Meet Him

1007 Words
Rossa duduk di ruang tamu bersama dengan Eva. Eva bilang, sebentar lagi suaminya akan datang. Jadi Rossa harus menyambut pria itu sekalian agar dia tahu pria mana yang akan menikahinya. Sampai sekarang, Rossa masih keberatan dengan hal ini. Namun uang menjadi masalah baginya. Pasalnya dia tak memiliki uang untuk mengganti tabungan Marcel yang akan dipakai pria itu untuk biaya pernikahan. Dan kalau Eva benar-benar menghubungi Marcel untuk menjemputnya dan juga meminta kembali uangnya, Rossa yakin Marcel akan benar-benar marah padanya. "Dia pria yang baik, Rossa. Hanya sedikit kaku saja pada orang baru. Aku yakin nanti kamu akan terbiasa dengan sikapnya." Eva berucap. Rossa melirik pada wanita itu dan tak memberikan respon apa-apa. Sekarang, Rossa menunggu dengan perasaan tak tenang dan takut. Walau Eva berkata pria itu baik, bukan berarti Rossa bisa merasa tenang. Situasi ini sangat merugikan dirinya. Walau Eva bilang biaya hidupnya akan ditanggung semua, tetap saja Rossa merasa dirugikan. "Apa kamu tidak merasa sakit hati?" Rossa bersuara, mengutarakan sebuah pertanyaan pada Eva yang duduk di sampingnya. "Aku menyayanginya, dan aku sadar akan kekuranganku." Eva menjawab disertai dengan senyuman. Tatapan matanya yang tenang dan teduh membuat Rossa semakin tak percaya dengan hal ini. Dia tak menyangka akan bertemu dengan seorang istri yang terlihat suka rela menyuruh suaminya menikah lagi. Rossa memperhatikan Eva dari samping, namun dia tak melihat ada raut sedih di wajah wanita itu. Pandai sekali dia menyembunyikan perasaannya, sampai Rossa berpikir kalau Eva memang tidak bersedih walau suaminya akan menikah lagi. "Dia datang." Eva berkata membuat Rossa terperanjat kaget. Matanya langsung terarah pada pintu utama dengan jantung berdebar tak karuan. Menit berikutnya, pintu utama rumah tersebut terbuka. Eva langsung berdiri dan menyambut kedatangan suaminya. Mereka berpelukan, dengan senyuman yang lebar terukir di bibir Eva. "Akhirnya kamu datang." Eva tersenyum lebar pada pria itu, yang Rossa yakini adalah suaminya. Dan Rossa hanya bisa menatap mereka dengan raut tak percaya. Yap, mereka terlihat sangat romantis sebagai pasangan suami istri. Lalu kenapa Eva mau-mau saja mencari wanita lain untuk dinikahi suaminya? "Dewa, ini Rossa. Adiknya Marcel. Dia mengantarkan Rossa ke sini dan langsung pergi begitu saja ketika sudah menerima uang." Eva berkata pada suaminya yang bernama Dewa tersebut. Pandangan Dewa pun langsung beralih pada Rossa yang duduk di sofa dengan tak nyaman. "Dia langsung pergi?" Dewa, pria itu bertanya seraya menatap Eva. Eva pun menganggukkan kepalanya. "Aku sudah kirim pesan padanya agar besok dia menyiapkan semua berkas yang kita butuhkan. Dan mulai hari ini, Rossa akan tinggal di sini." Eva menjawab dengan senyuman yang riang. Rossa memperhatikan Dewa sekilas, namun pandangannya kini terpaku pada Eva. Kok ada orang seperti Eva? "Nah, Rossa. Ini suamiku, Dewa. Dan nggak lama lagi dia juga akan menjadi suamimu." Rossa hanya diam saja, bingung harus memberikan respon seperti apa. Yang jelas, dia masih tak habis pikir dengan sikap Eva sekarang. Sedangkan Dewa, tatapan pria itu terarah pada Rossa. Matanya memicing tajam, memperhatikan Rossa dengan seksama, terlihat sedang menilai. *** Sadewa Diaz Anggara, atau yang kerap dipanggil Dewa tersebut adalah suami sah Eva. Pria berusia 32 tahun tersebut sudah menikahi Eva selama 10 tahun lamanya. Namun