitanmu! Syukurlah jika kalian bahagia, loh? Kenapa mereka malah datang lagi?" lirih Zaitunna terhenti.
Sebelum akhirnya orang-orang itu datang kembali dan kembali ingin menyakiti kekasih yang kini sudah menjadi atma itu dan beruntunglah kali ini istrinya berhasil lolos berkat atma ini sengaja mendorong sekumpulan orang itu menjauh dari orang yang tak seharusnya mereka sakiti.
"Mau apa kalian! Kenapa setelah berbulan-bulan kalian tak menganggu kami lalu sekarang datang lagi hah?! Pergi! Tak akan aku biarkan kalian menyakitinya lagi! Cukup sudah rasa sakit dan ketakutan yang kalian berikan padanya! Sekarang kalian tak aku izinkan menganggunya lagi! Sampai kapanpun aku tak akan membiarkan kalian lolos lagi!!" ujar arwah itu geram.
"Apakah rasa malu dan rasa bersalah tak ada di hati mereka?! Orang-orang seperti ini tak layak di biarkan tau! Aduh aku kesal sekali melihat mereka! Kenapa mereka tak mengurusi hidup mereka sendiri di banding mengganggu orang lain begini! Keterlaluan?!" gumam Zaitunna kesal.
Pertolongan yang di lakukan arwah ini malah membuatnya dipukuli ramai-ramai dan istrinya bergegas meminta bantuan kepada warga dan petugas keamanan untuk menyelamatkan suami yang telah berkorban banyak demi dirinya padahal ia bisa meninggalkan atau tak menikahinya, tetapi pria itu hanyalah korban yang bernasib kurang beruntung ini.
Sayangnya bantuan yang datang terlambat dan orang-orang itu menghabisi arwah itu seolah-olah ia serangga yang mudah mereka lawan, tetapi arwah itu bersyukur karena istrinya aman dan mereka mendapat ganjaran yang setimpal dengan nyawanya yang mereka renggut.
"Satu-satunya hal yang bisa aku lakukan adalah mengorbankan hidupku untuk menjaga harga diri serta kehormatan istriku nona, aku tau ganjaran yang mereka terima tak akan mengubah hidupku! Aku tetap akan mati, tapi setidaknya tolong kabulkan satu permintaanku! Aku masih menyimpan harta untuk istri saya dan anaknya! Hanya itu yang bisa aku lakukan untuk mereka nona! Tolong bantu aku kali ini saja ya," lirih arwah itu sendu.
Mendengar permintaan arwah itu membuat Zaitunna mengangguk-anggukkan kepalanya tanda ia mengerti lalu Rulhan menatap arwah itu bingung, jika tak ada ikatan apapun yang ia miliki lalu mengapa ia tak pergi dari dunia ini daripada melamun seperti ini.
"Itu artinya kamu bisa pulang dengan damai karena kamu meninggal bukan atas keinginanmu dan tak ada ikatan apapun yang membuatmu bertahan di dunia ini? Tidakkah kamu ingin pergi dari sini di banding melamun seperti tadi? Apa yang membuatmu masih di sini? Bukankah di sini hanya menyakitkan untuk korban yang berakhir begini ya?" tanya Rulhan bingung.
Sebuah senyuman terbit di wajahnya dan ia menceritakan jika ada hal yang ingin ia berikan pada istrinya sebab arwah itu tau kalau istrinya sedang kesulitan dan anak itu sedang sakit parah tanpa biaya sedikitpun untuk dibawa ke rumah sakit.
"Aku mungkin bisa pergi, tetapi ada harta yang ingin aku berikan pada istriku! Selain itu anaknya sedang sakit parah dan ia tak memiliki biaya untuk membawa anaknya ke rumah sakit jadi saat ini ia sedang kesulitan dan aku ingin membantu mereka walaupun ragaku sudah tak lagi tinggal bersama mereka setidaknya mereka tak lagi kesulitan untuk sementara," ucap arwah itu sedih.
