5.3

1787 Words

Malam itu dengan posisi tiduran telungkup Amira berpikir keras. Apakah Divya tidak punya kepedulian yang sama dengannya seperti kepedulian Amira pada kembarannya itu? Apakah disini hanya Amira saja yang terlalu menyayangi saudara kembarnya? Selama apapun ia berpikir jawabannya tetap saja menunjukkan hal yang sama. Namun begitu ia mencoba memaklumi semua itu. Divya baru mengetahui keberadaannya beberapa bulan yang lalu sedang Amira sudah dikenalkan dengan Divya sejak dirinya bahkan belum lancar berbicara. Amira, sebenarnya juga masih merasakan kesal di sudut hatinya mengingat Divya tidak bisa memahami keadaan. Ibarat melihat sebuah lukisan, kembarannya itu hanya fokus pada satu objek saja. Dia berdiri terlalu dekat dengan sesuatu yang menjadi kepentingannya, dan lupa mundur tiga atau empa

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD