"Kamu masih punya pemotretan setelah ini?" "Masih, mungkin sampai malam. Akhir-akhir ini kamu sering kesini, apa engga apa-apa? Harusnya kamu temenin Zam di kantor untuk kerja bukan malah ke tempat kerjaku terus. Kasihan Zam, dia pasti capek karena double mengerjakan pekerjaan kamu juga." "Zam bilang tidak masalah, Dit. Aku kesinikan atas permintaan mama kamu, mengawasi kamu karena takutnya menerima banyak pekerjaan." Dita membalikkan badannya, menatap sahabatnya yang selalu menunggunya selesai bekerja. Menjadi supir dadakannya hampir semingguan ini, Marcel tidak pernah meninggalkannya sedetikpun, malahan beberapa pekerja disini menganggap Marcel adalah pacarnya. "Ada apa? Kamu mau makan sesuatu? Aku akan keluar membelikan kalau memang kamu pengen makan sesuatu." Dita kembali menata