Tanpa berlama-lama lagi Zaitunna meminta arwah itu untuk menunjukkan jalan di mana istrinya tinggal mungkin dengan pemberian arwah itu setidaknya anak dari orang-orang tak bertanggung jawab itu bisa selamat bahkan sembuh dari penyakitnya.
'Niatmu sudah benar kok! Kalau begitu tolong tunjukkan jalan menuju rumah istrimu agar aku bisa menepati keinginanmu! Mungkin perbuatan mereka tak akan bisa aku ubah setidaknya anak itu selamat dan bisa sembuh dari penyakitnya! Mohon bantuannya ya," ujar Zaitunna serius.
Langkah gadis itu terlihat terburu-buru dan beruntunglah ia tak terluka meski harus menabrak beberapa orang yang menghalangi jalannya, lalu tidak lama sampailah Zaitunna di sebuah rumah sederhana dengan pohon besar yang dibawahnya terdapat batu nisan bertuliskan "Raden Jaya Putra".
Sejenak wangi harum dan pemandangan yang memilukan berputar di kepala Zaitunna, tetapi ia sedang tak ingin melihat peristiwa itu jadi Zaitunna memutuskan melanjutkan langkahnya dan mengetuk-ngetuk pintu rumah itu dengan santai sambil menanyakan pada arwah itu di mana benda yang ingin diberikannya pada istrinya.
"Jadi nama anda Raden Jaya Putra ya? Kalau begitu di mana kamu meletakkan benda yang ingin diberikan pada istrimu? Oh iya nama istrimu siapa ya? Apakah selain dari menyerahkan harta untuk keluargamu ada hal lain yang ingin kamu katakan lagi dengan istrimu tidak? Akan aku sampaikan sama dia jika ada yang ingin Raden bilang," batin Zaitunna santai.
Pintu terbuka dan terlihatlah seorang ibu muda yang terlihat cantik dan sedikit tak terurus itu menatap Zaitunna dengan tatapan bingung lalu arwah itu memberi tau nama istrinya dan arwah itu juga menjelaskan di mana keberadaan benda yang ingin ia beri serta nama anak itu.
"Maaf nona siapa ya? Mau bertemu dengan siapa? Seingat saya, wajah nona tidak saya kenal loh nona! Apakah nona salah alamat atau bagaimana ya? Saya tidak memiliki janji bertemu dengan siapa-siapa atau ada orang yang menyuruh nona ini ke sini ya?" tanya ibu itu bingung.
"Nama istriku Ranaya, panggil aja Naya! Untuk benda yang saya simpan ada di lemari dengan kuncinya ada di toples kecil di balik lemari kamar kami, Zai! Katakan pada Naya bahwa aku ingin ia hidup dengan bahagia dan menikah dengan seseorang yang bisa melindunginya lebih baik dari aku! Aku tetap mencintainya meskipun ia harus menikahi orang lain," ujar Raden serius.
Tanpa berlama-lama lagi Zaitunna mulai berbasa-basi dan ia mengatakan mendapat pesan dari seseorang yang mengaku mengenal Rahayu dan anaknya yang membutuhkan bantuan jadi ia datang kemari untuk menyampaikan amanat mendiang suami Rahayu.
"Saya Zai, mba! Mau bertemu dengan mba Naya nih soalnya ada yang mau di sampaikan saya ke mba! Ada pesan dari seseorang yang mengenal mba Rahayu katanya ada amanat yang perlu saya berikan pada mba Naya! Boleh kita berbicara sebentar tidak mba?" tutur Zaitunna lembut.
Rasanya seperti mimpi di siang bolong saat mendengar ucapan gadis muda yang terlihat baik dan jujur perihal apa yang sedang ia lalui dan keduanya mengobrol-ngobrol di dalam lalu gadis baik itu menyampaikan bahwa ada perhiasan dan tabungan yang di simpan Raden untuk Rahayu karena pemuda itu tau jika bayi yang dikandung Rahayu tidak sehat.