6.4

1317 Words

Sejak detik pertama Umar bicara omong kosong, Ammar sudah sangat ingin menguliti pria itu. Umar membanggakan apapun yang telah ia dan Amira lalui di dalam kamarnya, lalu bagaimana Amira merawatnya dengan baik, bicara soal dia yang melucuti pakaian Amira di balkon apartemen ini dan terakhir, membahas ranjang mereka langsung di depan Ammar. Sekali lagi semua itu dibahas oleh Umar sendiri, kecuali bagian ranjangnya Amira memang yang memulai. Dan tetap saja, semua itu sudah cukup untuk dijadikan alasan baginya untuk memukul Umar dengan membabi buta. Ammar bahkan sudah sangat siap menghancurkan hidup pria ini. Pemikiran tentang Umar yang hanya memanas-manasinya bukan tidak pernah singgah pada Ammar. Namun begitu, sekalipun hanya dalam pikiran terliarnya tidak ada yang boleh menjadikan Amira ber

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD