Bab 18. (Bella yang Tak seperti biasanya)

1047 Words
    Matahari pagi sudah muncul di langit timur. Namun Bella tetap tertidur dengan begitu pulasnya. Seakan dirinya habis dibius saja oleh Dewa Kartu. Hingga tiba-tiba saja Bella terbangun dari tidurnya. Karena merasakan perutnya keroncongan. Ya semalam tadi, ia lupa untuk makan sama sekali. Saking lelah dirinya, melakukan aktifitas semalam tadi.     "s**l! Kenapa perutku, terasa begitu lapar?" tanya Bella berbicara sendiri di dalam hatinya.     Gadis itu pun, lalu bangkit dari tidurnya. Ia lalu duduk bersila di atas tempat tidurnya. Seakan dirinya sedang mengumpulkan rohnya, yang tertinggal di alam mimpinya.     "Lebih baik, aku cuci muka dulu. Setelah itu membeli nasi uduk. Karena ibu pasti sudah ke pasar, sedangkan ayah pastinya sudah bekerja," kata masih di dalam kalbunya, sambil menguap.     Bella lalu beranjak dari tempat tidurnya, menuju ke kamar mandi. Untuk membersihkan wajah cantiknya itu.         Tak beberapa lama kemudian, ia pun telah keluar dari dalam kamar mandi. Gadis itu pun mengambil dompetnya dari dalam tasnya. Lalu melangkahkan kakinya keluar dari dalam kamarnya. Dengan hanya memakai daster, yang dipakainya untuk tidur.     Bella terus melangkahkan kakinya keluar dari kamarnya. Hingga ia pun tiba di pintu rumahnya. Gadis itu lalu memakai sandal jepit yang ada di depan pintu masuk rumahnya itu.     Bella lalu melangkahkan kakinya, menuju ke pintu pagar rumahnya, yang segera ia buka, lalu menutupnya kembali. Ia terus berjalan untuk menuju ke pedagang nasi uduk, yang berjarak hanya beberapa puluh meter dari rumahnya.      Jalanan belum begitu ramai, hingga Bella pun tak berpapasan dengan para tetangganya, yang masih berada di dalam rumahnya. Dirinya benar-benar terberkati dengan keadaan yang seperti itu.     "Untung para tetangga masih di dalam rumahnya. Kalau tidak, pasti mereka akan bertanya dengan perubahan hidungku ini," kata Bella, saat mendekati pedagang nasi uduk itu. Yang sedang melayani dua orang pembeli, yang merupakan tetangga Bella.     "s**l! ada ibu-ibu tukang gosip lagi. Aduh kenapa tadi, aku tak memakai masker?" ujar Bella, menghentikan langkahnya, 5 meter dari pedagang nasi uduk. Yang bernama Mpo Leni.         Niatnya untuk kembali ke rumahnya untuk mengambil masker, sirna sudah. Saat suara Mpo Leni yang cempreng memanggil namanya.     "Neng Bella sini, kenapa berhenti. Nasi uduk semur jengkol telur balado, yang eneng carikan?" teriak Mpo Leni, yang membuat Bella malu bukan kepalang. Namun tak ada pilihan lainnya bagi Bella. Kecuali menghampiri Mpo Leni, yang tersenyum ke arahnya.     Selangkah demi langkah. Bagi Bella bagai melangkah ribuan langkah saja. Walaupun, akhirnya ia pun tiba di warung nasi uduk itu. Di samping dua ibu-ibu setengah baya yang suka sekali bergosip.     Saat melihat Bella dari dekat. Mpo Leni pun terkejut, melihat hidung Bella menjadi mancung. Karena seminggu lalu, saat terakhir bertemu Bella. Hidung Bella masih pesek.     "Neng Bella! Kok hidungnya menjadi mancung sih?" tanya Mpo Leni dengan suara yang begitu keras. Hingga dua ibu-ibu suka gosip, yang memang musuh ibunya Bella melihat ke arah Bella dengan penuh kebenciannya. Tanpa Bella memiliki dosa sama sekali.     Dua ibu-ibu tukang gosip itu. Langsung saja pergi, untuk menyebarkan gosip tentang gosip tentang hidung Bella yang menjadi mancung, yang pastinya dibumbui oleh hal-hal yang tak benar.     "Memang hidung Bella, menjadi mancung Mpo?" tanya Bella pura-pura bodoh.       "Iya, masa eneng engga sadar?" kata Mpo Leni, sembari melayani nasi uduk yang biasa dibeli oleh Bella. Baik beli sendiri seperti ini, atau pun dibelikan oleh ibunya.     "Engga Mpo, tadi belum sempat ngaca," dusta Bella, yang akhirnya mengambil nasi uduk yang sudah berada di dalam plastik kecil.         "Aneh ya?" tanya Mpo Leni, sembari mengambil uang dari Bella.     "Ya, Bella juga engga tahu. Bangun-bangun hidung Bella sudah berubah. Ya, sudah Bella pulang dulu," Bella pun, melangkahkan kakinya, meninggalkan warung nasi uduk itu.     Saat Bella menuju rumahnya. Terlihat dua ibu-ibu tukang gosip itu, sedang bergunjing tentang hidung Bella yang menjadi mancung. Namun saat mereka melihat Bella melintas di hadapan mereka. Dua tukang ghibah itu pun terdiam.Seakan takut dengan Bella yang akan mengadukan mereka kepada ibunya. Yang pastinya, akan segera melabrak musuhnya itu, tanpa basa-basi lagi. Padahal Bella tak mungkin melakukan hal itu. Yang hanya mempermalukan keluarganya sendiri.     "Dasar tukang gosip," ujar Bella, di dalam hatinya. Sembari melirik ke arah dua ibu-ibu tukang gosip. Yang merasa ingin dibunuh oleh Bella saat itu juga. Dengan lirikan matanya yang begitu tajam itu.     Bella pun tiba di depan pagar rumahnya. Dirinya langsung saja masuk ke dalam rumahnya, tanpa mempedulikan para tetangganya. Yang sedang bergosip ria. Tentang hidung Bella yang mendadak menjadi mancung.     Setibanya di dalam kamarnya. Bella langsung saja membuka bungkus nasi uduk favoritnya. Yang langsung ia santap dengan lahapnya. Saking lahapnya, nasi uduk itu pun telah habis. Bella lalu menggumpal bungkus nasi uduk yang segera ia taruh di dalam kantung plastik kecil hitam. Yang ia biarkan tetap berada di lantai.     Gadis itu lalu mandi, untuk pergi ke kampusnya. Sesaat kemudian ia pun telah selesai. Berpakaian lengkap, lalu duduk di pinggir peraduannya.      Terlihat ia begitu malas untuk berangkat ke kampusnya.     "Entah kenapa, aku malas sekali. Untuk berangkat ke kampus," ucap Bella di dalam hatinya. Sembari menaikan tas ranselnya di punggungnya.     "Ya, tapi mau tak mau aku harus berangkat kuliah. Kalau tidak Nyonya Besar akan marah," kata Bella di kalbunya, lalu meninggalkan kamarnya, yang ia tutup pintunya.         Gadis cantik itu lalu selfie, dan langsung menguploadnya ke sosial medianya. Sebagai foto pertama dirinya berhidung mancung. Setelah itu, dirinya pun menuju pintu masuk rumahnya. Lalu mengambil sepatu kets nya. Yang segera ia kenakan. Baru saja ia berniat menuju motornya. Pintu gerbang rumahnya telah terbuka, karena kehadiran ibunya, yang baru datang dari pasar.     "Tumben, kamu sudah mau berangkat ke kampus pagi-pagi seperti ini?" tanya ibunya Bella, yang lalu memasukan motornya, di halaman rumahnya itu. Yang dipenuhi oleh belanjaan.     "Bella lagi semangat untuk kuliah, Bu," sahut Bella, lalu menghampiri ibunya. Dan mencium tangan kanannya ibunya itu.     "Baguslah, kalau ada perubahan. Nih uang jajan kaku," ucap ibunya Bella, memberikan uang seratus ribuan kepada puteri kesayangannya itu.         "Tumben, ibu ngasihnya lebih," kata Bella tersenyum ceria. Sambil memakai masker bergambar doraemon.     "Lagi, engga ada receh. Kamu juga tumben, pakai masker?" tanyanya dengan penuh keheranannya.     "Bella, malu sama hidung Bella," jawab Bella, lalu memakai helmnya.     "Kalau kamu malu, sini hidungnya buat ibu," ujar ibunya Bella, sambil menenteng belanjaannya ke dalam rumahnya.         "Ogah. Ya sudah, Bella berangkat ke kampus dulu," Bella pun meninggalkan ibunya untuk menuju motornya. Yang langsung ia lajukan dengan kecepatan standar, menuju kampusnya.     "Aneh, Bella tak seperti biasanya?" tanya ibunya Bella di dalam hatinya.     Perempuan setengah baya itu pun lalu memasukan barang belanjaannya ke dalam rumahnya, dengan penuh semangat.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD