Pulang dari musholla. Setelah meletakan mukena, dan sajadahnya di dalam kamar. Ziah langsung masuk dapur. Ia masih merasa malu untuk berdekatan dengan Wira. Apalagi kalau hanya berduaan saja. "Bu, kita masak apa untuk sarapan?" Tanya Ziah pada ibu mertuanya. "Di kulkas masih ada telur rebus, dan bumbu masak habang, Ibu sudah masak nasi kuning. Tinggal mencampur telur rebus dengan bumbu merah saja lagi," jawab Wirda. "Ooh, iya, Bu." Ziah langsung membuka kulkas, dengan cekatan ia membuat telur masak habang dengan bahan yang tersedia di dalam kulkas. Sementara Wirda menggiling pakaian di mesin cuci. Mencium aroma wangi dari sambal merah, Wira masuk ke dapur. Wira mengambil gelas, lalu ia menuang air putih dari teko plastik di atas meja. Wira duduk di kursi dapur, baru meminum air putih