Bab 1

1238 Words
Novan lari lantang luntung ke tempat sepi. Dia duduk di kursi taman. Seluruh badannya gemetar, nafasnya sesak. Ia mengatur nafas, coba menenangkan diri. Tapi sekelibat bayangan perempuan cantik itu membuatnya mual. “Kamu gak apa?” Tanya seseorang. Novan mendongak dan terbelalak sesaat, lalu memalingkan wajahnya. Perempuan cantik tadi menghampirinya. Mual yang tadi di tahannya malah semakin menjadi. “Kita belum kenalan ya?” Perempuan itu duduk di sebelahnya. Ia menyodorkan jabatan tangan. “Kenalin, aku Sar...” Novan menepisnya. Ia bangkit dari duduk. “Loh? Kok gitu? Aku tuh mau kenalan sama ka..” “Aku gak mau.” Perempuan itu terperangah. “Kenapa?” “Karena itu gak penting.” Novan pergi dari sana, meninggalkan perempuan itu yang duduk termangu di tempatnya.   **** Setelah berkeliling kesana kemari, akhirnya Novan tiba di kelas saat guru sedang mengajar. “Kamu kenapa baru masuk?” Tanya pak guru dengan rambut yang hampir putih seluruhnya. “Maaf pak, saya anak baru. Saya tadi kesasar nyari kelas pak.” Bapak itu menatap Novan dari atas sampai bawah, lalu mangut- mangut. “Oh, yang baru pindah hari ini ya? Ya sudah, kamu boleh masuk.” Novan sedikit membungkukkan badan dan pergi ke kursinya. “Ketua kelas, lain kali kamu temani dia keliling sekolah. Jangan sampai nyasar lagi. Kamu sudah ada buku cetak belum nak?” Novan mengeleng. “Belum pak.” “Ya sudah. Andi, iya. Ketua kelas kan? Kamu bagi lihat dulu buku cetakmu ke anak ini ya.” Andi mengangguk dan menggeser kursinya ke samping Novan. Pak guru kembali melanjutkan pelajaran. “Pst, Van! Novan!” Andi memanggilnya, setengah berbisik. “Hmm.” “Kamu kenapa tadi gak mau kenalan sama si Sarah hah? Kamu masih baru tapi udah buat heboh tadi tau gak.” “Males. Gak penting.” Andi terbelalak. “Gak penting kamu bilang? Gilak ya. Tuh cewek paling cantik seantaro sekolah loh yang deketin kamu!” “Terus kenapa?” Andi geleng- geleng kepala. “Melewatkan kesempatan emas kau tuh. Tuh orang- orang pada pengen tau kenalan sama si Sarah. Dia itu selebgram, dengan followers dia sampai 2 M!” “Ya terus?” Andi terperangah, lalu geleng- geleng kepala. “Ish! Emang ya kau! Jarang- jarang Sarah kayak gitu tau! Kayaknya dia naksir kamu deh, makanya dia mau ajak kenalan. Cieee...” Andi menyikutnya. Novan berdecak kesal. “Kamu aja yang kenalan sama dia. Aku mah nggak mau.” “Dianya mau kenalan sama kamu tapi. Kalo aku jadi kamu mah, udah aku sikat aja. Kapan lagi ya gak? Cantik bening gitu, pintar pula.” Novan mangut- mangut. “Ya. Memang. Tapi bukan tipeku.” Andi terbelalak mendengarnya, lalu geleng- geleng kepala. “Memang agak lain kau.” **** Sarah menggigit kuku jari tangannya sampai kukunya berantakan tak karuan. Saat ini kelasnya, XI MIPA 1, sedang pelajaran olahraga. Tapi dia dan teman satu geng, Rissa dan Lili memilih untuk tetap di kelas daripada main di lapangan. Toh, kali ini olahraga bebas karena gurunya sedang berhalangan hadir. Lili melirik Sarah dan menyikut Rissa. “Kenapa tuh si Sarah?” “Itu .. tadi ..” “Tadi kenapa?” Lili mengernyitkan alis. “Ck, kamu mah. Itu loh, tadi kan si Sarah mau kenalan sama ada anak cowok, anak baru kayaknya. Cakep. Tapi dianya nggak mau kenalan sama Sarah, padahal udah Sarah kejar. Tetep aja dia nggak mau.” Rissa menjelaskan semuanya. Lili melongo. “Ada cowok gak mau kenalan sama Sarah?” Lili geleng- geleng kepala. “Gak beres tuh cowok kayaknya.” “Ya kan?!” Sarah menimpali. Ia menggebrak meja di depannya. “Kan, memang nggak beres itu cowok memang! Bisa- bisanya nggak mau kenalan sama aku, padahal semua cowok