ya, pernikahan mereka yang selalu terlihat harmonis sebenarnya menyimpan banyak rahasia. Jangankan orang lain, keluarga mereka pun tak tahu apa yang sebenarnya terjadi dalam pernikahan mereka. Yang jelas, Dewa selalu dipuji sebagai suami yang sabar karena tetap bertahan dengan Eva walau belum ada anak di antara mereka. Ya, bagaimana bisa mereka memiliki anak sedangkan melakukan hubungan intim pun tak pernah? Beruntunglah Dewa memiliki rasa cinta dan sayang yang sangat besar pada Eva hingga dia bisa bersabar selama 10 tahun. Sebenarnya, sudah beberapa kali Eva ingin mengakhiri pernikahan mereka, merasa bersalah karena tak bisa melakukan tugas sebagai istri dengan benar. Namun Dewa tetap pada pendirian dengan harapan semoga suatu hari nanti Eva akan berubah. Rencana ini, sebenarnya sudah dibuat oleh Eva sejak empat tahun yang lalu. Rencana tentang Dewa agar menikah lagi secara diam-diam. Namun Dewa menolak rencana tersebut, berkata kalau dia sudah cukup melihat Eva bahagia. Namun akhirnya rencana ini akan terealisasikan sebentar lagi. Eva tentu tahu kalau Dewa adalah seorang pria normal. Dia tahu itu, dan dia mengakui kekurangannya yang tak bisa melayani Dewa sebagai istri. Makanya Eva membantu Dewa mencari seorang istri lagi. Karena Eva lebih setuju Dewa memiliki istri lagi ketimbang pria itu tidur sembarangan dengan wanita lain. Yang Eva takutkan hanya satu, takut Dewa terkena penyakit seksual menular jika melakukan seks dengan wanita sembarangan. Dewa yang biasanya menolak, akhirnya sekarang setuju dengan rencana yang Eva buat. Menikahi Rossa secara resmi, namun pernikahan mereka akan dirahasiakan. Sehingga orang-orang bahkan keluarga mereka tahunya hanya Eva saja yang menjadi istri Dewa. Dan sekarang, Dewa sedang duduk berhadapan dengan Rossa di ruang keluarga rumahnya. Eva meninggalkan mereka dan berkata mereka berdua harus mengobrol juga saling mengenalkan diri secara mandiri. "Eva mengatakan apa saja padamu?" Setelah lama diam, akhirnya Dewa mulai buka suara. Matanya menatap ke arah Rossa dengan tatapan tajam, memperhatikan gerak-gerik wanita tersebut. "Banyak. Dia mengatakan banyak hal padaku." Rossa menjawab dengan suara pelan. Sungguh, dia tak nyaman berada dalam situasi ini. Dalam hati, Rossa juga mengutuki Eva yang pergi begitu saja. "Baguslah. Berarti kamu sudah paham apa tugasmu nanti." Dewa berucap dengan suara rendahnya. Rossa langsung meneguk ludahnya sendiri ketika mendengar itu. Wajahnya juga terlihat panik, dengan tubuh gemetar takut. "Satu hal yang harus kamu ingat, aku tidak suka dibantah. Jadi lebih baik kamu diam saja dan ikuti setiap perintahku." Dewa berucap lagi. Mendengar itu, membuat Rossa semakin merinding takut. Ya Tuhan, Marcel menjualnya pada pria semacam apa sebenarnya? "Kita akan menikah secepatnya. Marcel akan menyerahkan semua berkas yang dibutuhkan besok, sekalian mengantarkan semua barang-barangmu. Mulai hari ini, kamu akan menempati rumah ini." Dewa berkata lagi. Rossa terdiam karena tak tahu harus mengatakan apa. Dia bahkan tetap diam saja ketika Dewa berdiri, terlihat akan pergi dari sana. "Jangan coba-coba untuk kabur dari sini. Mereka tak akan membiarkanmu lepas dengan mudah." Setelah mengatakan itu, Dewa berlalu dari hadapan Rossa. Dan Rossa tahu apa yang Dewa maksud. Ya, di depan sana ada beberapa bodyguard yang berjaga. Dan memang sudah pasti Rossa tak akan bisa kabur melewati mereka.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD