Wisnu terus melajukan motornya di jalanan perkampungan itu, dengan kecepatan rendah. Karena banyak warga perkampungan yang beraktifitas di jalan perkampungan, yang hanya cukup untuk 2 motor lewat secara bersamaan itu. Hingga tak memungkin Wisnu untuk melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Wisnu tak ingin mengambil risiko dengan keadaan seperti itu. Sepanjangnya jalan perkampungan itu. Akhirnya bermuara juga pada sebuah jalan raya, yang sama macetnya dengan jalan raya yang tadi. Mau tak mau, Wisnu harus melewati jalan raya itu. Karena tak ada jalan lain untuk menuju ke kostan Erin, kecuali jalan raya itu. "Benar-benar menguji kesabaranku ini, untuk sampai di tempat kost Erin," kata Wisnu di dalam hatinya, saat mulai melaju di jalan raya itu, dengan kesabaran yang i