itu duluan minta kenalan! Ini aku ajak kenalan baik- baik, dianya malah nggak mau! Kalian tau nggak tadi dia bilangnya gimana?” “Gimana memangnya?” “Dia bilang gini.” Sarah melipat kedua tangannya di d**a dan mendongakkan kepalanya. “..Karena itu nggak penting.” Sarah meniru persis seperti yang di katakan Novan tadi. Kedua temannya melongo melihatnya. “Hah? Ada cowok kayak dia ya? Aneh banget deh,”celetuk Lili. Rissa mengangguk setuju. “Ya kan? Aneh banget kan? Harusnya dia itu bersyukur tau mau aku ajak kenalan duluan gitu. Aku yang inisiatif duluan gitu. Jarang- jarang loh aku kayak gini, cuma sama beberapa orang aja. Ck, itu anak.” Lili dan Rissa saling pandang, lalu mengangguk bersamaan. “Mungkin dia malu- malu kali, atau agak kaget gitu di ajak kenalan sama kamu,”timpal Rissa. Lili mangut- mangut. “Mungkin gitu Sar. Mungkin dia tuh jadi terlalu terpana sama kecantikan kamu gitu, jadinya dia kayak canggung gitu dan malu buat kamu ajak ngomong, gitu.” Kali ini Rissa ikut menimpali. Sarah menompang dagu dan menatap kedua temannya itu. Dia mangut- mangut. “Mungkin, kalian ada benarnya juga ya. Bisa jadi juga ya. Mungkin dia nggak biasa kali ya di ajak kenalan duluan sama cewek, apalagi cewek kayak aku gitu, jadinya dia malu- malu gitu.” “Kayak tsundere!”Timpal Lili. Rissa berdecak. “Dasar wibu!” Lili menatap sinis Rissa dan berdecak kesal. Sarah mengernyitkan alis. “Tsundere itu apaan?”Tanya Sarah. “Itu loh, kayak mau tapi malu. Yah, malu- malu kucinglah ya bisa di bilang. Tuh kali aja dia begitu Sar. Mungkin dia malu- malu kucing, kagok karena di ajak kenalan sama kamu,”jelas Lili. Sarah mangut- mangut. “Hem, bisa jadi juga ya …” “Halah, palingan entar lagi juga dia bakalan kepoin kamu. Mungkin dia bakalan nyari sosmed kamu? Coba aja nanti cek, kali aja nama sosmednya gak jauh beda sama nama aslinya. Tadi siapa namanya?”Tanya Rissa. “Hem … Novan namanya, tapi gak tau lengkapnya siapa.” “Namanya cakep ya, kayak orangnya,”celetuk Lili. Sarah menatapnya sinis. Lili nyengir lebar. “Nah, itu. Kali aja dia bakalan follow kamu nanti di IG. Kali aja kan, dia coba nyari tau IG kamu dari temennya siapa deh tadi itu, yang agak kucel itu. Terus dia stalking deh akun kamu. Gak ada anak sekolah ini yang nggak tahu akun IG kamu kan,”ujar Rissa. Sarah mangut- mangut setuju. “Hem, bener juga sih kamu Ris. Oke deh, aku tungguin deh nanti malem. Kali aja dia langsung follow. Hehehe, lumayan juga. Kalo anak seganteng dia, kira- kira feed IG dia gimana ya?” Sarah mulai berandai- andai. “Mungkin feeds dia aesthetic kali, biasanya kan orang cakep dan malu- malu kucing kayak dia suka gitu. Sering nggak terduga kan,”celetuk Rissa. “Atau mungkin, feeds IG dia penuh info tentang bola, atau olahraga apa gitu yang dia minati,”timpal Lili. Sarah dan Rissa melirik Lili. Lili mengernyitkan alisnya. “Loh, nggak salah kan? Biasanya kan cowok kayak gitu feeds IG tuh.” “Ih, nggak mungkin ah! Anaknya ganteng cakep gitu, ya pasti aesthetic lah feeds-nya!”Protes Rissa tak setuju. “Yah, mana aku tahu. Kali aja dia sama aja kayak cowok biasa, kan cowok biasanya gitu aja toh kesehariannya. Gak kayak kita yang cewek, sering buat story selfie atau apalah, cowok mah biasa story nggak jauh tentang bola atau musik,”balas Lili. “Udah heh udah, pokoknya kita lihat aja nanti malam. Feeds aesthetic atau feeds sport kayak yang di bilang Lili.” Sarah merelai kedua temannya. “Pokoknya bakal aku tunggu itu orang buat follow aku. Aku tunggu kamu di sosmed, Novan.” ****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD