When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Raiden menatap frustasi kearah komputernya, dimana pencariannya belum mendapatkan hasil apapun. Padahal Raiden sangat percaya jika ia bisa tetapi kenapa rasanya begitu susah,sudah banyak tempat yang Raiden tempati mencari tetapi hasilnya selalu nihil. Ia menumpukan kepalanya di meja kerja kakak iparnya, andaikan Ayya bukan keluarganya, bukan orang penting bagi adiknya mungkin Raiden sudah menghentikan pencarian sejak beberapa saat yang lalu. Pencariannya tidak ada kabar sama sekali, mana permohonannya di pusat belum juga disetujui. Apa Raiden menyerah saja? Membiarkan Ayya menghilang selamanya. Raiden menegakkan kembali punggungnya dan menatap layar komputer. Ia harus tetap mencari demi keponakannya. Raiden kembali memainkan jemarinya diatas keyboard, ia sudah memeriksa apartemen Zam