"Rabu, Kamis, Jumat, mmmmm," gumam Aira sembari mengangkat tangannya tinggi-tinggi mengudara menghitung hari sambil membayangkan senyum Deanova pada langit-langit kamar. Senyuman tipis yang hanya ia dapati beberapa kali namun berhasil membuatnya selalu merindu sepanjang waktu. Keresahan melanda di malam ketiga setelah pertemuan terakhirnya bersama Deanova, hatinya seolah hambar karena tak mendapatkan kabar sedikitpun dari pria beriris coklat tembaga itu, entah sudah berapa kali dalam sehari ia mengecek layar ponselnya berharap nama 'Om Kulkas 2 Pintu' muncul di sana. Kecewa? Tentu karena pria yang telah mencuri hatinya tidak bertanggung jawab, membiarkannya terkubur dalam harapan semu. Ia ketik sederat kalimat panjang dengan jantung berdebar lalu mengklik tombol send, Aira mendesah kece