Tiba-tiba saja kartu bergambar iblis bertanduk enam. Yang ada di hadapan Bella, melesat masuk ke dalam kening Bella. Tanpa dapat dihindari sama sekali oleh gadis berhidung pesek itu. Yang membuat Bella shock bukan main.
Bella mengira, kartu itu akan menubruk keningnya, dan akan membuat dirinya langsung mati saat itu juga. Namun apa yang ada dipikirannya itu tak terjadi sama sekali. Kartu aneh itu malah masuk ke dalam dirinya. Seperti sebuah bayangan saja.
10 detik setelah kartu itu masuk ke dalam keningnya. Bella merasakan hidungnya begitu gatal hingga ia pun menggaruknya dengan tangan kanannya. Saat tangan kanannya menggaruk hidungnya, ia merasakan ada yang aneh dengan hidungnya itu.
"Sebenarnya ada apa dengan hidungku ini?" tanya Bella berkata sendiri. Yang dijawab oleh Dewa Kartu.
"Permintaanmu sudah aku kabulkan. Hidungmu sudah menjadi mancung. Aku akan kembali, saat ingin mengambil imbalan atas permintaanmu yang telah aku kabulkan itu ...," jelas sosok astral itu.
"Kau ingin imbalan apa dari diriku?" tanya Bella dengan penuh penasarannya.
"Nanti juga kau tahu, jika saatnya tiba ...," timpal sosok gaib itu. Seakan ingin memberikan teka-teki kepada Bella.
"Beritahu aku," tak ada jawaban dari suara makhluk gaib itu lagi. Karena makhluk gaib yang mengaku sebagai Dewa Kartu telah pergi entah ke mana.
"Sepertinya dia sudah pergi. Tapi peduli setan, yang penting keinginanku sudah dikabulkan. Lebih baik aku melihat hidungku di cermin. Siapa tahu, apa yang dirasakan sama tanganku. Itu hanyalah sensasi tanganku saja," kata Bella di dalam hatinya, lalu tersenyum sendiri.
Bella lalu bangkit dari tempat tidurnya, dan melangkahkan kakinya menuju cermin yang ada di dalam kamar luas itu.
Betapa terkejutnya Bella, saat melihat pantulan dirinya pada cermin hiasnya itu. Hidungnya yang pesek kini benar-benar menjadi mancung. Sesuatu yang sangat ia impikan seumur hidupnya. Kini menjadi sebuah kenyataan yang pasti.
"Yes! hidung gue jadi mancung!!" teriak Bella dengan sangat kerasnya, sambil melompat-lompat di dalam kamarnya itu.
Teriakan Bella yang begitu keras itu telah membuat kedua orang tua Bella terbangun dari tidurnya. Karena terganggu oleh suara teriakan Bella, yang seperti orang gila saja.
Mereka berdua lalu menuju ke dalam kamar Bella, dengan terburu-buru. Mereka khawatir takut terjadi apa-apa dengan diri putri kesayangannya itu.
"Bella, buka pintunya," ucap ayahnya Bella sambil mengetuk pintu kamar Bella yang dikunci itu.
Mendengar suara ayahnya memanggil dirinya. Bella pun segera berlari kecil menuju pintu kamarnya itu. Setibanya di tujuannya. Bella lalu membuka pintu kamarnya.
Saat pintu kamar itu terbuka dengan lebarnya. Tampak kedua orang tua Bella terkejut. Karena hidung putrinya yang pesek sejak lahir. Tiba-tiba saja berubah menjadi mancung. Hingga ayahnya pun bertanya kepada Bella.
"Bella kenapa hidung kamu bisa menjadi mancung?" Bella nampak bingung mendapatkan pertanyaan dari ayahnya itu. Karena ia tak tahu, harus memberi jawaban apa. Atas pertanyaan ayahnya itu.
Inginnya ia mengatakan apa yang sebenarnya terjadi dengan hidungnya itu. Namun ia tahu, jika dirinya berkata jujur kepada kedua orang tuanya. Masalahnya akan menjadi rumit. Bisa-bisa dirinya akan diceramahi oleh orang tuanya secara bergantian. Karena telah melakukan hal-hal yang di luar nalar manusia. Yaitu melakukan ritual perjanjian dengan makhluk gaib. Yang tentu memiliki risiko, yang belum ia ketahui sama sekali oleh dirinya.
Setelah cukup lama terdiam. Akhirnya Bella pun merespons perkataan ayahnya itu. Dengan berpura-pura menjadi bodoh.
"Memang hidung Bella jadi mancung ya, Yah?" tanya Bella pura-pura bodoh. Sembari memencet hidungnya yang kini mancung dengan tangan kanannya.
"Iya, kenapa hidung kamu bisa menjadi mancung?" tanya ayahnya Bella untuk yang kedua kalinya. Tentang perubahan hidung pesek putrinya itu menjadi mancung.
"Jadi ini bukan mimpi ya, Yah?" Bella pun mencubit lengan kirinya dengan cubitan tangan kanannya. Lalu melanjutkan perkataannya kembali.
"Mungkin hidung Bella menjadi mancung, karena sebelum tidur Bella menjepit hidung Bella sama jepitan baju. Mungkin hasilnya baru kelihatan sekarang," lanjut Bella berusaha mengelabui kedua orang tuanya.
"Tidak mungkin dengan menjepit hidung kamu yang pesek dengan jepitan baju. Hidung kamu bisa mancung," kata ibunya Bella.
"Kalau Ibunya tidak percaya. Coba saja hidung Ibu yang pesek itu dijepit pakai jepitan baju, sebelum tidur," kata Bella seakan sedang menyindir hidung ibunya yang pesek.
Mendengar jawaban dari Bella itu. Ibunya hanya terdiam sambil memegang hidungnya yang pesek dengan tangan kanannya. Sedangkan ayahnya Bella tersenyum menahan geli. Atas jawaban dari putrinya yang apa adanya itu.
Namun senyumnya hanya sesaat, karena Bella sudah mulai melihat gelagat ayahnya akan bicara kembali. Bella pun mendahuluinya untuk bicara. Mencari alasan agar dapat menghindari kedua orang tuanya itu.
"Yah, Bu. Bella mau ke kamar mandi dulu nih. Bella sakit perut nih," alasan Bella pun berkata.
Tanpa menghiraukan keberadaan kedua orang tuanya lagi. Bella pun pergi menuju ke arah kamar mandi yang ada di dalam kamarnya itu. Dengan pura-pura memegang perutnya yang tak sakit sama sekali.
"Aku rasa itu hanya alasannya saja untuk menghindari kita," kata ibunya Bella dengan sedikit ketus. Karena masih merasa kesal dibilang pesek oleh Bella.
"Iya, seperti kamu. Pintar mencari alasan," sahut ayahnya Bella tersenyum.
"Bukannya seperti kamu?" sergah ibunya Bella, dengan nama ketus bercampur manja.
"Sudah, lebih baik kita ke kamar. Aku ingin menjepit hidungmu yang pesek itu pakai jepitan baju. Siapa tahu besok pagi hidungmu menjadi mancung. Seperti Bella," tutur ayahnya, lalu tertawa lepas.
Ayahnya Bella lalu melangkahkan kakinya menuju ke kamarnya yang diikuti oleh istrinya dari belakang.
"Aku itu memang pesek. Tapi aku itu sekyu...," sahut ibunya Bella dengan suara yang manja.
"Apa itu sekyu?" tanya ayahnya Bella saat sudah berada di dalam kamarnya.
"Biar pesek tapi ayu ...," jawab ibunya Bella. Lalu menatap pintu kamar mereka dengan lembutnya.
Pasangan suami istri itu terus bercanda. Seolah pasangan remaja yang sedang kasmaran.
Sepeninggalan mereka berdua, tiba-tiba saja pintu kamar Bella yang terbuka lebar bergerak dan menutup sendiri secara perlahan-lahan tanpa diketahui oleh siapa pun.
Sepeninggalan kedua orang tuanya. Bella lalu keluar dari dalam kamar mandi. Dirinya tersenyum sendiri, karena berhasil mengusir kedua orang tuanya dari dalam kamarnya. Agar tak bertanya banyak dengan hidungnya yang menjadi mancung.
Gadis itu pun lalu melangkahkan kakinya untuk menuju tempat tidurnya yang terbuat dari kayu.
"Bagaimana reaksi orang-orang,kalau hidungku menjadi mancung. Pasti mereka akan bertanya-tanya," ucap Bella dengan kerisauan hatinya itu.
"Berikan aku solusi, Tuhan ...," ujar Bella di dalam hatinya.
Bella lalu terdiam. Berusaha untuk memejamkan sepasang matanya kembali. Namun tiba-tiba saja. Ia mendengar suara Dewa Kartu, atas kegelisahan isi hatinya itu.
"Kau tak perlu risau. Tidurlah, percayalah kepadaku. Besok pasti ada solusinya ...," kata Dewa Kartu.
Seakan terhipnotopis. Bella pun tiba-tiba tertidur dengan begitu nyenyaknya di tempat tidurnya itu.