When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Nadi tidak hanya memagut bibir Artha namun jemarinya juga meraba d**a Artha membuka kancing bajunya. Jangan fikir Nadi suka ini rasanya begitu menyakitkan mengesampingkan harga dirinya gara-gara ucapan jahat Artha. Sekalipun dia pernah mencintai laki-laki ini dahulu, Nadi tidak pernah memikirkan akan melakukan hal semurahan ini. Beberapa detik itu berlangsung sampai Nadi yang memejam menerobos gigi rapi Artha berusaha menyapu rongganya, setika Artha mendorong tubuh Nadi, “Kau sudah tidak waras, Nadi!” Pekik Artha membuat Nadi terhempas kembali ke tempat duduknya, laki-laki itu lalu membuka pintu mobilnya keluar dari sana. Nadi mengusap bibirnya yang sedikit membasah dia menahan dirinya agar tidak menangis karena dipaksa menjadi orang lain, beberapa saat kemudian tersenyum melihat kelu