"Saya terima nikah dan kawinnya Sylvia Raline binti Tama Pradipta dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!" "Bagaimana saksi? Sah?" "SAAAH!" Sissy menghela napas. Matanya terpejam mengingat momen sakral yang terjadi beberapa jam yang lalu. Dalam satu tarikan napas, Elkan telah mengambil tanggung jawab Sissy dengan menjadikannya istri. Dua minggu adalah waktu yang diperlukan untuk menyiapkan pesta pernikahan yang megah serta mewah. Tadinya Sissy meminta pernikahan yang biasa saja. Jangan terlalu berlebihan, toh mereka menikah juga karena kecelakaan, bukan sebab saling mencintai. Namun Fandy menolak. Dia ingin mewujudkan pesta pernikahan yang selama ini Sissy damba-dambakan. Elkan masih belum mengantongi restu dari Tama bahkan sampai detik ini. Pria itu marah besar setelah tahu apa saja